"Baik bu"Putra baru saja keluar dari Ruang guru. Ekspresi wajahnya terlihat datar. Dia terdiam sebentar di depan pintu ruangan tersebut lalu tiba tiba putra berlari menuju parkiran sekolah dan menghampiri motor nya yg sedang bertengger manis di sana.
Rupanya putra berlari ke arah motornya bukan tanpa sebab, tapi karna ia melupakan sesuatu. Kunci motornya tak sengaja ia tinggalkan disana. Tadi pagi karna mendapat panggilan dari kepala sekolah, putra langsung buru buru berangkat ke sekolah saat sampai di sekolah dia juga langsung berlari ke ruang guru meninggalkan kunci motornya yg masih menggantung.
"Fyuh~ untung aja nggak ada yg ambil" ujarnya lega, rasanya beban berat yg tadi di pikulnya hilang begitu saja.
"Rasanya kayak kentut, legaa.." pikirnya seraya tersenyum sendiri layaknya orang gila. Setelah menyelesaikan urusannya di tempat tersebut, putra pun memutuskan untuk pergi ke kantin sebentar. Tapi suatu pemandangan mengganggu dirinya.
Dia melihat satria sahabat baiknya tengah tersenyum dengan seseorang, entah siapa itu putra tak tahu dan tak mau tahu. Langsung saja dia hampiri satria dan menggenggam pundak nya dari belakang.
"Eh kunti" ucap satria tak jelas, sepertinya dia terkejut.
"Enak aja. cakep gini di panggil kunti! Lagian gue berbatang woi!" Protes putra sewot sendiri
"Sialan lo nyet! Bikin gue kaget aja" balas satria ikut kesal seraya memukul lengan putra keras
Putra hanya meringis kesakitan dan menatap satria kesal, tapi satria justru, malah berjalan melewatinya dan berlari kecil menuju koridor meninggalkan dirinya yg masih kesal.
"Putra!" Panggil satpam sekolahnya Pak jajang. Putra menoleh kearahnya
"Iya pak!" Jawabnya seraya mengelus tangannya lalu berjalan ke arah pos dekat gerbang sekolahnya itu.
"Ada apa, pak?" Tanya putra. Saat sudah berada di dekat pak jajang.
Pak jajang menyodorkan sebuah paket pada putra. Putra hanya menatap paket itu tanpa mengambilnya dari tangan pak jajang
"Ini apaan, pak?" lagi. Putra bertanya dengan tatapan bingungnya
"Paket" jawab pak jajang singkat padat
"Eh?!!" heran putra sambil mengangkat satu alisnya.
Pak jajang terkekeh. Baru kali ini ini dia bertemu seorang Ketua OSIS sebodoh putra, eh?
"Bapa kok ketawa?" tanya seseorang di belakang putra. Putra dan pak jajang terlonjak kaget. Mereka berdua menoleh ke arah sumber suara tersebut dan di dapatinya seorang gadis cantik tengah tersenyum seraya melambaikan tangannya pada putra.
"Pagi, putra" sapanya, di seragam bagian dada kirinya terdapat name tag bertuliskan Felicia Rachman putri. Putra kenal dia, kakak kelas yg selalu mengejar ejarnya dan mengatakan secara bermilyar milyar an kali bahwa dia menyukai putra, dan putra selalu menolaknya. Tapi anehnya putri tak pernah kapok untuk menyatakan perasaannya, dia tak mudah menyerah!.
"Ugh! Pake ada si dedemit lagi!!!" geramnya sedikit berteriak dalam hati. Putra hanya menatap jengah putri.
Tanpa ba-bi-bu pak jajang langsung menyerahkan paket tadi pada putra lalu berpesan
"Paket itu punya pak kepala sekolah, kamu tolong berikan itu pada beliau" ujarnya lalu berlalu begitu saja. Entah kemana putra tak tau kemana, ke planet Mars mungkin? Wkwk. Tentu saja tidak. Sepertinya pak jajang tak mau berurusan dengan putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIPLE A
Teen FictionKisah tentang persabatan 3 manusia. TRIPLE A Natha Putra Satria Ps: typo bertebaran dan cerita yg hmm gitulah bahasa nonbaku