Prolog

133 16 7
                                    

Ps : Sebelum baca iniii. Jangan lupa baca deskripsi ceritanya dulu, yakkkk..

Happy reading ^^

* * *

Dentuman musik keras menggema ke seluruh penjuru bar. Membuat beberapa pasang anak manusia itu meliuk-liukkan tubuhnya, mengikuti irama. Suara yang terus berdentum-dentum itu menyeruak, memekikkan telinga.

Tapi, rasanya tidak berarti untuk seorang wanita yang terlihat lunglai, merebahkan kepalanya di atas meja. Terlihat sudah ada beberapa botol minuman kosong di sana. Apakah wanita itu mabuk?

Oh tidak, ini bukan tempat yang aman untuknya, mabuk, lalu tersungkur lemas di atas meja. Lihatlah, di sana banyak pria berhidung belang. Yang begitu melihat tubuh seksinya, pasti akan melakukan hal yang tidak-tidak.

"Sialan! Lelaki kurang ajar." Umpatan meluncur deras dari bibir mungilnya. "Aku, benci padamu."

"Lyana, ayo kita pulang." Suara bariton terdengar samar di telinga wanita itu. "Ayo kita pulang ke rumah, tidak aman di sini."

Wanita yang dipanggil Lyana itu memberontak, ketika lelaki itu meraih tangannya. "Jangan sentuh aku!"

"Kau mabuk, Lyana..." Lelaki itu berusaha meraih tubuh Lyana, untuk membawanya keluar dari tempat yang sangat ia benci. Tapi, rupanya wanita itu terus meronta. Meracaukan kalimat yang membuat lelaki itu mematung seketika.

"Kau jahat. Aku sakit karena ucapanmu. Kau jahat... Jahat."

~~TBC~~

Hallo, aku datang lagi dengan cerita baru. Ugh, di cerita kali ini aku coba keluar dari zona nyamanku. Coba bikin yang konflit sedikit lebih greget dari sebelumnya. Semoga kalian suka, yah.

See you in next chapt :*

Destiny Next DoorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang