Chapter 4

202 27 4
                                    

"Baiklah. Selanjutnya, Kim So Eun-ssi." Panggil bu guru pada So Eun. So Eun yang sedang mengamati tulisan itu lekat-lekat langsung berdiri dengan terburu-buru, menyadari bahwa sang guru baru saja memanggilnya.

"Ah! Ne!" Ucap So Eun sambil berdiri. So Eun menatap ke arah gurunya. Semua teman sekelasnya memandangnya dengan tatapan yang berbeda-beda. "Oh, jadi kau mengingat namamu ya, hari ini." Ucap sang guru dengan nada bercanda. Perkataannya membuat seisi kelas tertawa. Kecuali So Eun tentu saja. So Eun yang ditertawakan, merasa tidak mengerti akan ucapan gurunya.

* Time Skip (waktu istirahat makan siang)*

"Jadi kau tidak ingat?" Suara Yoona memecah keheningan di antara mereka. So Eun dan teman-temannya sedang berada di halaman belakang sekolah. Mereka memakan bekal mereka bersama disana.

"Kemarin kau lupa dimana meja dan lokermu berada." Tambah Yoona saat So Eun tak kunjung menjawab. So Eun hanya mendengarkan ucapan Yoona dengan seksama sambil meminum kotak jus nya. Dia memberikan Yoona tatapan lanjutkan-ucapanmu-karena-aku-belum-paham.

"Rambutmu berantakan dan tidak ada pita sama sekali." Tambah Yoona begitu melihat tatapan So Eun. Siwon yang duduk di tengah kedua gadis cantik itu hanya diam. Mungkin dia merasa So Eun harus tahu apa yang terjadi kemarin. Sedangkan So Eun tengah membayangkan dirinya dengan rambut berantakan, tanpa pita, dan tertawa seperti iblis. Terlihat mengerikan. So Eun menggelengkan kepalanya kuat-kuat untuk mengusir gambaran tentang dirinya.

"Mwoya?! Maldo andwae!! Jeongmal?!" Teriak So Eun dengan ke tidak percayaan nya. "Itu seperti kau punya penyakit amnesia." Ucap Yoona dengan kalem, sambil melirik So Eun dengan tatapan aneh.

"Ehm.... Aku merasa seperti aku sedang bermimpi aneh akhir-akhir ini...." Ucap So Eun sambil mengingat-ingat mimpinya. Jari telunjuknya dia letakkan di dagunya sebagai tanda bahwa ia tengah mencoba mengingat-ingat sesuatu.

"Sebuah mimpi tentang kehidupan orang lain?" Ucapnya yang lebih seperti dia bertanya pada dirinya sendiri. "Aku tidak bisa mengingatnya dengan jelas sih." Tambahnya lagi.

"Aku tahu! Itu adalah.... Kehidupanmu yang sebelumnya!" Ucap Siwon tiba-tiba. Nadanya begitu serius dan meyakinkan. Wajahnya berubah seperti orang gila. "Atau mungkin alam bawah sadarmu terhubung dengan multiverse Everett....!" Tambahnya dengan nada mengebu-gebu.

"Yak! Kau jangan ikut campur!" Ucap Yoona pada keanehan Siwon. So Eun mencoba menghubungkan keanehan Siwon dengan tulisan di bukunya. Karena rasa penasaran yang terlalu besar, So Eun memutuskan untuk bertanya.

"Siwon, apa kau yang menulis itu di buku tulisku?" Ucap So Eun. Membuat perhatian Siwon dan Yoona sepenuhnya teralihkan padanya. Tangan So Eun menunjuk-nunjuk Siwon. Siwon yang tidak tahu akan apa yang ditanyakan So Eun hanya menatap So Eun kebingungan. Cukup untuk So Eun mengerti, bahwa yang menulis itu bukanlah Siwon. Jarinya mulai turun secara perlahan.

"Bukan apa-apa." Ucap So Eun dengan nada lemas dan tak bersemangat. "Nde?." Gumam Siwon karena keanehan So Eun. Yoona juga menatap aneh pada So Eun. Mungkin mereka harus mulai menamai diri mereka kelompok aneh. Banyak sekali hal aneh yang mereka bicarakan disini. (Digaplok So Eun n da geng///abaikan)

"Hajiman Eunnie. Kau benar-benar sedikit aneh kemarin." Ucap Yoona, kembali ke topik mereka tentang So Eun kemarin. Siwon mengangguk, meyakinkan So Eun. "Apa kau baik-baik saja?" Tanya Yoona yang merasa khawatir dengan tingkah So Eun kemarin.

