Seluruh media berita di kota Jepang memberitakan, bahwa Megurine Kaoru tewas bersama istri dan anaknya dalam gedung yang disewa untuk pesta perusahaan tersebut. Polisi menyatakan, bahwa masih banyak korban lain dari insiden kebakaran tersebut. Banyak mayat korban yang belum ditemukan, termasuk mayat dari anak sang pemilik perusahaan, Luka Megurine.
"Don't you think the media and the police are a bit... odd?" ujar Kaito ketika pertama kali mendengar headline berita itu di seluruh televisi dan koran yang ia temui "Maksud gue... mereka bahkan gak nyariin Luka! Bisa-bisanya mereka bilang Luka tewas!"
"I think so too..." ujar Gakupo kala itu.
Menanggapi hal itu, Luka juga tidak mau menunjukkan eksistensi dirinya yang masih ada di muka bumi. Ia masih berkabung dan menangisi kematian orangtuanya yang mendadak selama beberapa hari ini. Luka menolak untuk membicarakan hal ini bahkan kepada Gakupo dan Kaito. Untung saja ia sudah mendapat tempat perlindungan yang aman dan layak, yaitu di apartemen kedua sahabat kecilnya, Gakupo dan Kaito.
Kaito masih setia menemani Luka untuk memberikan dukungan secara psikologis. Sementara Gakupo masih sibuk menghubungi rekan dan keluarga mengenai kejadian ini. Gakupo belum memberitahukan kepada siapapun bahwa Luka ada bersamanya dan Kaito, sesuai dengan permintaan Luka, tapi Gakupo merasa usahanya adalah sebuah hal yang sia-sia jika ia menyembunyikan fakta penting itu.
"Apa yang lo dapet hari ini, Gack?" tanya Kaito ketika Luka sudah terlelap
Gakupo menggeleng, "Luka adalah informasi yang penting, Kaito" jawab Gakupo "Apa dia udah ngomong sesuatu padamu?"
Kali ini Kaito yang menggeleng, "Gue gak tega, Gack"
Gakupo menghela napas, "Mungkin ini terdengar agak jahat, Kaito, tapi kita... kayaknya harus maksa Luka bicara. Sudah tiga hari dan penemuan polisi masih sama—"
"Ini bukan cuma masalah perasaannya dia, Gack" Kaito memotong "Lo tahu sendiri, bahwa Royal Jewellery adalah perusahaan yang memiliki asset terbesar di Jepang. Semua pengusaha pasti mengincar kerja sama dengan Megurine Kaoru"
"Tapi tidak semua perusahaan dapat diterima oleh Tuan Megurine" ujar Gakupo
"Exactly!" seru Kaito sambil memetik jari
"Jadi maksudmu semua ini sudah direncanakan?" tanya Gakupo
"Yang gue pikirin sih itu sebabnya Luka gak mau ngomong" jawab Kaito sambil mengangkat bahu
Ekspresi Gakupo berubah menjadi datar, "Look, I know that you care about Luka so much. I do too, tapi ada hal yang lebih penting dari itu"
Kaito menunjukkan cengiran, "Hehe, I know. Gue becanda doang tadi"
Gakupo menghela napas, "Jadi kapan kita tanya Luka—"
Pip. Pip. Pip.
"Siapa itu yang telepon?" tanya Kaito
Gakupo mengangkat ponselnya dan melihat nama yang tertera, "Ms. Shion"
"Ibu?" dahi Kaito lantas berkerut kemudian merebut ponsel Gakupo "Biar gue yang ngangkat"
"Gakupo?"
"Ini aku, Bu" kata Kaito
"Ah, halo, Nak" sang ibu menyapa "Ibu sudah dengar semuanya... mengenai Tuan Megurine dan yang lainnya..."
"Ya, semua media berita memang membicarakan hal itu, sih" ujar Kaito menanggapi
"Luka masih aman bersama kalian, kan?"
Kaito tercengang. Darimana ibunya mengetahui hal ini? Kaito melirik Gakupo yang sedang menguping di sisi lain ponsel. Gakupo juga ikut melirik Kaito. Ekspresinya pun sedikit terkejut.
YOU ARE READING
I'm Sorry I'm In Love
Teen FictionKemarin terasa seperti mimpi. Aku harus kehilangan Papa dan Mama disaat yang bersamaan ketika kami sedang hendak bersennang-senang di pesta. Sahabat-sahabat baruku di kota besar Tokyo hampir saja memperkosaku. Aku kehilangan semuanya dalam hidupku...