• About Them : Edgar Januar •

177K 12.5K 840
                                    

Chapter spesial seperti yang sudah saya lakukan sebelumnya, yakni mengajukan pertanyaan kepada tokoh-tokoh cerita saya.

Meski jujur, ragu buat Edgar....


***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Sebelum ngasih pertanyaan, gue mau mastiin sesuatu. Lo bakal jawab pertanyaan gue, kan?"

Edgar mengalihkan perhatiannya dari rintik-rintik hujan yang menampar jendela, lalu mengangguk samar. Jujur, tatapan matanya yang nusuk itu bikin gue... merinding.

"Tapi jawabnya panjang-panjang, jangan pendek, janji?"

Lagi-lagi Edgar mengangguk, gue pun mengacungkan jempol. Sambil berharap dia akan ngelakuin apa yang dijanjikan tadi.

"Bagus, kadang-kadang ​ngomong sama lo itu berasa ngomong sama tembok."

Edgar tidak berkomentar, dia cuma mengembuskan napasnya pendek.

"Pertanyaan pertama. Edgar, lo suka Sandra?"

"Hm."

"Kenapa?"

"Dia beda."

Sontak gue memutar bola mata malas. Please, tadi Edgar udah bilang dia bakal jawab panjang-panjang. Terus, apa dua kata itu kepanjangan buat Edgar? Ya kali, dasar batu.

"Yang panjang jawabnya," ketus gue mengingatkan.

"Dia beda dari yang lain."

Ya udah. Mungkin Edgar lagi sariawan makanya cuma bisa ngomong sepanjang itu.

"Pertanyaan kedua, kenapa sikap lo dingin banget ke orang lain? Sebutkan dan jelaskan!"

Edgar mengernyit, gue pikir dia denger pertanyaan gue yang sebelas dua belas sama soal UAS.

"Pengin."

Ya Allah.

Kalo nggak sayang sama tokoh sendiri, kalo ini bukan Edgar, kalo ini bukan cowoknya Sandra, udah gue lempar pake mangkuk bakso. Serius.

Tapi bahaya, sih, gue nggak bisa karate masalahnya.

"Kan gue bilang jelaskan, Edgar. Panjang, detail bisa kali kalo jawab."

"Pengin aja."

Bodo amat. Bodo amat.

"Daripada gue darting alias darah tinggi, mending langsung ke pertanyaan ketiga alias terakhir."

"Bagus."

Gue liat Edgar kayak liat makanan paling enak sedunia, pengen gue gigit terus kunyah sekuat tenaga.

Kadang-kadang gue mikir. Kenapa gue nggak pernah bener bikin tokoh cerita, sih? Arkan, Aldrich, Edgar. KURANG AJAR SEMUANYA.

"Yang ketiga, apa lo nggak penasaran alasan kenapa Sandra punya haphephobia?"

"Enggak."

Tahan, Bay, tahan.

"Kenapa?"

Kalau Edgar jawab singkat lagi, gue serius mau mogok update cerita dia satu tahun.


Eh nggak deng, cukup tampol Edgar pake talenan juga beres.

"Privasi dia."

Ya Allah.

"BODO AMAT ANJIR EDGAR KESEL GUE SAMA LU!"

***

Maaf saya belum bisa update chapter cerita mana pun karena saya masih UAS, mohon dimengerti ya.

Btw, saya mau nanya. Kalo misal Cold Couple terbit, kalian mau peluk Edgar dalam versi buku nggak?

Ok, see you:)

Cold Couple (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang