Chapter Four

8 5 2
                                    

AWAS TYPO BERTEBARAN!!!!

"Seseorang bisa berubah dengan seiring waktu jika orang yang di sayangi nya selalu ada di samping nya. Setuju?"

"Gila! Gila! Gila! Itu siapa? Ganteng banget mirip Oh Sehun Exo." Ucap Dellia heboh.

Sedangkan Dinda masih saja bengong dengan mulut yang terbuka sama seperti Adella.

Tapi sekarang Adella telah sadar dari bengong nya, sambil melihat orang yang mereka lihat dan kagumi sudah berjalan ke meja kosong di dekat pintu masuk kantin karna hanya meja itu yang kosong.

"Udalah dia Biasa aja kali! Sekarang coba lo semua liat di pintu masuk kantin!." Ucap Adella sambil tersenyum misterius, yang dibalas senyum yang sama oleh Dellia dan Dinda.

"Ayo guys!." Ajak Adella sambil bangkit dan menghampiri target mereka yang siap untuk dibuat babak belur oleh mereka bertiga.

"Hai Adella sayang! Kamu baik banget sih sampai harus jemput aku di depan pin-"

'Buagh'

Bunyi pukulan keras milik Adella yang mendarat sempurna di pipi kanan Randy, yang membuat Randy jatuh  dengan ujung bibir yang mengalir darah.
Tetapi seperti belum puas Adella langsung menendang perut Randy keras.

"ARGH." Erang Randy sambil memegang perut nya menahan sakit. Tetapi seperti belum puas juga, Adella masih saja menyerang Randy. Membuat semakin banyak lebam di wajah tampan Randy.

"Berhenti!." Ucap seseorang sambil menahan tangan Adella.

"Apa-apaan lo? Lo pikir-." Ucap Adella terhenti saat memandang mata laki-laki yang sempat membuat seluruh kantin terpukau.

Sambil memegang tangan Adella yang akan melayangkan pukulan diwajah tampan Randy, yang sudah di ubah oleh Adella menjadi tumpahan cat karna seluruh wajah nya yang di hiasi oleh warna merah dan warna biru ke unguan.

Seperti terhipnotis untuk ke dua kali nya Adella hanya diam menatap mata tajam yang juga sedang menatap nya dengan pandangan sama seperti di Indomart kemarin.

Yah, laki-laki yang sedang memegang  tangan Adella adalah orang yang sama, yang ditemui oleh Adella di Indomart di dekat rumah nya kemarin.

"Della?" Panggil Dinda yang membuat Adella tersentak dan langsung memalingkan pandangan mata nya dari mata laki-laki yang ditemui nya di Indomart kemarin.

"Lepas!." Ucap Adella sambil berusaha melepaskan tangan laki-laki itu yang masih saja memegang tangan nya.

"Lepas!." Ucap Adella lagi karna siswa laki-laki itu tetap saja tidak ingin melepaskan tangan Adella dan masih terus menatap Adella dengan pandangan yang sudah berubah menjadi datar.

"Kalo gue lepasin tangan lo, lo pasti bakal terus mukul cowok itu. Lo ngga liat muka dia udah babak belur? Lo mau masuk penjara gara-gara mukulin orang?." Ucap siswa itu datar sambil memegang tangan Adella.

"Ia Del, dia benar lo ngga liat muka nya sih Randy yang lebih parah dari piring pecah." Ucap Dellia sambil memandang Randy dengan kedua curut nya yang sudah tidak berdaya dilantai kantin dengan wajah yang berwarna merah karna darah yang keluar dari lembam yang ada di wajah mereka.

"Woy, cepet bawa mereka ke Uks" ucap Adella sambil menunjuk kearah beberapa orang siswa laki-laki yang berada di dekat mereka. Karna sekarang semua anak-anak kantin sedang mengelilingi mereka.

"Della sayang aku sayang kamu." Ucap Randy sebelum pinsan.

"Anj*ng, tuh orang mau mati?." Ucap Adella sambil ingin melangkah menghampiri Randy dan kedua curut nya yang sudah dibawa ke uks oles beberapa siswa laki-laki yang berada di kantin itu. Tetapi, Adella tidak bisa karna masih ada tangan hangat yang sedang memegang tangan nya erat.

PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang