SIDE: Gakupo Kamui, 10 tahun lalu
Asing. Itulah kata pertama yang terbersit dalam pikiran bocah bersurai ungu itu ketika pertama kali membuka matanya.
Ini dimana? Ia bergumam dalam hati. Sejauh matanya memandang, ia hanya melihat banyak anak-anak seumurannya yang berlari ke sana dan kemari. Nampaknya mereka sedang bersenang-senang, tapi ia tak mengenal satupun dari mereka.
Dimanakah ia? Ini tidak seperti yang ia ingat sebelum ia terlelap.
"Ah, rupanya kau sudah bangun—"
"Dimana mama?" itulah yang bocah itu tanyakan pertama kali.
"Tenanglah, Kamui-san" ujar pria yang mengunjunginya itu
"Siapa kalian?" bocah itu sangat waspada "Kembalikan aku ke mama!"
"Ibumu sudah tidak ada" pria yang mengunjunginya itu berubah menjadi ketus
Bocah itu menggeleng. Baru saja ia dan ibunya kemarin menghadiri pesta. Tidak mungkin ibunya menghilang sekejap seperti ditelan bumi.
"Kau bohong! Mama masih ada"
"Ibumu memang tidak mati" ujar sang pria "Tapi ia sudah pergi meninggalkanmu"
"Kalian pasti penculik—"
"Semalam kau menghadiri pesta bersama ibumu kan?" pria itu memotong perkataan sang bocah dan membuat bocah itu terdiam "Kemudian kau tertidur pulas karena sudah larut malam. Kau pikir itu pesta apa?"
"Pesta... ulangtahunku...?" bocah itu menjawab dengan pelan
"Ya" jawab pria itu "Ibumu juga menikah di hari ulangtahunmu"
Semuanya terasa gelap bagi bocah bersurai ungu itu ketika ia mendengar jawaban dari orang yang lebih dewasa darinya.
"Tenanglah, Kamui-san"
Bocah itu tak dapat merespon apapun lagi karena ia merasa seperti kehilangan semuanya
"Kami juga keluargamu..."
Ia sadar bahwa pada saat itu, kebahagiaannya telah hilang untuk selamanya.
"Aku Haru dan ini istriku Ayaka. Kami akan menjadi orangtua barumu di sini. Selamat datang di Panti Asuhan Hokkaido"
# # #
"Oi, cantik! Sini lo!"
"Eh, kok dipanggil cantik? Dia kan cowok..."
"Lah habis itu rambutnya panjang, ungu lagi. Cowok macam apa yang seperti itu?"
"Jangan dipanggil cantik lah. Kalau dia jadi cewek saja kayaknya juga enggak enak dilihat"
"Ah, ya! Panggil banci aja!"
"Banci!"
Apa yang salah?
"Banci lemah sih ya. Gak bisa dong main sama kita"
"Main sama cewek sana!"
"Eh banci mana bisa diterima di kalangan cewek sih?"
"Hahahaha!"
Apakah penampilanku ini adalah sebuah kesalahan?
Aku memukul mereka, sebagai bukti bahwa aku tidak lemah seperti yang mereka katakan.
"Ahh! Tolong!"
"Papa Haru! Dia mukul aku!"
"Ah!!!"
YOU ARE READING
I'm Sorry I'm In Love
Teen FictionKemarin terasa seperti mimpi. Aku harus kehilangan Papa dan Mama disaat yang bersamaan ketika kami sedang hendak bersennang-senang di pesta. Sahabat-sahabat baruku di kota besar Tokyo hampir saja memperkosaku. Aku kehilangan semuanya dalam hidupku...