"Huft.... Itu sangat aneh. Aku merasa baik kok." Ucap So Eun. Dia lalu mendekatkan lututnya ke dadanya. Tangannya memeluk lututnya erat-erat. "Mungkin itu karena stress. Ritual itu datang, bukan?" Tanya Yoona. Mengalihkan topik mereka menjadi tentang ritual.

"Ah! Jangan mengingatkanku tentang hal itu!" Ucap So Eun merajuk. Wajahnya dia tenggelamkan di antara lututnya. Kelihatan sekali kalau dia tidak berminat membahas masalah tersebut. "Ah! Aku tidak bisa hidup di kota ini lagi." Tambah So Eun. Dia nampak tidak suka dengan kota ini.

"Kota ini terlalu kecil dan dekat. Aku ingin segera lulus dan pergi ke Seoul." Ucap So Eun. Membeberkan alasan mengapa dia tidak suka kotanya. "Aku tidak menyalahkanmu sih. Disini benar-benar tidak ada apa-apa." Ucap Yoona mendukung So Eun.

Mereka lalu berjalan bersama untuk pulang. Dan sepanjang perjalanan itu, Yoona memberikan alasan kenapa dia juga tidak suka dengan kota ini. "Kereta datang setiap 2 jam. Toko tutup jam 9 malam. Tidak ada toko buku. Tidak ada dokter gigi. Tidak ada pekerjaan....." Ucap Yoona. "Tidak ada pengantin...." Lengkap So Eun. "Jam matahari pendek." Tambah Yoona.

Siwon yang sedari tadi tetap diam mulai merasa terganggu dengan keluhan kedua sahabatnya ini. Dia berhenti mengayuh sepedanya. "Kalian berdua ini ya!" Ucap Siwon dengan keras. Yoona dan So Eun langsung menoleh ke arah Siwon bersama. "Mwoya?" Ucap Yoona dan So Eun bersama-sama. "Kalau begitu.... Bagaimana kalau kita pergi ke cafe sebentar?" Usul Siwon.

Perkataannya memunculkan binar-binar harapan di mata Yoona dan So Eun. "Cafe?!", "Jeongmalyo?!" Ucap Yoona dan So Eun, lagi-lagi secara bersamaan. Mereka memdekat ke arah Siwon dengan wajah berbinar-binar. "Dimana?!" Ucap mereka bersamaan dengan senyum lebar dan puppy eyes.

>>>>>> Time Skip >>>>>>>

Di sebuah bangku taman di pinggir jalan kecil. Nampaklah Yoona dan Siwon yang duduk berdua. Tidak jauh dari sana, terdapat sebuah vanding machine. Terdapat sekaleng kopi di tangan keduanya. Mereka meminun kopi itu dengan pelan. Yoona nampak tidak bersemangat sama sekali.

"Ini yang kau bilang cafe?" Ucap Yoona dengan nada sarkastik. Ini sama sekali berbeda jauh dari ekspektasi Yoona. "Kau tahu sendiri tidak ada satupun disini." Bela Siwon dengan nada kalem. Hening sesaat. Mereka meminum kopi mereka lagi.

"So Eun langsung pulang." Ucap Yoona membuka pembicaraan. "Semua ini pasti berat untuknya." Tambah Yoona sambil menatap ke langit. Melihat semburat jingga yang menandakan bahwa matahari telah pulang keperaduannya. "Yah, dia mengambil pusat panggung." Tambah Siwon sambil menatap langit.

Seekor anjing liar mendatangi mereka. Nampaknya anjing tersebut sudah akrab dengan mereka. Siwon sendiri sedang sibuk membelai bulu-bulu si anjing. Yoona mengalihkan pandangannya menuju Siwon.

"Yak, Siwon." Ucap Yoona pelan. "Waeyo?" Ucap Siwon tanpa mengalihkan perhatiannya dari sang anjing. "Apa yang akan kau lakukan setelah lulus?" Tanya Yoona dengan serius. "Apa-apaan ini? Kau bertanya tentang masa depanku?" Tanya Siwon, balik bertanya pada Yoona. Dia lalu menatap Yoona sebentar, lalu kembali pada si anjing. "Tidak ada yang istimewa. Aku mungkin akan tetap menjalani hidup normal di kota ini." Ucapnya menjawab rasa penasaran Yoona.

**************€€***********

Maaf kalau ini berantakan, maaf juga saya update nya lama. Lagi sibuk dengan cerita yang lain. Jangan lupa voment ya, terima kasih mau membaca^^

Your Name ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang