Part 1

138 34 41
                                    

Vania menatap toko kue di seberang sana yang ramai akan pengunjung padahal baru jam 8 pagi. Perempuan berumur 22 tahun itu merapikan bajunya dan segera melangkah menuju toko itu. Vania's Bakery, nama yang diambil dari namanya sendiri. Toko itu dibuat Vania untuk memenuhi keinginan mamanya yang ingin mempunyai toko kue sendiri, tapi sayang sebelum semua itu terjadi mamanya sudah tiada.

Kebakaran 5 tahun lalu membuat ia kehilangan dua orang yang amat ia sayangi, papa dan mamanya. Tidak ada yang tahu penyebab kebakaran itu. Air matanya mulai mengalir, segera ia menghapus air mata itu dan terus melangkah menuju toko kuenya. Terlalu sakit untuk terus larut dalam kesedihan.

Ia sampai di depan toko kue dengan desain klasik , segera ia dorong pintu kacanya dan melangkah masuk.

"Pagi Nia" sapa Vian, sahabat sekaligus Chef Baker di toko kuenya. Karyawan lain juga ikut menyapa Nia. Nia tersenyum kepada mereka "Selamat pagi semua."

Nia, begitulah orang - orang memanggilnya. Nia pun berjalan menuju ruangannya, sudah setahun lamanya toko kue Nia dibuka dan selama setahun juga tokonya selalu ramai. Nia melihat ke antrian pengunjung yang sangat panjang. Ia senang karena dapat memenuhi keinginan mamanya. Nia teringat kembali akan mamanya. Ingatan tentang kedua orang tuanya kini hanya tinggal kenangan.

Tok . . . Tok . . .

Suara ketukan pintu itu membuyarkan lamunan Nia. Nia mempersilakan orang itu masuk. Seorang perempuan dengan rambut sebahu kemudian masuk sambil membawa beberapa kertas. Namanya Anna, sahabat Nia yang turut membantu Nia mengurus toko kuenya.

"Hai Nia, ini data pendapatan dan pengeluaran toko kue kita bulan ini dan beberapa daftar pesanan kue yang diminta" Kata Anna sambil menyerahkan kertas - kertas itu pada Nia.

"Makasih Anna, kau boleh kembali bekerja" kata Nia sambil tersenyum pada Anna.

"Kau tidak ingin makan siang?" Tanya Anna

"Tidak, aku belum lapar." Jawab Nia sambil tersenyum

"Iya deh, tapi ingat makan ya dan jaga kesehatanmu."

Anna pun keluar dari ruangan Nia. Nia menatap tumpukan kertas yang ada di mejanya. Ia mengambil kertas - kertas itu dan membacanya satu per satu.

Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Toko kue Nia sudah tutup dan karyawan sudah bersiap untuk pulang. Tapi Nia masih asik berkutat dengan laptop dan kertas - kertas di mejanya. Terdengar suara Anna dari luar dan kemudian ia masuk ke ruangan Nia.

"Ya ampun Nia, ini sudah jam 8 malam toko juga sudah tutup. Hentikan pekerjaanmu dan kita pulang sekarang." Kata Anna dengan cemberut

"Sebentar lagi Ann, tanggung." Jawab Nia tanpa memandang Anna

"Kau sudah bekerja keras Nia, cupcake kreasi barumu banyak peminatnya. Dan pendapatan kita bulan ini meningkat 10% dibanding bulan lalu. Ibumu pasti bangga padamu Nia." Kata Anna

Nia memandang Anna dan tersenyum. Ia berdiri dan memeluk sahabatnya

"Bukan cuma aku yang bekerja keras. Kau juga telah banyak membantuku."

Kalau bukan karena sahabatnya ini, Nia tidak akan dapat bangkit dari kesedihannya dan menjalani hidupnya. Anna adalah sahabat yang baik untuk Nia. Ia selalu menemani dan menguatkan Nia sejak kejadian 5 tahun yang lalu. Kehilangan orang yang disayang sungguh menyakitkan.

Vania melepas pelukannya, "Sudah ada perkembangan dari kasus kebakaran rumahku 5 tahun lalu. Polisi menemukan beberapa bukti yang memperkuat dugaan jika rumahku dibakar secara sengaja oleh seseorang. Tapi karena kejadian itu sudah sangat lama kemungkinan untuk menemukan pelaku sangat sulit."

Cupcakes LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang