20

1.5K 204 23
                                    

Mark menatap keluar kaca bianglala dengan perasaan campur aduk. Dia sudah serius-serius mengucapkannya, tapi benda itu mengganggu semuanya. Sesekali ia melirik Haechan yang masih asik dengan dunianya -melihat petasan.

"Tadi kamu ngomong apa sih, Mark?"

Nafas Mark tercekat. Haruskah ia mengatakannya?

Saat Mark hendak membuka suara, malah suara petasan lagi yang terdengar. Jadilah Mark mengatupkan bibirnya rapat dan membiarkan hatinya menyumpahi si petugas yang menyalakan petasan.

...

Haechan menggosokkan kedua telapak tangannya kemudian menempelkannya di pipi. Senyum anehnya terpancar saat tangannya merasakan dingin dan pipinya merasakan hangat. Haechan suka ini.

Kakinya terus mengikuti langkah Mark yang berada di depannya. Ingin bertanya, tapi daritadi di bianglala mimik wajah Mark sudah tidak bersahabat jadi Haechan hanya bisa mengurungkan niatnya.

"Huffft dingin." Haechan memeluk tubuhnya sendiri. Ia melirik Mark yang tidak bereaksi sama sekali.

"Dingiiiiin." Ujar Haechan dengan nada yang sedikit di tinggikan namun hasilnya sama saja.

"Ding-"

Grep

Mata bulat itu makin membulat saat dengan tiba-tiba Mark memeluknya. Apakah Haechan masih napak, guys?

"Udah jangan bawel, kita pulang."

...

Mark terus saja menggenggam tangan Haechan agar bocah yang tertidur di pundaknya itu merasakan hangat. Perjalanan baru sebentar, tapi Haechan sudah tertidur. Mark mengarahkan tangannya kemudian merapatkan coat abu yang digunakan Haechan. Setelah merapatkan coat abu itu, Mark merapihkan poni Haechan yang sedikit berantakan.

'Aku yang berkhayal atau memang kau terlihat mirip dengan Donghyuck ketika tidur?'

Senyum Mark mengembang saat tiba-tiba Haechan memeluk pinggangnya dari samping cukup erat. Sesekali Haechan membenarkan posisi kepalanya di bantu dengan Mark. Pemuda yang tengah dipeluk Haechan itu mengelus punggung tangan Haechan yang mulus. Dengan diam-diam ia mengeluarkan ponselnya kemudian memotret tangan Haechan yang melingkar dipinggangnya. Ibu jarinya menekan icon instagram kemudian memposting foto tersebut dengan caption

Hug me tight

"Mark." Dengan gerakan cepat, Mark kembali memasukkan ponselnya kedalam saku coat hitamnya.

"Kenapa?"

"Sudah sampai mana?"

"Dua halte lagi kita sampai." Ujar Mark setelah melihat keluar jendela.

"Nanti bangunkan aku ya." Mark menganggukkan kepalanya kemudian mengarahkan tangannya untuk kembali menaruh kepala Haechan di pundaknya. Tak ingin membuang kesempatan, Mark mencium puncak kepala Haechan dan menghirup aroma shampoo bayi yang keluar dari surai hitam tebal itu.

"Umurmu berapa sih sebenarnya? Masih saja pakai shampoo bayi." Mark kembali mencium puncak kepala Haechan sebelum ia melihat keluar jendela.

...

Sekarang sudah pukul 22:56 KST dan keduanya masih berada di luar rumah. Mark menyusuri trotoar gang rumahnya yang sepi. Ya wajar ini sudah hampir larut. Haechan? Ia masih tidur di punggung Mark.

"Hah~ Andai saja kau mendengar apa yang aku katakan tadi." Mark tersenyum kecut mengingat kejadian di bianglala tadi. Ia melirik surai hitam Haechan yang berterbangan itu dengan perhatian. Ia tak menyangka Haechan akan sebegini lelahnya diajak bermain seharian di Lotte World.

[✔] Shape of Me +MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang