5. Moment of truth HAHAHA

13 1 0
                                    

Author

Secara bersamaan, mobil dari Geng BB sudah diparkirkan sejak pagi tadi disekolah. Ya, mereka berencana ingin membalas dendam kepada Revin, cewek rese yang akan menjadi bulan-bulanan BB. Terkecuali Cenia, Revan sengaja tidak mengajak Cenia karena ia tau bahwa Cenia pasti tidak akan melakukan satu tindakan pun untuk menjahati oranglain, dia anak yang baik.

Revan sengaja berpamitan duluan kepada Cenia dengan alasan ingin mengerjakan tugas kelompok. Cenia sempat bingung, kenapa kerja kelompok sepagi ini? Namun sang kakak berhasil membuat Cenia percaya.

Mereka ber-4, Revan, Dio, Aal, dan Vanesha memulai rencana. Vanesha yang sedari tadi gerutu ingin cepat cepat membalaskan dendam pada cewek itu pun langsung memulai percakapan.

"Gimana kalau kita lakuin hal yang sama yang dulu kita lakuin ke Binar? (cewek sok cantik yang sempat menjadi bulan bulanan Vanesha)." tanya Vanesha.

Dengan cepat, Dio menyambar "Hah? Maksud lo, lo nyuruh gue buat perkosa dia dikamar mandi terus lo pukulin abis abisan?"

"Yap." jawab Vanesha

"Ngomong-ngomong Binar kemana ya? Udah lama ga ngeliat." sahut Revan.

"Lah Revan, dia udah pindah kali ke Australia semenjak kita kerjain itu." jawab Vanesha.

"Iya pren, dia montok banget tuh, mulus, putih, seksi, beeh gaada du--" berhenti Dio saat Vanesha menutup mulutnya yang sedang memuji Binar.

"Balik ke topik deh, terus gimana nih?" tanya Vanesha.

"Gue punya rencana." sahut Aal yang daritadi melamun memikirkan rencana untuk si cewek rese itu.

Dan mereka pun berunding.

"APA? Gue? Bikin dia jatuh cinta?" shok Revan mendengar permintaan konyol dari teman temannya.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Bel sekolah pun berbunyi, tanda pelajaran akan segera dimulai. Revan, Dio, dan Aal sedang menanti-nantikan sasarannya didepan pintu. Saat tau sasarannya sudah mendekat, dia menyuruh Revan mendekatinya.
Abel yang sedang bersama Revin menyadari bahwa Revan mendekat ke arah mereka berdua.

"Revan tuh, nyamperin kita." bisik Abel sambil menyenggol tangan Revin.

Mendengar perkataan Abel, Revin langsung meluruskan pandangannya. Dan benar, ia melihat Revan berjalan santai ke arahnya. Untuk memastikan, Revin menoleh dan melihat-lihat kebelakang agar dugaan Revan mendekati Revin tidak salah.

"Woi cewek rese! Eh Revin!" teriak Revan memanggil Revin.

"Vin dia manggil lo tuh, gue ke kelas duluan ya." tanpa aba-aba apapun dari Revin, Abel langsung meninggalkan Revin yang dipanggil oleh Revan.

"Nama gue Revin, bukan cewek rese!" gerutu Revin kepada Revan.

"Iye iye sorry, makhluk Tuhan kan bisa khilaf juga ya kan? Hehe."

"Tumben lo inget Tuhan."

"Ya ingetlah, sini dong deketan, masa jauhan sih!" tangan Revan menarik tangan Revin yang membuat dia terdorong ke pelukan Revan.

"Ehhm ehm, jadi sekarang Revan-Revin pacaran nih? Hahahaha." ledek Dio yang kadang menjadi kompor.

Vanesha yang kesal melihat Revin memeluk Revan, langsung berkata "Urusan kita belum selesai, ladies."

"Nes lo bego ya, lo mau ngerusak rencana?" tanya Dio berbisik.

"Ya abis gue makin kesel aja gitu sama ide gila nya Aal."

"Udah ikutin aja alurnya." sahut Aal.

Mereka bertiga mengintip dan mendengar sedikit percakapan Revan-Revin. Namun, guru Bahasa Indonesia cepat sekali datangnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WHO ARE U?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang