Jika mencintai mu sebuah dosa, maka percayalah bahwa aku akan kekal di dalam neraka.
----
"Hei"
Terdengar sapaan dari belakang nya. Ia pun merasakan sebuah tangan berada di punggung sebelah kanan miliknya. Ia penasaran dengan suara itu. Ia yakin bahwa sapaan itu ditujukan untuknya. Ia memilih untuk menoleh ke sumber suara itu.
"Ngapain lo disini?" Sezi segera mengeluarkan ungkapan pedasnya kepada orang di depannya kini.
"Yah menurut lo? Kalau di kantin mau ngapain?" Ia akhinya mengeluarkan suaranya dengan mengangkat sebelah alis nya, disertai dengan tangan kanan yang masuk ke kantong celananya.
"Ya-ya-yaudah sana!" Ia kembali berbicara dengan terbata-bata. Entah mengapa pikirannya sangat lamban jika dikesampingkan oleh pria satu ini.
Pria yang bernama Kevin itu mengeluarkan tawa kecilnya. Pikirannya pun sama dengan Sezi. Mengapa seolah ia di buat seperti penonton komedi yang selalu tertawa ketika melihat wanita ini.
"Pulang sekolah lo ikut gue! Gue tunggu di parkiran!" Kevin telah meninggalkan Sezi yang bingung di buatnya.
"KEVIN WOI? MAU KEMANA WOI?" Sezi mengeluarkan suara yang dapat di dengar oleh seluruh sekolah. Kini ia menjadi pusat perhatian di kantin karena kehebohan yang ia perbuat. Sezi tak memperdulikannya, ia menatap pria yang terus berjalan itu. "Dasar cowok gak jelas!" Sezi mendesis.
Kehebohan yang terjadi tadinya tak lantas membuat semua mata yang ada di kantin tak melihatnya lagi. Masih banyak yang menatapnya dengan tercengang akibat suara dari Sezi. Tak lain dari keempat pria mostwanted sekolah nya.
"Tuh cewek gila kali yah? Yang tadi itu pita suara atau mesin helikopter?" Rezi menyenggol tangan milik Arga yang juga belum bisa menutup mulutnya karena takjub dengan suara milik Sezi.
"Mungkin juga kali yah? Kayaknya tadi pas dia teriak ada bom atom lagi nyambar deh" Arga masih belum bisa melepas tatapannya dari Sezi yang kini sibuk antri di salah satu penjual kantin.
"Tapi kalau di liat-liat cewek toa itu cantik yak? Hidungnya mantep banget gila" Liam segera menyela dalam pembahasan antar Arga dan Rezi. Kini mereka duduk sejajar dengan mata yang tertuju pada Sezi.
"Bener njir, cantik banget" Arga lagi-lagi masuk dalam pembahasan dari Liam.
Kini mereka bertiga menatap Sezi dengan lekat. Mulai dari bawah sampai atas, semua nya kelihatan sempurna. Kulit putih layaknya warga negara ginseng, dan body nya yang sangat ramping menambah kesan dari gadis itu.
Plak Plak Plak
"Aww" teriak ketiganya.
Satu kali tamparan yang di layangkan oleh Dion mampu mengenai ketiga temannya itu.
Dion hanya menatap sahabatnya yang sekarang meringis kesakitan sambil memegang buku setebal kamus bahasa Indonesia milik Rezi.
"Sakit anjir" Liam mengusap pipi kanan nya yang terlihat memerah.
"Wajah hayati bang" kata Arga dengan wajah baby face sambil mengusap pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SINCERE
Short Story"Hah?? Ngapain lo disini?" Sezi menjauhkan badan nya dengan wajah kaget nya sekaligus marah nya. "Ini tempat umum kali" Cowok itu membalas nya dengan acuh dan sinis. "Terus ngapain lo sandar ke gue?" Sezi semakin marah di buat oleh cowok yang menuru...