Bab 6.

3.7K 611 13
                                    

Jian kini sudah berada dikediaman Donghae. Setelah kejadian yang menimpanya itu, dengan terpaksa ia harus tinggal bersama dengan Donghae. Donghae sama sekali tidak membiarkannya untuk tinggal sendirian di rumah sewa kecilnya itu.
Sedari tadi, Jian hanya mengaduk-aduk bubur buatan Donghae. Donghae yang ada disana hanya mendesah pelan.

"Kau tak suka dengan makanannya?" tanya Donghae.

Jian mendongak menatapnya lalu menggeleng.

"Lalu?"

Jian lagi-lagi menggeleng. Donghae yang melihat itu merasa frustasi dengan keadaan Jian yang sedari tadi hanya diam saja. Mengingat betapa aktifnya gadis itu apalagi dengan kegiatannya yang selalu mengganggu atau sesekali menggoda Donghae.

"Kalau kau tidak suka, katakan saja." Donghae meraih mangkuk bubur itu menjauh dari Jian sambil menatap gadis itu kesal.

Jian hanya menghela nafas berat.

"Baiklah. Aku akan makan."
Donghae pun luluh dan kembali meletakan mangkuk bubur itu kembali kehadapan Jian. Dan gadis itu benar-benar menepati perkataannya. Jian melahap bubur itu meskipun ia menyerah setelah menghabiskan setengah mangkuk bubur.

"Kembalilah kekamarmu, aku yang akan membersihkannya." Jian hanya mengangguk dan menuruti perintah Donghae.

Donghae menatap punggung Jian yang menjauh dari meja makan menuju kamarnya yang kebetulan bersebelahan dengan kamarnya. Sebenarnya ada rasa kekhawatiran yang begitu besar terhadap kondisi Jian yang semakin memburuk. Gadis itu tidak banyak bicara, lebih memilih untuk diam. Jian bahkan sangat menuruti apa saja yang ia katakan. Dan Donghae merasa sangat aneh dengan hal itu. Ia yakin ada sesuatu yang disembunyikan oleh Jian darinya.

"Hah.. Aku harap gadis kecilku tidak apa-apa." Gumam Donghae.

.

.

.

.

.

Chanyeol berjalan melewati lorong kelas. Ia baru saja menyelesaikan tugasnya untuk mengumpulkan semua tugas siswa, mengingat ia adalah ketua kelas. Namun, saat melewati lorong ia mendengar sedikit perbincangan antar beberapa gadis dari sebuah ruang musik. Chanyeol menghentikan langkahnya lalu mencoba mengintip siapa yang ada disana.

"Benarkan apa yang aku katakan. Gadis miskin itu pasti sangat malu sampai-sampai tak sanggup lagi menampakan batang hidungnya. Dan sekarang aku sangat yakin ia sebentar lagi akan keluar dari sekolah ini." Ujar salah satu gadis disana yang Chanyeol yakini adalah Shin Haneul.

Shin Haneul, putri dari jaksa Shin yang terkenal se-Korea Selatan. Chanyeol hanya merasa kasihan saja pada Jaksa Shin bagaimana dengan perlakuan anaknya yang begitu kasar. Berkebalikan dengan ayahnya yang selaku menjunjung tinggi kebenaran dan kebaikan.

Chanyeol sudah mulai bosan mendengarkan celotehan gadis berambut pirang itu, namun sebuah kalimat yang meluncur dari mulut Haneul menghentikannya.

"Ternyata, rencanaku berhasil. Membuka kedok dari gadis miskin itu melalui situs sekolah benar-benar mampu menghancurkannya. Hah aku benar-benar senang dengan hal itu." Ujar Haneul.

Seketika Chanyeol mendorong pintu ruang musik itu hingga pintu terbuka sepenuhnya dan menampakan dirinya. Ketiga gadis itu, seketika membeku.

PRINCESS HOUR • CHANYEOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang