Part three

63 6 1
                                    

Ternyata kehadiran lo ngebuat sesuatu yang berbeda, dan tanpa sadar gue suka itu.

---

"Dion?"

Sezi tak tau harus apa lagi, ia diam dengan perasaan yang membeku. Dia tak percaya dengan apa yang barusan ia lihat. 'Seorang Dion duduk di samping gue?' Kata-kata itu terus berputar di otak Sezi. Sebuah keajaiban di hari ini. Semua berpikir bahwa seorang Dion hanya terkenal dengan wajah tampan nya. Tapi tidak, Dion terkenal dengan sikap dingin nya kepada sebagian banyak siswa siswi disini, bahkan di dalam gank nya dia disebut paling cuek. Gank yang beranggotakan Liam sang ketua osis, Rezi anak tercerdas se sekolah, Arga ketua tim basket, dan terakhir Dion seorang ketua  tim futsal.

Gank itu beranggotakan empat orang moswanted sekolah dan berasal dari keluarga konglomerat. Hampir semua siswi disini jatuh hati pada salah satu dari gank itu. Walaupun lebih banyak yang mengarah pada Dion seorang, termasuk Sezi sendiri.

Sedari tadi Sezi sibuk memperhatikan mimik wajah dari samping seseorang yang bernama Dion itu. Wajah nya sangat berkharisma, nikmat tuhan apa lagi yang Sezi dustakan? Terlihat mata hazel pria itu sedang memandang lurus, tak ada sesuatu yang memfokus kan kedua mata nya.

"Udah puas liatin muka gue?"

DUAR---

'Oh god! Gue ketahuan! Gimana nih! Mau di kemanain muka gue! Aduhhh dasar Sezi bego!"

Sezi membatin pada dirinya sendiri. Dia sangat malu sekarang, apa yang harus ia lakukan? Sezi tidak fanatik seperti fans Dion lain nya yang terang-terangan menyatakan cinta kepada Dion, dia lebih memilih menyukai dalam diam. Tapi apa yang barusan Dion katakan sudah jelas memberikan arti kepada Dion bahwa Sezi menyukainya.

"Udah puas?" Dion sekarang sudah berbalik mengarahkan wajahnya berhadapan dengan wajah Sezi.

Kali ini Sezi tak bisa melepaskan pandangannya dari wajah pria itu. Tidak memperdulikan apa yang akan terjadi selanjutnya. Dion benar-benar mampu menghipnotis dirinya sekarang. Baru kali ini ia melihat dengan jelas tata indah dari tuhan untuk wajah seorang pria bernama Dion. Rambut alisnya yang sangat tebal, bulu mata yang lentik dan mata yang sangat lah indah di padukan dengan iris berwarna hazel, hidung nya yang sangat mancung, pipi nya yang merona didampingi sedikit freckles, dan bibir yang sangat seksi. Masih pantas kah kita melewatkan pemandangan itu?

Sezi sudah sangat lama berada dalam lamunan wajah tampan di hadapannya. Mengapa ini seolah sangat sulit bagi Sezi untuk menghentikan kegiatannya itu sekarang? Hanya satu harapan Sezi sekarang,

dapat melihat pemandangan indah itu setiap waktu.

"Sepuluh menit"

"Sepuluh menit lo udah natap gue, udah puas?"

SKAKMAT

'Tuh kan, ketahuan lagi! Ya jelas lah ketahuan! Akh gue kok bego sih!'

"Eng--enggak, gue lagi enggak ngeliatin lo" Sezi membalas ucapan Dion dengan sebuah kebohongan. Biarpun sudah jelas bahwa dari tadi ia memandang wajah Dion.

"Cewe munafik!"

Sezi membulat kan mata nya, ia sangat kaget dengan apa yang di katakan oleh Dion barusan. Dua kata yang mampu menusuk hati Sezi. Kata yang sangat dingin dan penuh penekanan.

SINCERETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang