08.Perkelahian

23 2 0
                                    

Gadis itu mempercepat langkahnya, mengejar lelaki didepannya yang dengan sengaja melebarkan langkah kakinya agar gadis itu tetap tertinggal jauh dibelakang. Namun Bella tidak pernah menyerah, dia terus melangkah bahkan sampai berlari kecil agar bisa menyamai langkah kaki Robby yang kelewat lebar itu. Dia bahkan berteriak tanpa rasa malu sedikit pun dikoridor, menyerukan nama Robby dengan lantang. Membuat beberapa siswa-siswi disana menoleh penasaran.

"ROBBY BERHENTI!!"

Robby menundukkan kepalanya, mencoba menepis berbagai tatapan yang kini tertujukan padanya. Entah apa yang ada diotak Bella sekarang, hingga gadis itu cekatan sekali menghadangnya diparkiran sekolah pagi-pagi dan langsung membicarakan masalah kerja kelompok kemarin. Robby bahkan langsung kabur, setelah selesai memarkirkan vespa kesayangannya, mencoba menjauh dari gadis itu.

Namun, Bella tetaplah Bella, dia terus mengejar Robby bahkan meneriakkan nama lelaki itu yang kini jadi sorotan banyak orang.

"ROB, TUNGGUIN!"

Bella segera berlari kencang, mengejar Robby yang berada jauh sekitar duapuluh meter didepannya. Gadis itu bahkan berani mencekal tangan Robby, berusaha membuat lelaki itu untuk berhenti dan mencoba mendengarkan ucapannya dan mengabulkannya segera.

"Rob please," napas Bella memburu, membuat gadis itu berhenti bicara sejenak sambil menetralkan napasnya.

"Gak sulit'kan buat ngabulin permintaan aku kemarin? Aku cuma mau ngerjain tugas sama-sama, apa itu salah?"

Robby menatap tajam pada gadia didepannya, lebih tepatnya pada tangan mungil yang kini berada diatas pergelangannya.

"Gue gak mau!"

Robby menepis kasar tangan Bella, hingga tidak sengaja menebas tangan mungil itu menggunakan tangannya sendiri. Membuat Bella tampak terkejut dengan perlakuan Robby padanya.

"Aw!"

Bella meringis kesakitan sambil mengelus sayang tangannya yang kini tampak memerah sekaligus nyeri, seumur-umur Bella tidak pernah diperlakukan sekasar ini oleh lelaki mana pun. Lantas ia pun mendongak, menatap Robby dengan sorotan mata tak percaya.

"Sakit, Rob."

Bella kembali menunduk, menahan gejolak yang entah mengapa merasa kecewa pada lelaki didepannya yang berbuat kasar pada seorang perempuan sepertinya. Hingga Bella tak menyadari kehadiran seseorang diantara dirinya dan Robby yang tampak marah dengan sulutan emosi, menatap Robby yang kini terlihat sangat bersalah.

Buukk..

Bella tecengang melihat tubuh Robby yang terpelanting, dia menoleh ke samping dan mendapati Fernan yang tampak sangat marah sambil mengepalkan kedua tangannya.

"Bangun lo banci!" Seru Fernan, yang tampak membuat beberapa perhatian siswa-siswi disana teralihkan dan penasaran dengan kejadian dikoridor.

"Cuma berani sama cewek lo, hah? Sampe harus sekasar itu sama cewek, didepan orang banyak. Lo bahkan gak ada pantes-pantesnya buat dapet narik perhatian Bella!"

"Dasar cowok nerd! Tompel aja yang lo gedein, tapi perasaan lo sama cewek bahkan gak sebesar tompel diwajah lo! Dasar bangsat!"

Robby menyeka darah yang mengalir disudut bibirnya, merasa panas dengan ucapan Fernan yang menusuk hatinya. Ia berdiri bangkit, lalu menjatuhi tatapan dingin nan datarnya pada Fernan.

"Kenapa lo liatin gue kaya gitu? Nantangin?"

Robby diam tak bergeming menatap lelaki yang selalu saja membuatnya tertohok dengan ucapan pedasnya. Sedangkan Bella kini tampak menatap keduanya dengan perasaan campur aduk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Beauty And The BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang