Hatiku sedih mengingat entah seberapa sering kamu menolakku diam-diam,
Tak peduli seberapa besar wujud pembuktian yang telah aku ciptakan untukmu,
Kamu tetap sama dengan posisimu.
Begitu juga dengan aku,
Kita tetap teman, bukan?Sampai kapankah kita akan seperti ini terus?
Sampai kita berpisah apakah kamu tetap pada pendirianmu?
Bahkan aku yakin disaat kita akan berpisah pun kamu tetap tidak peduli dengan kondisi hatiku sejak satu tahun yang lalu.
Kamu tidak peduli tentang aku yang selama ini jatuh cinta sendirian,
Rasanya seperti kamu berhasil menghabiskan waktuku untuk berharap dan memikirkan sesuatu yang sia-sia.Aku memang begitu bodoh,
Padahal aku tahu sejak awal kamu tidak menyukaiku,
Aku malah tenggelam sendiri dengan rasaku saat itu,
Hingga akhirnya seperti ini.
Aku memang takkan bisa menyalahkanmu soal ini,
Karena sejak awal memang aku yang salah,
Aku yang jatuh dan berharap lebih padamu.Kini sudah semakin dekat waktu kita untuk berpisah,
Tidak lama lagi mungkin aku akan mendengar kabar baik-atau mungkin kabar buruk bagiku-darimu,
Kamu memiliki kekasih hati yang mungkin tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan aku,
Aku akan berusaha melupakanmu dan semua kenangan yang pernah terjadi di antara kita,
Karena saat melihatmu bahagia dengan terwujudnya cita-citamu,
Aku akan turut bahagia,
Meskipun di salah satu kebahagiaanmu itu bukan aku.
Aku akan tetap mendoakanmu,
Karena bentuk tulusku sebagai seorang teman yang baik hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk kebahagiaanmu.
Semoga kita bertemu dilain waktu dengan kondisi yang berbeda,
Kamu sudah bahagia dengan kehidupanmu kelak,
Begitu juga dengan aku,
Dan kamu tidak melupakanku sebagai teman masa lalu SMA-mu.Sincerely,
Aku yang suatu saat nanti akan bahagia meskipun bukan kamu alasan utama bahagiaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTOLOGI - m o n o l o g
Random[berisi curahan hati seorang gadis yang jomblo dari lahir]