2.

11 5 0
                                    

Tok Tok Tok..

"Adikku.."

Tok Tok Tok..

"Hei adikku.. bangun!"

Samar-samar aku seperti mendengar suara kak Firlan. Iya, kakak ku yang paling menyebalkan sedunia.

Hoam..

Aku menguap lebar-lebar sambil merenggangkan otot-otot badanku.

Tok! Tok! Tok!

"Nara Bianca Lazuardy!"

"Eh iya iya kaak.. sebentar" aku langsung melompat dari tempat tidur dan membuka pintu.

"Lama banget sih adikku, Papa Mama udah nunggu makan malem dibawah" kata pria berambut agak gondrong yang mengenakan kaos oblong abu kebesaran namun ngatung.

"Namanya juga ketiduran.. kak gabisa apa gak manggil adikkuu.. " protes ku mengikuti gaya bicara kak Firlan. "Ga enak di denger tauu lebay!"

"Biarin aja.. kan memang adikkuu.." Jawab nya makin lebay, sambil mengacak-ngacak rambutku.

"Ish ganteng-ganteng lebay.. Pantes aja jomblo"

Buru-buru kak Firlan mencubit pipiku "Sialan adikku durhakaa.."

Akupun lari kebawah sebelum orang lebay itu benar-benar menghabisi pipiku yang memang menggemaskan.

Meja berbentuk persegi panjang di tengah ruangan oranye itu telah penuh dengan makanan - makanan khas Indonesia favorit kami. Dengan 2 pasang kursi di sisi kanan dan kirinya, Papa dan Mamapun sudah rapi duduk berdampingan di sebelah kiri.

"Kamu ketiduran ya sayang? lama banget Mama tungguin dari tadi" Mamaku berbicara lembut sambil mengambilkan makanan ke atas piring Papa.

"Iya Ma hari ini capek banget, jadinya aku ketiduran" jawab ku memeluk Mama sebelum duduk di kursi persis seberang.

"Gimana sekolahnya Nara?" Tanya pria tua yang senyum dan kulit putihnya sama dengan ku.

"Seperti biasa Pa.. Ngebosenin"

"Kalo kamu gimana Lan?" Papa bertanya pada kak Firlan yang sudah duduk manis di sebelahku.

"Kuliahnya? Lancar Pa" jawab nya sambil mengambil daun singkong dan sambal kesukaannya.

"Lan boleh dong Mama kenalan sama calon kakak ipar nya Nara"

Bak tersambar petir mendengar pertanyaan itu. Kakak ku langsung diam dan menganga sebelum memasukkan sesuap nasi pada mulutnya.
Akupun hampir tersedak kemudian tertawa puas.

"Hahaha kakak ipar apanya Ma.. mana ada cewek yang mau sama cowok bawel dan lebay kayak kak Firlan"

"Dih banyak kali yang ngantri, ini lagi pada nunggu audisi aja.. mau ikut jadi juri? Lagian mendingan lebay, dari pada jorok jarang mandi"

Aku tersinggung dan melempar sebutir kacang merah yang ada di sayur asem pada kak Firlan.
"Kalo libur doang.. Itu juga mandi kok sore, tapi kadang kemaleman jadinya di rapel besoknya, daripada masuk angin kan? hehe"

"Udah.. kalian berdua itu ya.. sama bawelnya kayak Mama" Papa terkekeh pelan.

"Kok Mama? Jorok kayak Papa kali.. udah-udah lagi makan jangan banyak ngobrol nanti keselek"

Aku senang dengan keluarga ini, selalu saja ada obrolan yang membuat meja makan terasa hangat. Bukannya aku memuji keluarga sendiri, tapi memang ada kan keluarga yang kurang harmonis?

QuietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang