"HAHAHAH"
"Kakak!" Teriak Zero berlari kearah Netta. Tangan Netta mengepal sampai jari jarinya memutih menahan rasa kesalnya terhadap Ziddan.
"Kenapa?! , sampah memang pantas di giniin Zer , hahahah" Ucap Ziddan membuat emosi Zero menaik seketika.
"Kakak kenapa bikin Netta kayak gini?!! , kakak ga pernah baik sama Netta! , Netta ga pernah ngelakuin kesalahan ke kakak! , tapi kenapa Netta selalu di jadikan sampah di rumah ini!!" Ucap Zero menggebu gebu dia benar - benar kecewa dengan kakaknya yang tega melakukan hal buruk terhadap Netta seperti ini.
"Udah Zer biarin aja gue emang pantas di giniin" Ucap Netta dengan bibir yang bergetar.
"Tuh Zer dia bilang sendirikan kalo dia memang PANTAS diginiin" Ucap Ziddan menekan kata pantas.
"Tapi kak-" Ucapan Zero terhenti melihat tubuh Netta yang ambruk , tubuh Netta memang tidak tahan dingin di tambah lagi dia belum makan dari kemarin malam , ia hanya mengganjal dengan bakso setengah porsi tadi siang.
"Netta!!" Teriak Zero sambil membawa Netta ke sofa panjang. Ia langsung menatap Ziddan tajam seolah matanya berbicara 'ini semua salah lo kak'.
"Dasar cewek lemah!!" Teriak Ziddan langsung berlari meninggalkan Netta dan Zero.
"Lo emang ga pernah di ajarin sopan santun kak" ucap Zero. Ia langsung memanggil bi Mina untuk mengganti baju Netta. Zero tau kalau Netta memang tidak tahan dingin sehingga baju Netta harus cepat cepat di ganti agar tidak memperburuk keadaan Netta.
🌫🌫🌫
Cklak!
Zero membuka pintu kamar Netta hati - hati , suasana kamar Netta sama seperti dulu tetapi bedanya di langit langit kamar Netta terdapat tempelan stiker menyala yang berbentuk benda benda langit , Netta sangat menyukai awan karena Netta merasakan hidup Netta seperti awan , setelah terang awan akan berubah menjadi gelap dan menakutkan karena petir - petir hujan.
Suhu badan Netta terasa panas dan berkeringat yang menandakan demam tinggi. Zero sangat khawatir melihat keadaan Netta , kali ini ia menyalahkan kakaknya lah yang telah membuat Netta seperti ini.
Zero mencoba menghubungi dokter Nella , langganan keluarganya sedari ia masih kecil.
Nella mulai memeriksa badan Netta.
"Netta jarang makan ya?" Tanya dokter Nella , badannya makin hari semakin terlihat kurus terakhir kali dokter Nella berkunjung ke rumah badan Netta terlihat lebih berisi dari sekarang pikir Nella."Kurang tau dok biasanya dia lebih sering di kamar jadi Zero gak tau kalau Netta udah makan atau belum dok" ucap Zero yang di jawab anggukan mengerti dari Nella.
"Netta terkena demam , dia butuh istirahat yang cukup , Netta harus makan secara teratur , agar daya tahan tubuhnya seimbang ia harus memakan sayuran dan buah - buahan ya nak Zero" ucap Nella sambil memasukan alat dokternya ke dalam koper kecil yang ia bawa.
"Makasih ya dok" ucap Zero menyalami tangan Nella.
"Iya sama - sama nak , salam buat mama ya nak " ucap Nella tersenyum dan segera naik ke dalam mobilnya.
Pergi ke kamar kakaknya yang berada di ujung. Tanpa mengetuk pintu ia langsung masuk ke dalam kamar Ziddan.
"Kak Ziddan!" Panggil Zero emosi
Ziddan yang tengah bermain game di Ipadnya langsung menengok ke arah Zero.
"Netta jadi demam tinggi karena kakak! , Netta gak tahan dingin kak!! , bukannya kakak udah tau dari lama!?" Teriak Zero emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lanetta.
Teen Fictiontidak di duga di balik gadis ceria dan baik hati kepada setiap orang memiliki sisi yang sangat menyedihkan di balik senyumannya yang begitu menawan. Ia sangat menyukai awan karena ia merasa hidupnya seperti awan , sehabis terang pasti akan ada kegel...