Kringg . . . Kringg . . .
Jam 5 pagi alarm Nia berbunyi. Ia meraih alarmnya dan mematikannya.
Ia sengaja bangun pagi hari ini, ia berencana membuatkan menu sarapan spesial buat tantenya.Ia mengambil ponselnya, dilihatnya ada sebuah pesan yang masuk. Segera ia baca pesan itu.
"Wahh, ada pesanan cupcakes lagi..." ucapnya sambil menatap layar ponselnya. Dan matanya membulat ketika tau siapa pengirimnya. Yupp, direktur perusahaan Michael Group, Michael Evan. Siapa yang tidak kenal dengan pria sukses satu ini.
Nia tidak menyangka jika Evan akan memesan cupcakes-nya. Selama ini ia berpikir jika orang seperti Evan akan lebih memilih memesan desserts dari toko - toko kue terkenal.
Ini adalah kesempatan emas untuknya. Bukan untuk mendapatkan hati Evan, karena Nia tau ia buka tipe wanita yang diinginkan direktur sukses dan tampan itu. Ia hanya ingin membuat toko kuenya dikenal banyak orang, ia akan membuat cupcakes yang enak untuk semua tamu Evan, sekalian promosi.
Pada saat jam makan siang nanti Evan mengajaknya bertemu di restoran depan kantornya untuk membahas variasi cupcakes yang ingin ia pesan. Nia segera membalas pesan itu secepat kilat dan mengirimnya.
"Kesempatan emas tidak akan aku sia - siakan begitu saja." Ucap Nia sambil tersenyum manis
Ia segera bangkit dari kasurnya dan tidak lupa ia merapikannya. Ia bergegas ke dapur untuk menyiapkan sarapan spesial buat tantenya. Dengan cekatan sarapan buatannya pun jadi.
Bubur yang kental dengan kaldu ayam dan jagung di dalamnya, membuat bubur itu terlihat menarik. Tidak lupa Nia menaburi ayam suir, bawang goreng dan daun bawang di atasnya.
Tante Evy berjalan menuju dapur. Aroma kaldu ayam membuat ia lapar.
"Wah, wah, pagi - pagi sudah buat sarapan yang enak. Wangi lagi..." puji tante Evy
"Tante bisa aja, ini Nia buat khusus untuk tante tau." Jawab Nia malu - malu
"Sudah bisa menjadi istri yang baik buat suami nih." Ejek tante Evy
Pipi Nia memerah karena ejekan tantenya. Ia pun segera duduk dan memakan sarapan buatannya.
"Kapan kamu punya pacar Nia?" Tanya tante Evy tiba - tiba
Nia tersedak mendengar pertanyaan tante Evy.
"Punya pacar? Dekat sama seseorang aja belum." Ucap Nia dalam hati
"Kok tiba - tiba tante nanya kayak gitu? Nia masih mau fokus kerja dulu tan." Jawab Nia
"Habisnya kamu itu cantik, mandiri, pinter masak, punya toko kue sendiri lagi masa belum punya pacar sih." Ucap tante Evy
"Tante mahh, emang Nia belum ketemu jodohnya yah mau gimana."
Tante Evy hanya geleng - geleng. Dan merekapun melanjutkan sarapannya.
Setelah sarapan, Nia pun bersiap - siap untuk berangkat ke tokonya. Seperti biasa sebelum pergi ia berpamitan dengan tantenya.
"Hati - hati di jalan ya, inget makan siang." Kata tante Evy sambil memeluk Nia
"Iya tante." Nia membalas pelukan tantenya
"Nia pergi dulu tan."
Nia pun masuk ke mobilnya dan segera berangkat ke toko.
***
Evan memandang ponselnya. Vania telah membalas pesannya dan nanti siang mereka akan bertemu di restoran depan kantor.
"Maaf direktur, rapat akan segera dimulai 15 menit lagi." Ucap Frandy
"Baiklah saya akan ke sana." Evan menutup ponsel dan segera menuju ke ruang rapat.
Satu per satu rekan kerja Evan mempresentasikan rancangan produk baru. Evan memperhatikannya dengan seksama. Setelah 1 jam rapat itu pun diakhiri.
"Kalian semua telah bekerja keras." Ucap Evan
Ia bangkit dari kursinya dan kembali ke ruangannya. Hasil rapat hari ini sangat memuaskan. Semua rancangan sesuai dengan keinginan Evan, hanya ada sedikit lagi yang harus diubah. Beberapa bulan ke depan mungkin produk barunya sudah bisa dipasarkan.
Kembali ia sibuk memilih pakaian yang akan ditampilkan saat fashion show nanti. Melalui fashion show inilah Evan akan memperkenalkan produk perusahaannya sampai ke luar negeri. Evan akan berusaha menampilkan rancangan terbaik perusahaannya.
Tiba - tiba ponselnya berbunyi, ternyata itu pesan dari Vania. Ia sudah sampai di restoran tempat mereka akan bertemu. Segera Evan melangkah keluar dari ruangannya dan menuju ke restoran itu.
***
Nia sudah sampai di restoran tempat dimana Evan dan dirinya akan bertemu. Segera ia mengambil tempat kosong di dekat jendela kaca. Setelah ia duduk, ia pun mengirim pesan pada Evan, memberitahukan jika ia sudah sampai di restoran.
20 menit kemudian ponsel Nia berbunyi, Evan menelpon dirinya. Diangkat telpon itu dan terdengar suara Evan.
"Anda di mana?"
Nia terdiam sejenak karena mendengar suara lembut Evan. Hatinya berdebaran tidak karuan.
"Oo... saya ada di... meja dekat jendela. Nomor mejanya 18." Ucap Nia terbata - bata
Evan mematikan telponnya dan menuju tempat yang dikatakan Nia. Langkah Evan terhenti. Matanya melihat seorang perempuan yang duduk didekat jendela. Ukiran wajah yang indah dengan bola mata hitam dan besar membuat ia terlihat semakin sempurna. Rambut panjangnya terlihat semakin berkilau karena sinar matahari yang mengenainya.
Disaat yang sama Nia mengalihkan pandangannya ke arah pintu masuk. Dilihatnya seorang pria tampan dengan setelan jas biru tua membalut tubuhnya yang tegap dan tinggi. Hidung yang mancung, pandangan mata yang tajam, dan bentuk bibirnya... Semua terlihat sangat sempurna.
Keduanya pun saling berpandangan cukup lama. Dunia seperti milik mereka berdua.
"Cantik..." ucap Evan tanpa ia sadari
Evan pun tersadar dan berjalan menghampiri Nia. Jantungnya berdegup kencang saat pertama melihat Nia tadi.
"Kamu... Vania ya? Saya Michael Evan." Evan memperkenalkan diri
"Iya saya Vania." Ucap Nia seraya berdiri dari tempat duduknya
Mereka saling berjabat tangan.
"Tangan yang lembut..." ucap Evan dalam hati
"Genggamannya terasa nyaman dan... hangat." ucap Nia dalam hati
Nia tersadar dan melepas genggaman tangan mereka. Ia yakin wajahnya sudah memerah. Mereka berdua pun duduk. Tidak ada suara, keduanya terdiam cukup lama. Canggung... itu yang mereka rasakan. Akhirnya Nia memberanikan diri untuk memulai pembicaraan.
"Jadi... kamu ingin memesan cupcakes yang bagaimana?" Tanya Nia gugup
"Apa ada variasi rasa?" Evan bertanya
"Ada. Kamu hanya tinggal bilang saja mau rasa yang bagaimana, toko kami akan berusaha membuatnya sesuai permintaan." Nia tersenyum
"Saya ingin ada 5 varian rasa. Coklat, vanila, strawberry, red velvet, dan greentea."
Nia segera mencatatnya.
"Bagaimana dengan dekorasinya?" Tanya Nia
"Dekorasinya terserah kamu yang membuatnya... Tema fashion show kami spring." Ucap Evan tersenyum
Nia terkejut, ia baru saja ingin menanyakan tema tapi sudah dijawab duluan oleh Evan. Mereka berdua meneruskan pembicaraan.
Tidak terasa pertemuan mereka siang itu pun berakhir karena Evan masih harus melanjutkan pekerjaan begitu pula dengan Nia. Setelah semua selesai di bahas dari jumlah, rasa, dekor, serta harga cupcakes, mereka pun meninggalkan restoran itu.
Jangan lupa di voment ya ^^
Thankyou
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupcakes Love
RomanceVania Michella seorang gadis 22 tahun pemilik Vania's Bakery yang ia dirikan untuk memenuhi keinginan ibunya. Ia kehilangan kedua orang tuanya akibat kebakaran di rumah Vania 5 tahun yang lalu yang diduga dilakukan sengaja oleh seseorang. Dalam menj...