"Ceeeenn cepettt, 10 menit lagi kita telaaatt. Lama banget sih!" sahut seseorang dari dalam mobil, dan ya, itu Revan yang sedang marah-marah ke Cenia karena ia akan telat pergi ke sekolah.
Dengan buru-buru, Cenia mengambil tasnya dikasur dan segera pergi menyusul kakaknya untuk pergi ke sekolah. Diperjalanan, ia mencari-cari handphone miliknya dan ia baru sadar kalau handphonenya tertinggal dikasur.
"Handphone gue mana ya? Ish mana sih!! Yaampun kak rev, handphone gue ketinggalan dikamar! Balikk lagi kakkk!!" gerutu Cenia saat menyadari kalau handphone miliknya tertinggal.
"Alah, kenapa lo bego banget sih cen? Kalau kita balik lagi pasti bakalan telat. Lo mau ngeliat kakak lo yang ganteng ini disuruh ngepel, nyapu koridor sekolah?" Jawab Revan dengan nada kesal sedikit bercanda.
"Tapi kan kak itu handphone gue is--"
Belum sempat melanjutkan, tiba-tiba
"Awas kaaakkk""AKKKHHH" Teriak cewek itu.
NGGRIITTTTTT
Suara rem mendadak dari mobil Revan yang membuat seseorang di depan mobilnya berteriak dan bertunduk takut. Dengan segera, Revan dan Cenia keluar dari mobil untuk mengecek keadaan cewek itu.
"Lo punya mata gak? Lo ga liat segitu gede mobil gue dan lo sembarangan main nyebrang gitu aja?" Sahut Revan yang belum apa-apa sudah naik darah.
"Kakak udah ih kasian dia, jangan dibentak." Elak Cenia.
"Lo gapapa kan? Gak ada yang kena kan? Sini gue bantu. Yuk, masuk mobil gue aja." lanjut Cenia.
Cenia membantu cewek itu berdiri dan menopang ia sampai masuk ke dalam mobil. Revan yang melihatnya kesal hanya bisa mengangkat alisnya dan bengong serta menganga melihat dengan heran. Karena kesal, Revan mencegah Cenia yang hampir membukakan pintu untuk cewek itu.
"Stop, lo ngapain sih Cen ngajak dia ke mobil? Lo aja gak tau asal-usul cewek ini. Mungkin dia sengaja pura-pura ketabrak dan minta uang sama kita."
Cewek yang sedari tadi cuma menunduk merasakan kakinya yang sakit, kini bertindak tegas.
"Heh siapapun nama lo! Oh iya, lo anak populer disekolah itu kan? Hahaha. Pertama, gue emang gak ngeliat kalau ada mobil kenceng pas gue mau nyebrang. Dan kedua, gue sama sekali gak minta sepeserpun duit lo! Jadi, jangan langsung mikir yang aneh-aneh dulu." tegasnya.
"Udah dong kak rev, lagian salah kita juga ngebut tadi, kita gak liat rambu orang nyebrang. Oh iya, lo mau kerumah atau kemana? Biar kita ant--" Belum sempat melanjutkan, Revan yang sangat kesal, dibuat tambah kesal oleh adiknya sendiri, dan menyambungnya
"Apa apaan? Kita nganter nih cewek? Ih paling dia cewek gatel yang sok polos doang. Apa lo bilang? Lo kenal gue? Lo sekolah di HIS juga? Nih gue kasih duit dan lo pergi ke sekolah naik taxi, jangan ngikutin gue!" sambung Revan sembari menyerahkan dua lembaran uang berwarna merah tersebut ke telapak tangan cewek tersebut.
Tatapan cewek itu kali ini benar-benar tajam, sesaat dia melemparkan uang lembaran itu ke dada bidang Revan. "Udah gue bilang, gue gak minta duit dan gue gak minta dianter. Dasar orang kaya, seenaknya aja. Udah lepasin, gue mau pergi, udah terlambat." sahutnya sembari melepaskan genggaman Cenia.
"Hahaha, yaudah sono. Cen, masuk!" seru Revan.
Lalu dengan kaki terboyong-boyong, cewek berseragam SMA itu menjauh dari tempat dimana Revan dan Cenia berdiri. Setelah melihat jam, Revan langsung bergegas menjalankan mobilnya kearah sekolah serta meninggalkan cewek itu tanpa rasa iba.
-
-
-Dewi masih berpihak kepada Revan dan Cenia, pagar sekolah belum ditutup. Dengan cepat Revan memarkirkan mobil berwarna putihnya itu ke parkiran sekolah. Disana sudah terparkir mobil khusus geng BB yang berarti teman-teman Revan dan Cenia sudah tiba duluan di sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO ARE U?
Romance"Gue udah terlanjur sayang sama lo! Mana mungkin gue bisa pacaran sama orang yang gak gue sayang? Lo sayang kan sama gue, Revin?" tanya Revan dengan wajah yang dibasahi oleh air mata. "Gue gabisa van, gue gabisa. Gue bakalan ada buat lo tapi gue gab...