Sadly (Bagian 2)

47 3 1
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bersamanya, Tim Forensic segera melakukan olah TKP dan identifikasi korban. Beruntung Iptu Mulyono mengenal wajah mayat itu meski sudah sedikit membusuk, wajah mayat itu persis seperti foto cucu kakek Sadli yang dilaporkan hilang tadi pagi.


"Pak Mul, pukul berapa sekarang? Jam saya rusak nih" tanya dokter Sisca sambil mengambil beberapa sampel belatung yang mengerubungi potongan mayat tersebut.


"Pukul dua belas pas, Jawab Iptu Mulyono singkat." Setelah pemeriksaan awal yang dilakukannya selesai dokter Sisca menginstruksikan agar mayat tersebut dibawa ke RS Bhayangkara untuk segera di rekonstruksi dengan tujuan identifikasi lebih lanjut.


"Sis, anak itu mirip dengan anak hilang yang dilaporkan tadi pagi"


"Itu urusan anda pak, urusan saya hanya sebatas mayat ini" Jawab dokter Sisca sambil tersenyum. Iptu Mulyono segera menghubungi kakek Sadeli untuk mengenali jenazah tersebut.

***


Setibanya di kamar mayat RS Bhayangkara kesedihan kakek Sadli tertumpah ruah. Cucu kesanyanganya itu tergolek berantakan di ranjang jenazah.


"Sis, kenapa belum kau rapikan tubuhnya?"


"Saya tadi makan siang dulu, temuan penting dari mayat itu sudah saya kantongi kok, selebihnya kan tugas anda mengungkap kasus."


"Apa yang kau temukan ?"


"Chrysomya villeneuvi panjangnya rata-rata 10 milimeter, dan semacam serat tanaman aquatik yang tertinggal pada luka irisan leher"


"Apa maksudmu?"


"Sudah, biar saya yang urus tentang mayat, nanti saya kabari detail hasilnya. sekarang tolong carikan saya data suhu sekitar TKP dua hari belakangan." Iptu Mulyono masih bingung dengan pernyataan dokter Sisca, menindaklanjuti permintaan dokter Sisca, Iptu Mulyono menghubungi koleganyanya di BMKG. Sambil menunggu kabar dari koleganya Iptu Mulyono mengantar kakek Sadli pulang, sedangkan jenazah cucunya belum bisa dibawa pulang karena masih harus diperiksa lebih lanjut.

***


Iptu Mulyono makin terenyuh sesampainya di rumah kakek Sadli, dia tinggal seorang diri di bantaran kali jagir karena tetangganya sudah banyak yang pindah lantaran beberapa hari lagi kawasan ini akan diratakan pemkot. Iptu Mulyono melihat sekeliling rumah sempit tak berkamar itu. Terlihat beberapa sertifikat penghargaan veteran dari pemerintah beserta foto bayi yang digendong seorang wanita dan lelaki berkumis tipis di sampingnya.


"Itu ibu dan ayah Reno, mereka meninggal karena kecelakaan bis Samber Kencono saat Reno masih berumur setahun," kata kakek Sadli dengan mata berkaca-kaca.


"Lalu setelah beberapa saat menenangkan kakek Sadli, Iptu Mulyono menanyakan beberapa alamat pada kakek Sadli.

***

CRIMINAL STORIES.IDWhere stories live. Discover now