Chapter 18 (NC)

2K 212 28
                                    

Ini chapter 18...

Bwt yg sebel sama yongbin oc sabar ya... dia masih idup soalnya wkwk

***

Bibi Kim menaruh pancinya di atas kompor begitu saja tanpa menyalakan kompornya. Ia menarik kursi di depannya dan duduk sambil menopang dagunya di meja.

Dia merasa sangat pusing.

"Apa memang seperti ini rasanya kalau sudah lebih dari 12 ja
m?" keluhnya.

Jihoon turun dari lantai atas. Dia baru saja selesai mandi. Jihoon berhambur ke dapur dan menghampiri Bibi Kim yang tampak seperti akan pingsan.

"Bibi tidak apa-apa? Apa aku bisa membantu Bibi?" tawar Jihoon.

Bibi Kim mengangguk-angguk pelan.

"Apa?" tanya Jihoon antusias.

Bibi Kim bergumam tidak jelas sejenak sambil melirik deretan bumbu dapur di rak.

Jihoon mengangguk-anggukkan kepalanya ketika Bibi Kim menyebutkan beberapa bumbu yang ada di dalam pikirannya.

"Aku akan pergi dulu," ujar Jihoon berlari kecil ke arah dispenser.

Ia mengambil segelas air dan menyodorkannya ke depan Bibi Kim.

"Minumlah, agar Bibi tidak pusing," duga Jihoon lalu berhambur ke luar rumah.

Bibi Kim masih menyadarkan kepalanya di atas meja. Lama-lama ia terlelap tanpa menyadari Jihoonlah yang barusan pergi.

***

Soonyoung pulang agak cepat sore ini. Ia ingin memastikan Jihoon baik-baik saja bersama bibinya.

Ia masuk ke dalam rumahnya.

"Aku pulang," serunya mendorong pintu rumahnya.

Rumah itu sangat sepi.

"Jihoon," panggil Soonyoung berjalan ke dalam.

Ia seperti melihat seseorang di dapur. Soonyoung menengoknya dan mendapati Bibi Kim tertidur di sana.

Tidak ada yang aneh di dapur itu. Hanya saja...

"Jihoon!"

"Jihoon! Apa kau di rumah?"

... Jihoon tidak ada di rumah.

***

Jihoon berada di sebuah ruangan yang asing lagi. Ruangan itu tidak gelap, hanya saja cahayanya remang karena ada beberapa lilin di dalam sana.

Pikirannya melayang ke sebuah hari setahun yang lalu, hari yang menyiksa pikirannya sampai sekarang.

Pintu kamar itu terbuka dan memperlihatkan sosok Yongbin di sana dengan tali di tangannya.

Tali?

Jihoon berusaha bergerak namun tangan dan kakinya terikat.

Lama kelamaan tali di tangan Yongbin tampak jelas.

Bukan. Bukan tali.

Ctak!

Yongbin melayangkan cambuknya hingga hampir mengenai Jihoon.

"Aku tidak berniat melukaimu..." bisik Yongbin mendekati telinga Jihoon.

"... kecuali kau menuruti semua perintahku."

Tubuh Jihoon menegang ketika tangan Yongbin menyusuri permukaan wajahnya, mengusapnya lembut.

"Sudah sangat lama aku tidak menyentuh wajah ini," ujarnya.

[√] Evening Kiss: Do you know me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang