I. Ayah.

5 0 0
                                    

   Suara itu menggema di sebuah ruangan yang lumayan besar. Jelas itu adalah suara pintu yang di dorong secara paksa.

"LANETTA LATISHA" Ucapnya lantang.

    Suara itu sangat keras sehingga membuat siapapun yang mendengarkan menjadi ketakutan akan suara tersebut termasuk gadis pemilik nama tersebut yang masih berumur 8 tahun , gadis itu tengah menggambar sebuah keluarga kecilnya , di gambar tersebut ada dirinya dan Ayah bundanya.

   "Apa yang kamu lakukan di tempat kerja ayah , vas kristal ayah itu berharga !! kenapa kamu pecahin!!"

PLAKK!!

PLAKK!!

   "Ampun Yah , Netta gak ke ruang kerja ayah , dari tadi Netta di kamar yah" ucap gadis bernama Netta sambil menangis tersedu sedu.

   "Jangan bohong Netta!! Ayah ga pernah ajarin kamu jadi anak pembong!!"

PLAK!!

   Di sisi lain diam diam mengamati kejadian tersebut dengan rasa bersalah yang menyelimuti pikirannya , sebenarnya bukan Netta yang memecahkan Vas tersebut tetapi dirinya , Zero Erlangga.

🌫🌫🌫

   Sampai saat ini Zero masih memikirkan saudara tirinya -Netta- ia merasa bersalah karena telah menuduh Netta lah yang memecahkan Vas tersebut , Zero begitu takut dengan papa tirinya tersebut.

   Semenjak papanya meninggal Zanette, -mama Zero- menikah dengan Lucas, -Ayah Netta-. Zanette berfikir bahwa keluarganya tidak akan lengkap tanpa kehadiran seorang ayah apalagi ia sudah mempunyai dua anak , Ziddan dan Zero. Akhirnya ia menikahi Lucas yang mempunyai satu anak perempuan, Lanetta. Sama seperti Zanette ia berfikir keluarganya tidak lengkap tanpa kehadiran ibu.

Zero mencari cara agar bisa menghilangkan rasa bersalah terhadap saudara tirinya tersebut , salah satu caranya adalah pergi kekamar Netta untuk meminta maaf dan mengakui kesalahannya.

Dengan ragu ragu ia mengetuk pintu berwarna putih degan stiker nama pemilik kamar tersebut.

"Netta?"

Tidak ada jawaban dari kamar tersebut , Zero membuka pintu kamar Netta dengan hati hati.

Ia melihat Netta sedang duduk di lantai sambil memeluk lututnya dengan kepala yang ia telengkupkan di lututnya , jelas Netta sedang menangis karena dirinya yang telah menuduh Netta.

"Netta? Kamu gapapa?" Ucap Zero sambil memegang bahu Netta. Netta mendongak melihat mata Zero.

"Zero , seharusnya kamu jangan lakukan itu" ucap Netta , ia tau bahwa lelaki yang di depannya itulah yang memecahkan vas berharga ayahnya. Zero dan Netta seumuran jadi tidak ada yang memanggil kakak ataupun adik diantara mereka berdua yang membedakannya Netta lebih muda dari Zero , Netta lahir di bulan November sedangkan Zero lahir di bulan Agustus dengan tahun lahir yang sama.

"Maaf Ta , aku terlalu takut sama ayah" ucapnya sambil menundukan kepalanya.

"Aku tau pasti kamu ga mau di pukul sama ayah juga kan" ucap Netta tersenyum sambil memegang tangan Zero.

Zero membalas senyuman Netta.

"Heheh yaudah makan yuk , makanannya udah disiapin bibi di bawah" ucap zero menggenggam tangan Netta untuk berdiri.

Netta mengerti bahwa Papanya Zero tidak sekejam Lucas yang tega memukul anaknya. Tetapi di lain sisi sebenarnya Lucas begitu baik dan penyayang , ia mempunyai sikap yang tegas agar anak anaknya tidak melakukan hal yang buruk , ia akan memberikan pelajaran untuk anaknya yang melakukan kesalahan , agar anaknya tidak akan mengulangi kesalahannya lagi. Ia hanya ingin melakukan yang terbaik untuk anak - anaknya.

Terbukti sesampainya di ruang makan Netta melihat banyak sekali masakan makanan kesukaan Netta , tidak hanya itu , Lucas tersenyum dan memeluk Netta dengan sayang.

"Netta , bibi udah masakin kesukaanmu , jangan lakukan lagi kesalahan kamu ya nak , maafin papa udah mukul kamu kayak tadi" ucap Lucas sambil mengacak rambut tebal dan lurus Netta.

"Iya ayah , netta janji gak bakal ngulangin lagi , Netta juga minta maaf" ucapnya sambil melirik Zero yang sedang menunduk.

"Ziddan , Zero kamu pingin papa pukul juga kayak Netta?" Tanya Lucas yang di balas gelengan dari Ziddan dan Zero.

"Mangkannya , jangan melakukan hal - hal buruk yang merugikan diri sendiri ataupun orang lain ya" Ucap Lucas tersenyum pada anak - anaknya.

"Iya Ayah" Ucap mereka berbarengan.

Netta langsung duduk di samping zero di sebrangnya ada Ziddan , dan Zanette di depan Zero , sedangkan Lucas berada di sisi berbeda dengan Netta dan Ziddan. Di keluarga tirinya Netta memang tidak terlalu dekat dengan Ziddan dan Zanette , ia hanya dekat dengan Zero karena seumuran. Ziddan berumur 12 tahun ia baru menginjak SMP kelas 1.

🌫🌫🌫

"Netta , ayah mau pergi ke makam bunda , Netta mau ikut ?" Ucap Lucas.

"Mau yah , aku kangen sama bunda" ucapnya seusai makan. Netta langsung pergi ke kamarnya untuk mengambil gambar yang ia buat tadi sebelum ayahnya datang ke kamarnya dan memarahinya.

"Zero mau ikut juga?" Tawar Netta , yang di balas dengan gelengan dari Zero.

"Ayo Netta keburu sore" ajak Lucas.

Merekapun melaju ke pemakaman bunda Netta.

Tiba tiba pengendara motor yang lalai melawan arus dan hampir menabrak mobil yang Lucas dan Netta tumpangi , dan Lucaspun menjadi hilang kendali akibat menghindari motor tersebut.

BRAKK!!

Suara itu mampu membuat siapapun langsung menghampiri mobil yang menabrak pohon besar di pinggir jalan Lucas dan Netta yang tidak sadarkan diri langsung di bawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan darurat.

Terdapat luka parah di sekitar kepala Lucas dan mengakibatkan geger otak sedangkan Netta terdapat luka di kepala yang membuat ia lupa ingatan sementara ( amnesia ) dan pada hari itu juga Zanette , Ziddan dan Zero langsung ke rumah sakit setelah menerima telepon dari RS. Sania.

Dan pada saat itu juga tangis mereka langsung pecah karena Lucas di nyatakan meninggal dunia karena kecelakaan tersebut. Dan Zero sangat sedih karena Netta kehilangan ingatannya.

TBC

🌫🌫🌫🌫🌫🌫🌫🌫🌫🌫🌫🌫🌫

HALLO HALLO , JANGAN LUPA VOMMENTNYA YA ⛤ 😄😅 , MAAF YA TYPO BERTEBARAN KALAU ADA YANG GA NGERTI COMMENT AJA 😉 , MAKASIH SUDAH BACA.

⛲⛲⛲⛲⛲⛲⛲⛲⛲⛲⛲⛲⛲

Lanetta.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang