1.0

6.2K 348 24
                                    

sorry for typos
.
.
.
05:30. Beam terbangun dengan tubuh yang sudah sangat berantakan. Tubuhnya luar biasa sakitnya.

"Aw." Beam berusaha membuat suaranya ringisannya sekecil mungkin.

Beam tau orang yang berada di sebelahnya. Sangat tau, bahkan bisa dibilang orang itu sahabatnya. Tapi dengan kejadian semalam mungking akan membuat Beam tidak akan mau mengingat lelaki itu lagi. Tapi Beam sadar ini salah mereka berdua bukan hanya Forth.

.
.
.

Forth terbangun pukul 8 pagi. Tidak jauh berbeda dengan Beam, tubuhnya bahkan merah merah karena cakaran kuku Beam tadi malam.

"Beam?" Forth memang memanggil Beam.

Forth memalingkan wajahnya mencari cari Beam disana.

Seketika Forth terdiam melihat kertas di atas meja sebelah kasurnya.

"Forth maafkan aku atas kejadian tadi malam. Jangan khawatir aku akan diam. Anggap saja kita tidak pernah melakukannya. Hmm semangat mengejar cinta mu!"

Forth segera mengambil iphonenya dan mencari nama Beam disana.

'Nomor yang anda tuju----'

"Sial." Umpatnya.

.
.
.

Sudah seminggu setelah kejadian itu. Forth masih bingung kenapa Beam menjauhinya. Bahkan Beam yang selalu berada disamping Kit kini sudah tidak lagi.

"Kit beritahu aku dimana Beam?" Suara Forth sudah mulai melemah karena Kit terus saja tidak mau memberi tau.

"Maafkan aku, tapi aku tak bisa memberi tau mu." Balas Kita juga dengan suara pelan dan berlalu meninggalkan Forth sendirian.

Forth berjalan menuju taman belakang dan mengeluarkan rokoknya. Lagi lagi hanya rokok yang bisa menenangkannya.

brukk.

"Sial."

Dengan sendirinya Forth membalikkan badan.

.
.
.

"Kit sepertinya aku tidak akan lewat sana." Ucap Beam lalu dengan perlahan berjalan mundur.

"Karena Forth lagi?"

"Oh ayolah ada apa si sebenarnya?" Sahut Kit kesal.

"Tidak Kit. Kalau dia bertanya tentangku bilang saja tidak tau. Seperti kemarin kemarin!" Balas Beam lalu pergi dengan buku serta kertas yang menumpuk ditangannya.

Beam memutar arah ke kelasnya. Kali ini dia lewat taman belakang.

Beam berjalan dengan santainya lalu dengan bodohnya ia lupa jika tempat ini adalah salah satu tempat yang sering di kunjungi Forth dan ya sekarang ia sudah tepat berada di belakang Forth. Beam dengan hati hati-

Bruk.

"Sial." Umpat Beam. Beam tau ada seseorang yang mendekat kedirinya dan dia secepat mungkin membereskan buku serta kertasnya lalu pergi.

"Beam." Panggil Forth.

Beam berjalan semakin cepat.

"Beam!" Kali ini Beam terdiam mendengar suara Forth yang tegas dan sedikit berteriak

Forth mendekat dan seketika Beam terbatuk batuk.

"Uhuk uhukk."

Beam tidak bisa dan tidak suka mencium bau rokok. Forth tersadar lalu membuang rokoknya ketanah dan menginjaknya.

"Beam-"

"Forth aku tau kau akan marah padaku. Aku tau seharusnya aku menolakmu tadi malam. Tapi aku tak bisa kau terlalu kuat. Aku sudah berusaha menyadarkan mu. Aku tau kau hanya menyukai-"

"Beam-"

"N'Yo."

"Beam maafkan aku."

follow me on twitter @txaexxe i also make a looksreen! thank u!❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

follow me on twitter @txaexxe i also make a looksreen! thank u!❤️

BEAM FORTH storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang