04.Hinaan

50 6 1
                                    

Disaat semua orang berlari mengejar, mengapa kau malah berlari menjauh?

---------------

Belum genap satu bulan Bella menjalani hari sebagai siswa disekolah ini. Namun semua orang sudah mengenalnya, bahkan sampai ada yang menghadiahinya dengan berbagai kejutan dibawah meja kelasnya.

Setiap pagi, Bella akan menemukan berbagai bungkus cokelat didalam laci mejanya beserta surat cinta yang tidak sempat Bella baca. Bahkan gadis itu langsung membuang semua surat itu setelah sampai dirumah.

Dan beberapa hari yang lalu ada satu lelaki tampan yang sangat populer disekolah ini, namanya Fernan alias Fernando Gionino. Dia adalah kapten basket SMA Tunas Bangsa. Dan berita mengejutkannya adalah dia nembak Bella saat sepulang sekolah. Untungnya keadaan sepi, jadi Fernan tidak perlu malu waktu ditolak Bella secara halus.

Tetapi biar bagaimana pun Bella menolak, ternyata Fernan tetap ingin memperjuangkan perasaannya. Dia seringkali menghampiri Bella, bahkan menawarkan dirinya dengan senang hati untuk mengantar jemput Bella ke sekolah.

Karena usulan Ema dan Melody agar Bella mau menerima apa saja perlakuan Fernan terhadapnya. Jadi dengan berat hati pun Bella mau.

Bella mengeluarkan semua coklat dan surat cinta dibawah mejanya, lalu menjejalkannya ke dalam tas. Matanya menyapu seisi kelas yang ternyata masih sepi, karena ini masih terlalu pagi. Namun bukan itu yang membuat Bella terpaku ditempat, melainkan sosok Robby yang sedang menatapnya dengan datar.

Bella mencoba tersenyum pada Robby dengan ramah, namun tiba-tiba Robby beranjak dari tempat duduknya dan berderap meninggalkan kelas.

Bella membeku, ada salah apa dirinya hingga lelaki dingin itu pergi meninggalkannya. Dan tidak lama kemudian, Bella segera duduk ditempat duduknya saat mendengar suara gelak tawa dari Ema dan Melody.

Dan benar saja, kedua gadis itu memasuki kelas dengan wajah sumringah mereka yang terlihat sekali kalau sehabis tertawa lepas karena senang.

"Kalian kenapa?" Tanya Bella sambil ikut tersenyum, "seneng banget kayanya."

Melody menatap Bella yang duduk dikursi, "iyalah seneng, kita berdua abis liat tontonan gratis ditengah lapangan, pagi ini." Ucapnya, lalu kembali tertawa bersama Ema.

"Tontonan.. g-gratis?" Kening Bella berkerut bingung seketika.

"Iya, lo gak mau nonton juga, Bel?" Tanya Ema yang tampak menyeka air mata diujung matanya dengan jari. "Anak-anak pada heboh dilapangan, sambil ngelemparin bola-bola kertas sama tuh anak."

Kening Bella berkerut, seiring perasaan gelisah yang tiba-tiba menjalar didadanya. "Emang ada apa dilapangan? Kenapa anak-anak sampe ngelemparin bola-bola kertas?" Tanya Bella dengan khawatir kalau pemikirannya berkata benar.

"Lo gak tau? Si Mr. Beast itu buat masalah sama Fernan gara-gara ketahuan bawa buku catetan lo." Cetus Melody dengan suara melengking, "dan lo tau'kan? Kalau Fernan paling gak suka ada cowok yang berusaha deketin lo selain dia?"

"Tapi Mel, apa gak ada masalah yang lain." Ucap Bella menyela, "maksud aku.. cuma gara-gara Robby bawa buku catetan aku, Fernan jadi marah gitu sama dia. Harusnya kan dia tau, kalau aku lagi buat tugas kelompok sama Robby."

Beauty And The BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang