Kehamilan

1.7K 140 4
                                    

“Ini rumahku, kecil memang tapi aku yakin kau pasti betah tinggal untuk sementara disini. Ayo, masuk."

Yesung menepati janjinya mengajak Sehun bersamanya ketika ia sudah selesai dengan pekerjaanya. Yesung sengaja berbaik hati memberinya tempat tinggal sementara untuk Sehun karena ia juga tak tega melihat pria yang menyandang status sebagai suami dari orang yang dicintainya itu luntang-lantung tak jelas di negeri ini.

“Wah, Hyung kau benar. Ini sangat nyaman.” seru Sehun gembira ketika dirinya sudah masuk ke dalam rumah minimalis Yesung.

“Berapa lama kau akan berada disini?”

Kini keduanya berada di Kamar Yesung. Di rumah ini memang hanya ada satu kamar, Rumah ini sengaja Yesung beli karena untuk huniannya seorang diri, ia yatim piatu jadi wajar jika seperti itu.

“Entahlah Hyung, aku juga tidak bisa berlama-lama karna uangku tak cukup untuk menghidupiku dalam jangka waktu yang lama, kemarin saja aku sudah tak bisa membeli makanan. Ya seperti itulah, aku bukannya mengadu ya.. Eumm, kau jangan salah sangka. Aku hanya menceritakan kebenarannya.”
Yesung terkekeh mendengarnya, ia menilai jika Sehun seorang pria yang lucu tapi tidak di dukung dengan wajahnya yang tegas dan juga tak berekspresi. Tapi memang Yesung akui jika Sehun tampan, dan itu cocok untuk Luhan.

“Mau kutawari Pekerjaan?”

“Uhuk..Uhuk. Apa?” Sontak Sehun tersedak ketika mendengar penuturan Yesung tadi. Ia benar-benar tak menyangka jika Yesung bisa sebaik ini.

“Di café tempat aku bekerja, aku akan bicara dengan manajer jika kau mau. Itupun kalau kau mau,”

“Aku mau Hyung” jawab Sehun mantap.

***

Esoknya sesuai dengan rencana yang telah Yesung buat, akhirnya Ia berbicara dengan Manajer untuk memasukkan Sehun di Café ini. Setelah melewati beberapa perundingan alot akhirnya ia mendapatkan putusan jika Sehun bisa di pekerjakan untuk sementara.

“Nah, pakai ini. Kebetulan aku punya dua pasang. Lagipula kau hanya sementara disini jadi akan percuma juga membuatkan pakaian kerja untukmu jika hanya dipakai untuk waktu yang sebentar. Hanya buang-buang uang.”

Sehun mengangguk, ia mendekatkan sepasang pakaian yang seragam dengan yang Yesung pakai itu ke tubuhnya, melihat bayangannya di hadapan cermin dan tersenyum kala ukurannya tak jauh berbeda dari ukuran pakaian yang bisa ia pakai.

“Aku tidak gendut, bodoh.”

“Hehe, hanya ingin melihat seberapa tampankah diriku jika memakai pakaian ini. Aku tidak bilang jika kau gendut, Hyung."

Yesung hanya mendelik malas lalu kembali menyuruh Sehun untuk berganti pakaian. Mereka harus segera bekerja hari ini.

“Bekerjalah dengan baik, jangan kecewakan aku.”

“Siap, Bos.”

***

Hari pertama bekerja sudah selesai dilakukan Yesung maupun Sehun, keduanya kini tengah membeli beberapa makanan untuk disantap malam ini dan juga berkat bujukan Yesung pada Manajer—baik Yesung maupun Sehun bisa mengambil gaji langsung perharinya, tentu ini sengaja Yesung lakukan demi Sehun.

Setelah membayar keduanya pun segera menuju ke rumah karena besok mereka masih harus bekerja.

“Bagaimana hari ini? Menyenangkan bukan menajdi pelayan café yang tampan? Pelanggan wanita jadi banyak tiba-tiba.” Yesung membuka suara.

Sehun terkekeh lalu mengalihkan pandangannya pada langit malam yang semakin menghitam, berjalan kaki memang keuntungan tersendiri untuk menikmati suasana malam di Shanghai. Indah dan menyenangkan.

MroushaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang