Bab 15.

2.5K 297 26
                                    

Laki-laki bermata tajam itu. Laki-laki yang menjadi dalang atas penculikan yang dilakukan pada Jian itu menghembuskan kepulan asap rokok yang di hirupnya, tepat di depan wajah Jian. Dan kemudian menyeringai setiap kali nafas Jian tertahan. Menyiksa Jian rupanya membuatnya begitu senang sekali.

"Siapa kau sebenarnya? Dan apa yang kau inginkan dariku?"

Laki-laki itu kembali menyeringai, lalu mendekatkan wajahnya pada wajah Jian.

"Aku? Aku Huang Zi Tao dan Keinginanku adalah merusak sesuatu yang berharga bagi seorang Kim Jong In," ujarnya.

"Kai?"

.

.

.

.

.

Donghae mengendarai mobilnya seperti orang kesetanan. Dia sudah kehilangan akal sehatnya kala mengetahui bahwa Jian kini tengah menghilang. Ia menduga akan terjadi hal buruk pada Jian dan itu terjadi pasti ada hubungannya dengan keluarga Park.

Sesampainya di kediaman keluarga Park, Donghae keluar dari mobinya dengan penuh emosi lalu hendak menerobos masuk ke dalam mansion besar yang penuh dengan penjagaan dari beberapa penjaga yang begitu ketat dalam keamanan di mansion itu.

"Maaf tuan, anda tidak diperkenankan untuk memasuki kediaman presdir," ujar seorang pengawal yang Donghae yakini berumur lebih muda daripada dirinya.

"Biarkan aku. aku ada keperluan dengan Presdir Park kalian itu!" Donghae handak menerobos namun tubuhnya tertahan oleh dua pengawal yang berada tepat di depan pintu utama kediaman keluarga besar Park itu.

"Tidak bisa, Tuan. Maaf tapi kami tidak bisa membiarkan anda masuk atas perintah Presdir," Pengawal itu bersikeras, malah semakin membuat Donghae naik pitam. Dan mau tidak mau Donghae mengambil tindakan kekerasan.

Tak lama kemudian, terjadilah adegan baku hantam antara Donghae dengan dua pengawal itu. mereka saling melayangkan hantaman satu sama lain. Donghae yang diliputi rasa amarah pun berkelahi tanpa ampun. Ia begitu beringas menghadapi para pengawal yang kini telah menjadi musuhnya karena berani menghalangi langkahnya. Tak perduli jika mungkin akan ada nyawa yang akan hilang.

"KELUAR KAU PARK JIN WOO!" Teriak Donghae di sela-sela pertarungannya.

Perkelahian yang terjadi, sontak membuat sang empunya rumah beserta keluarga yang tinggal disana merasa begitu terganggu.

Presdir Park, Kakeknya Chanyeol yang sebelumnya hendak beristirahat dengan tenang pun mau tidak mau harus turun tangan. Dengan langkah sedikit tertatih karena tergerus usia, ia keluar dari kamar pribadinya.

Tidak hanya Presdir Park, Chanyeol dan Orang tuanya pun keluar dari kamar mereka karena merasa terusik begitu pula dengan Sehun dan Ibunya.

"Apa yang sebenarnya terjadi, ayah?" Tanya Hwe Ji.

"Aku juga tidak tau," jawab Presdir Park.

"Ayah, tunggu saja disini. Biar aku yang melihat apa yang terjadi di luar," ujar Park Hae Jin dibalas gelengan oleh Presdir Park.

"Biar aku sendiri yang melihatnya," ujar Presdir Park.

"Kalau begitu, aku akan menemani kakek," Sehun mengajukan diri.

"Aku juga," timpal Chanyeol sambil melirik Sehun tajam.

"Terserah kalian saja,"

Presdir Park beserta dengan kedua cucunya itu keluar ke area depan mansion mereka. Dan ketika mereka berada di wilayah terdepan mansion itu, mereka mendapati Donghae berjalan mendekat ke arah mereka dengan wajah penuh lebamnya.

PRINCESS HOUR • CHANYEOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang