19

2K 216 41
                                    

Apa yang dilakukan orang ketika jatuh cinta? Apa kah hanya diam atau menyatakannya?

Pertanyaan itu sama sekali belum di jawab oleh Mark. Ya, dirinya bingung. Ini sudah 3 hari setelah kejadiannya menemukan Haechan tengah sendirian di taman malam itu dan sudah 3 hari juga, Mark merasakan bahwa Haechan seperti menghindarinya. Mark harus bagaimana, Tuhan?

Mark meraih ponselnya kemudian menggulirkan foto-foto yang berada di galerinya. Senyumnya mengembang saat ia menemukan foto yang sepertinya bisa mendekatkan dirinya dengan Haechan.

Jemari itu mendial nomor yang sudah ia hapal di luar kepala. Senyumnya mengembang saat tak lama panggilan teleponnya di angkat oleh orang di sebrang sana.

"Halo, kenapa Mark?"

"Chan, besok kau free tidak?"

"Besok ya? Aku free kok, kenapa?"

"Besok kita ke Lotte World, mau tidak?"

"Hmm-"

"Aku anggap iya, besok kita berangkat jam 10, jangan tidur kemaleman, good night." Mark langsung memutus sambungan teleponnya saat itu juga.

...

Haechan berkacak pinggang di depan cermin lemarinya. Namun wajahnya langsung berubah jadi masam saat ia merasa baju yang dikenakannya sama sekali tidak cocok. Haechan kembali mengacak-acak lemarinya. Sudah beberapa baju yang ia coba tapi kenapa satupun tidak ada yang enak di lihat?

Haechan meraih baju strips hitam-merahnya kemudian mengambil baju tersebut, kemudian berlalu ke kamar mandi untuk mengganti bajunya. Setelah selesai, Haechan kembali lagi ke depan cermin dan kembali berkacak pinggang.

"Kenapa tidak ada yang cocok sih?" Haechan mengusak rambutnya frustasi. Ia meraih jaket jeans nya kemudian memakainya.

"Weird." Itu adalah salah satu kalimat yang keluar dari mulutnya setelah mengkombinasikan kaos strips nya dengan jaket jeans miliknya.

'Memangnya dia akan peduli dengan penampilanku?' Haechan mengendikkan bahunya. Ia menolehkan kepalanya ketika pintu kamarnya diketuk dari luar.

"Chan."

"Iya kenapa, Ma?"

"Mark sudah tunggu di ruang tamu itu, cepat keluar." Dengan cepat, Haechan langsung meraih coat abunya serta dompet dan ponselnya. Haechan membuka pintu kamarnya dan ibunya ternyata masih ada di dapan pintu. Senyum bodoh itu terpancar begitu saja saat ia melihat Mark yang memang tengah menunggunya seperti apa kata ibunya tadi.

"Sudah cepat sana, Mark sudah menunggumu dari jam sepuluh tadi." Haechan menoleh karah jam dinding yang hampir menunjukkan pukul 11. Berarti Haechan sudah setengah jam lebih menghabiskan waktu untuk memilih baju.

Ia langsung menghampiri Mark yang tengah memainkan ponselnya. Haechan melirik Mark dari atas sampai bawah. Pemuda blasteran itu hanya menggunakan kaos berwarna putih di padukan dengan kemeja kotak-kotak dan celana jeansnya.

"Sudah menunggu lama, ya? Maaf." Haechan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali saat Mark menatapnya sembari tersenyum.

"Tak apa." Mark bangkit dari duduknya kemudian menghampiri Haechan.

"Ayo." Mark menggenggam tangan Haechan kemudian menarik bocah itu menuju pintu rumah Haechan.

"Umma, aku izin bawa Haechan pergi ya."

"Yasudah jalan sana, ingat jangan pulang terlalu malam." Mark menganggukkan kepalanya kemudian sedikit mendorong pundak Haechan untuk segera keluar dari mansion keluarga Lee Haechan.

[✔] Shape of Me +MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang