Malam ini aku putuskan, kamu bukanlah orang yang selama ini menjajah mimpi-mimpiku di ratusan malam sebelumnya.
Kamu adalah orang yang kebetulan aku pinjam sosoknya, aku pinjam suaranya, aku pinjam identitasnya, untuk kuciptakan jadi ilusi.
Rangkaian ilusi di batas khayalku, kuciptakan jadi nyata hanya dalam benakku.
Kamu bukan keping yang aku cari.
Kamu bukan dia.
Bukan dia yang aku jadikan alasan untuk senang, sedih, bahagia, hancur.
Bukan.
Kamu bukan siapapun.
Bukan s i a p a p u n.Malam ini aku putuskan, aku bukanlah orang yang akan sama lagi.
Sebegitu naif diperbudak mimpi, sampai lupa kakiku seharusnya berpijak di bumi.
Sekian lama aku terperangkap di awang, maju tak bisa mundur pun tak kuasa, aku sadar akulah si pencipta sayap, sekaligus pencipta cerita bahwa kamu adalah pencipta sayap itu.
Aku sedang terbang sendirian.
Terbang s e n d i r i a n.Malam ini aku putuskan, aku sadar sakitku nyata.
Aku paham kamu paham, tapi mungkin tak sampai hati untuk saling menyampaikan.
Aku adalah pencipta kisah paling bahagia yang nahasnya justru paling menyakitkan terasa.
Selama ini aku bergulat dengan diriku sendiri, bukan dengan kamu, bukan dengan orang lain, bukan dengan siapapun atau apapun.
Segala bentuk senyum, tawa, tangisan, renungan, yang kuindikasikan sebagai bentuk perasaanku padamu, sebenarnya adalah reaksiku terhadap mimpi. Sama seperti orang mengigau saat tidur. Segalanya itu, sayangnya, mutlak tanpa pretensi.
Tanpa p r e t e n s i.Malam ini aku putuskan, aku meremukkan hatiku sendiri. Ilusi ini semakin gencar menyerang ulu hati, menambah beban di dasar pikiran. Tolong, bagaimana mengeluarkannya?
Malam ini aku sadari, akulah si pencipta.
Aku kendalinya, aku nahkodanya.
Mau dibawa kemana cerita dalam mimpiku ini?
Tabrakkan saja ke karang, biar sekalian hancur lebur luluh lantak sisa nama.
Atau lebih baik, kuputar balik dan kubawa pulang?
Memangnya apa yang tersisa?
Perjalanan ini cuma cukup untuk satu arah, karena tujuannya adalah untuk disua di tengah jalan.
Yang nyatanya, tidak.
Nyatanya, t i d a k.Malam ini juga, mercusuarku tak nyala-nyala.
Bintangku tak muncul dari balik awan.
Lalu aku ingat aku lah si pencipta.
Untuk apa bersusah-susah menanti cahaya?Aku hentikan cerita ini, sampai disini.
Sampai d i s i n i.