DIA ?!
"Aaarrrrggghhhh... kenapa sih daritadi kepikiran dia terus" kini Kesya sedang mondar mandir di kamarnya sambil memikirkan tentang nama dan marga itu, ntah kenapa marga itu terasa tak asing. Kesya seperti mengenal baik marga itu.
"Brimatama ? Brimatama ? hmmm... ah sudahlah mungkin perasaan aja" Kesya memutuskan untuk melupakannya dan bergegas untuk membersihkan dirinya, yaps setelah pulang mengantarkan Manda. Ia langsung menuju kamarnya tanpa membersihkan dirinya terlebih dahulu.
Beginilah keseharian Kesya, hidup dengan ketenaran tak menuntut seseorang untuk hidup seperti seorang ratu. Kesya tetap hidup seperti perempuan biasa lainnya, Kesya memang sudah di ajarkan untuk hidup sederhana sejak kecil. Walaupun keluarga Kesya terbilang keluarga yang tidak biasa, Kesya tetap di ajarkan untuk menjadi sederhana.
Papa Kesya seorang pembisnis sukses di jaman ini, sedangkan Mama nya seorang pembisnis kuliner yang sudah memiliki cabang hampir di seluruh indonesia. Papa dan Mama Kesya sudah merintis karir sejak Kesya kecil, sehingga wajar saja jika mereka jarang menghabiskan waktu bersama. Untungnya Kesya mengerti dengan hal itu, sehingga ia tidak terlihat seperti anak yang kekurangan kasih sayang.
"Segerrrrrrr... Papa sama Mama gak pulang lagi yah hufttt" ada rasa sedikit kecewa setelah melihat mobil kedua orang tuanya tidak terlihat di halaman, tapi Kesya coba menepis perasaan itu. Kesya segera turun ke bawah setelah selesai berganti pakaian.
Drrrttt...Drrrtttt....
"Kesya sayang, kalau kamu udah sampai rumah. maaf yah Mama gak sempat buat makan siang untuk kamu sama Clara, Mama udah siappin makanan untuk kalian di restaurant deket perusahaan Papa. Kamu sama Clara ke sana aja yah, Mama lagi banyak urusan sayang. Mama sayang kamu" selalu seperti ini, batin Kesya.
"iya Ma, nanti Kesya ke sana bareng Clara. Kesya juga sayang Mama" setelah membalas pesan, Kesya menuju halaman dan melajukan mobilnya menuju sekolahan Clara.
"ini udah jam pulang Clara" jangan tanya kenapa Clara pulang nya lebih lama daripada Kesya, setelah pulang sekolah Clara langsung melanjutkan Les nya di sekolah maka nya Clara pulangnya lebih lama.
Setelah Kesya sampai di depan gerbang sekolah Clara, tak terlihat lagi siswa siswi di depan gerbang menunggu jemputan. Kesya melihat sekeliling tak terlihat batang hidung Clara sedikitpun, akhirnya Kesya mencoba menghubungi Clara tapi tak ada jawaban.
"Ya ampun Clara di mana sih kamu, masa iya sih aku telat jemput kamu, atau jangan-jangan kamu di culik lagi" Kesya terlihat panik, ia takut terjadi sesuatu kepada Clara. Kesya memutuskan mencari di sepanjang jalan menuju rumahnya, dengan harapan ia bisa menemukan Clara.
Sudah cukup jauh Kesya mencari, dan Kesya melihat segerombolan orang berkumpul di tepi jalan. Kesya memutuskan untuk turun dan melihat apa yang terjadi.
"ASTAGA CLARA !" Kesya begitu kaget melihat Clara berlumuran darah di pangkuan seorang laki-laki yang membentak nya di kantin.
"Lo apain adik gue, Lo celakain dia yah, Lo gak puas apa marahin gue di kantin sekolah dan sekarang Lo mau nyelakain adik gue. Dasar psikopat Lo" dalam satu tarikkan nafas yang membarah Kesya meluapkan emosi dan kekesalannya kepada laki-laki di depannya sekarang, Kesya gak habis mikir apa mau laki-laki ini.
"Eh mulut Lo di jaga yah, jangan asal nuduh orang gak jelas gitu, gue tadi mau.." laki-laki itu terlihat tak terima dengan perkataan Kesya yang gak mendasar itu
"udah gue gak perlu penjelasan Lo, sekarang yang gue perlu itu tanggung jawab Lo. Bantu gue buat bawah adik gue ke RS sekarang" belum sempat laki-laki itu menyelesaikan kata-kata nya, Kesya segera memotong nya dan memberi perintah untuk membantunya. Tanpa ada perdebatan lagi dari laki-laki itu, Kesya segera berdiri dan berjalan menuju mobilnya di ikuti oleh laki-laki itu yang sudah menggendong Clara menuju mobil Kesya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Famous
Non-FictionBagaimana menurut kalian jika kalian menjadi terkenal ?! Kesya putri wijaya, seorang gadis cantik di SMA Etnis dengan segudang prestasi yang ia miliki. Sikap ramah dan baik nya membuat ia semakin dikagumi. Tapi siapa sangka dengan sikap yang ia mil...