DELAPAN

258K 25.7K 4.8K
                                    

"Ei ei kenapa lo nonjok gue?" sungut Sanggi sembari menyentuh sudut bibirnya yang sobek, ia kemudian menatap Edgar dengan santai. Padahal saat ini kerahnya sedang dicengkram oleh Edgar dan cowok itu menatap marah padanya.

"Jangan ganggu Sandra." Sanggi mengernyitkan dahi tidak mengerti.

Untuk apa seorang Edgar yang notabene siswa paling cuek di sekolah peduli pada murid baru yang mempunyai sikap serba kikuk bernama Sandra? Ia yakin mereka juga baru saling kenal. Walaupun sebelum ini Sanggi sempat mendengar kabar bahwa mereka berangkat ke sekolah bersama tadi pagi.

"Emangnya kenapa? Gue nggak ganggu Sandra, gue cuma berusaha deketin dia. Beda dong?" Edgar menarik Sanggi dan membantingnya ke lantai, membuatnya meringis ketika punggungnya terbentur lantai kantin yang keras.

Semua siswa di sana seolah membeku, masing-masing dari mereka hanya menonton saja. Tidak berniat memisahkan, bahkan ada siswa iseng yang mengeluarkan ponsel dan memotret, tetapi segera dihampiri dan dihadiahi pelototan gratis dari Mina.

Mina memilih bungkam, karena menurutnya Sanggi pantas menerima itu. Walaupun ia menyukainya, tetapi kelakuan cowok itu memang di luar batas.

Sandra masih terduduk ketakutan, matanya memejam dan tangannya mencengkram rok kuat-kuat. Ia tak berani memejamkan mata lagi untuk beberapa saat, takut melihat apa yang akan dilakukan Edgar selanjutnya. Dan takut karena tatapan banyak orang terarah padanya.

Mina ingin membantu untuk menenangkan Sandra, tetapi fobianya yang namanya tidak bisa Mina sebutkan karena terlalu sulit diucapkan lidahnya yang pendek mempersulit keadaan. Kalau tidak mungkin ia sudah memeluk Sandra menenangkan, sehingga sekarang ia hanya bisa membantu membersihkan rok Sandra.

"Sekali lagi gue liat lo ganggu dia, gue nggak akan segan-segan ngehajar lo lagi." Sanggi menaikkan alisnya, sepertinya tadi merupakan rekor Edgar berbicara sepanjang itu bukan?

"Emang lo siapanya Sandra? Sok pahlawan banget jadi cowok, toh dia nggak keberatan gue deketin."

Edgar berdecih. "Goblok, dia risi."

"Sekarang gue tanya lagi, lo siapanya Sandra hah?" Sanggi duduk dan mengangkat dagunya menantang, "siapa?"

Edgar melirik Sandra sekilas yang kini mencoba berdiri dengan gemetaran, tangannya​ berpegang pada ujung meja.

"Gue cowoknya."

Suasana di kantin ramai seketika, banyak dari mereka berseru kaget atau sekadar saling berpandangan, malah ada juga yang sampai update status di Facebook saking kagetnya.

Alis sanggi bertautan, kini kepalanya berpikir keras. Belum juga ia mengucapkan kalimatnya, Edgar sudah membuka mulutnya kembali.

"Ganggu dia? Lo mati."

Edgar menghadiahkan satu pukulan terakhir di perut hingga membuat Sanggi terduduk lagi, ia segera menghampiri Sandra dan mengulurkan jaket miliknya yang tadi cewek itu letakkan di kursi kelas.

Karena Sandra hanya menunduk takut-takut Edgar menyampirkan jaket di bahu Sandra, lalu membimbingnya untuk keluar dari kerumunan setelah memberi tatapan tajamnya kepada siswa yang menghalangi jalan.

Mina berkacak pinggang. Ia ditinggalkan begitu?

Tak lama tiba-tiba Bu Sandra datang dengan Bu Nita, guru BK yang selalu tampil dengan cepolan rambut besar bak bola basket.

"Ada apa ini sampai rame seperti ini? tanya Bu Nita sembari menghampiri Sanggi yang baru bangkit kembali.

"Kamu lagi kenapa? Kemarin ada masalah sama cewek, sekarang sudut bibir kamu luka. Mau kamu apa bikin masalah terus?" hardik Bu Nita sadis.

Cold Couple (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang