Hadiah Ulang Tahun

92 7 1
                                    

Kamu berjalan santai menghampiri meja
Matamu melihat bungkusan itu tertata
rapi, tak tau punya siapa
Kamu mulai membukanya.
Terheran melihat sekotak sarapan di dalam,
bersama botol berisi susu coklat
dan secarik kertas bertuliskan
"Pagi, habiskan sarapannya, ya!"
Kamu makan dengan heran, tapi senang
Siapa kiranya yang begitu mengenal kamu,
sampai tau kamu berangkat tanpa sarapan dulu?

Siang hari terik,
kamu berjalan ke kantin
Masuk ke kios untuk memesan makanan favorit
Semangkuk bakso mengepul diserahkan
ke tanganmu begitu saja
Lalu si bibi mengatakan dengan ramah
"Gratis. Selamat ulang tahun, ya."
Kamu pergi dengan heran, tapi senang
Siapa kiranya yang begitu baik hati,
sampai mau membayari makan siangmu hari ini?

Sore hari yang sejuk,
kamu habiskan dengan bermain bola di lapangan bersama teman-temanmu
Kamu berlari-lari riang
Parasmu merah, bercucur keringat
Tubuhmu lelah, tapi masih semangat
Lalu kamu berjalan untuk membeli minum
Tapi sesuatu tergeletak di atas tasmu
Sebotol air mineral, masih baru
dengan kertas bertuliskan
"Asyik, ya, main bola?"
Kamu meminumnya dengan heran, tapi senang
Siapa kiranya yang begitu memperhatikan,
sampai tau kamu kelelahan sehabis main bola?

Kamu beranjak hendak pergi,
lalu seseorang datang menghampiri
Pujaan hatimu
tersenyum kepadamu, lalu tangannya terulur
"Selamat ulang tahun,"
terucap merdu nan tulus
Membuatmu tersenyum malu
Membuat lidahmu kelu
Kamu menyambut tangannya yang halus
Menatap matanya dengan rindu
Lihatlah, betapa cantik pujaanmu ini berlatar senja
Lalu teringatlah kamu akan hadiah-hadiah yang kamu terima tak putus-putus dari pagi
Tahulah kamu siapa pengirimnya
Siapa lagi, kalau bukan gadis ini?
Bukankah ia mengingat hari ulang tahunnya
dan bahkan mengucapkan selamat dengan begitu manisnya?
Kamu menggenggam tangannya
Berbisik tentang betapa kamu ingin gadis ini bahagia,
bersamamu yang mencintainya
Pujaanmu tersenyum malu,
kamu tersenyum haru
Kamu beriring pergi,
bergandengan tangan bak sepasang kekasih

Kamu begitu yakin,
sampai tak terlihat oleh matamu yang jeli























Aku.

Yang memegang kue berhias lilin siap tiup,
sebagai penutup dari hadiah-hadiahku
yang hari ini membuatmu tersenyum.

Poetry of PuteriWhere stories live. Discover now