Five

13 2 0
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 17.00. Hari ini adalah hari minggu tetapi Shelin hanya berdiam diri dirumahnya sambil menonton acara tv dan di temani ice cream oreo kesukaanya karena sejak tadi siang hujan telah mengguyur belahan bumi yang sedang ia tempati. Sedangkan alasan lainnya adalah Shelin tidak punya teman untuk pergi hang out bareng karena bunda Shella sudah pergi sejak pagi tadi untuk menemui teman-temannya. Berbeda dengan Shella, Shelin tidak pandai berteman. Ia beranggapan bahwa tidak ada yang bisa menggantikan posisi temannya yang selama ini selalu setia menemaninya dalam keadaan susah maupun senang, sedangkan yang lain hanya memanfaatkan dirinya.

"Assalamualaikum"

Seseorang yang sedang membuka pintu rumah sukses mencuri perhatian Shelin yang tadinya terfokus pada acara tv.

"Wa'alaikumsalam. Bunda pulangnya lama banget sih. Aku bosen di rumah terus." Kedatangan Shella disambut dengan ekspresi cemberut dari wajah Shelin.

"Dari tadi ujan kan jadi bunda ngga bisa pulang. Terus bunda keasikan ngobrol, eh taunya udah jam segini." Shella hanya tersenyum hangat sambil mencubit pipi Shelin.

"Udah ah jangan cemberut terus. Makanya kamu kapan jalan bareng temen-temen kamu? pergi ke cafe bareng, nginep bareng, pergi liburan bareng. Kan itu bakalan seru. Daripada sama bunda terus kamu ngga bosen apa?" Shelin makin cemberut mendengar ucapan Shella, karena sampai saat ini ia belum mendapatkan teman yang cocok untuknya.

"Bunda ngga ngerti sih. Yang lain itu ngga ada yg sama kayak yg dulu s
Shelin punya."

"Semua orang itu berbeda Shelin. Ngga ada yang sama. Setiap orang itu punya karakternya masing-masing. Kamu ngga bisa nuntut mereka buat jadi yang kamu mau. Jadi kamu harus bisa nerima itu."

"Iya Shelin ngerti, tapi Shelin butuh waktu. Semua itu ngga semudah dari ucapan bunda."

"Mau seberapa lama lagi? Ini udah hampir 4 tahun ya Shel, kamu harus bisa ngebuka hati kamu buat nerima hal yang baru. kamu kira neta bakal seneng liat kamu kayak gini?." Shelin hanya terdiam mendengar ucapan Shella. Tidak ada satu patah kata pun yang terucapkan untuk membalas perkataan Shella dari bibirnya. Seakan ucapan Shella itu adalah tamparan halus bagi Shelin.

Melihat itu Shella hanya tersenyum dan ikut duduk disamping Shelin lalu mengelus puncak kepala Shelin dangan lembut.

"Ya udah sekarang bunda mau naikin mood kamu aja. Gimana kalo ntar malem kita makan diluar. Bunda bakal turutin kemauan kamu deh."

"Tanpa pengecualian?"

"Iya tanpa kecuali."
Mendengar itu Shelin langsung tersenyum riang dan memeluk bunda sambil membisikkan

"Aku mau kucing."

Bunda langsung melepaskan pelukan Shelin

"Kecuali yang itu. Oke?"

"Apa perlu Aku ngulangin kata-kata bunda yang tadi?"

"Shelina kamu itu gampang sakit. Gimana nanti kalo bulu-bulunya terbang kemana-mana. kamu mau flu terus tiap hari?"

"Itu kan dulu bun, kalo sekarang udah ngga."

"Gmn nanti kalo papa tau kamu melihara kucing. Kamu tau kan papa orangnya gimana?"

"Nanti kalo papa pulang kan kucingnya bisa dititipin di tempat penutipan hewan."

"Yaudah iya. Tapi bunda ngga ikut-ikutan ya kalo papa sampe tau." Ucap Shella sambil memakan ice cream oreo milik Shelin.

"Siap bos! Bunda emang the best lah." Ucap Shelin Sambil mengecup pipi bunda dan pergi meninggalkan bunda untuk bersiap siap.

---

Never GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang