Kado untuk Sasuke (4)

1.9K 259 20
                                    

.
Naruto disclaimer; MK
By ; beeBroke

.
Chanel tv berganti ganti, seiring dengan pencetan tombol yang di tekan secara konstan dengan tidak berminat. Wanita kepala dua itu mendesah lelah ketika tak menemukan satupun acara yang menarik minatnya.

Menyerah, tangan lentik sewarna caramel menghentikan aktivitasnya setelah memecet tombol off pada remot.
Sepasang matanya mengedar, dan berhenti saat menemukan putri kecilnya bertengkurap tak jauh darinya, dengan selembar kertas di hadapannya serta beberapa krayon yang berserakan. Bibir plum tertarik, membentuk segaris senyum merekah yang mendebarkan hati. Melihat bagaimana seriusnya wajah putih sang anak semata wayang, telah sukses membuat hatinya menghangat.
Wanita itu beringsut mendekat, nampak penasaran dengan apa yang putri kecilnya lakukan, "Sa, gambar apa?" Tanyanya membuka percakapan.

Iapun lantas ikut bertengkurap, dan berhadapan dengan anaknya yang masih mengerutkan kedua alisnya dalam. "Sa!" Wanita itu memanggil lagi, tetapi gadis mungil dengan nama panggilan Sarada itu hanya bergumam sebagai jawaban.

"Ya ampun, cueknya~" jemari yang lebih besar terulur, menyenggol krayon yang anaknya gunakan dengan iseng. Membuatnya sedikit diluar kendali dengan coretan panjang yang mengesalkan.

Sarada mengerucutkan bibirnya dan menatap mata sewarna lautan itu dengan garang, meski gagal.
"Ih! Mama diam dulu, Sarada kan lagi sibuk!" Balasnya jengkel. Tangan kecilnya dengan kasar meraih penghapus, dan menghapus bekas krayon dengan menekannya kuat. Tetapi bukannya menghilang, coretan itu menjadi lebih lebar dan mengotori gambar. "Yahhh! Mama! Lihat, jadi rusakkan!" Serunya.
"Memangnya Sarada gambar apa sih? Serius sekali."

Kertas gambar ditengok. Ada beberapa garis yang saling berhubungan membentuk kotak sebagai pakaian, dan mungkin sepasang persegi panjang sebagai celana. Khas anak TK.
"Gambar Paman Suke."

Tercenung, wanita dengan balutan kemeja berwarna kelabu dan celana training itu tak membalas. Ia pandangi anaknya kembali, bagaimana tangan mungilnya membentuk garis-garis untuk menyempurnakan gambarnya. Mungkin dia tidak tahu, apa yang putri kecilnya gambar adalah Sasuke yang itu, Sasuke yang amat ia rindukan dan benci di saat yang sama. Tapi, melihat sepasang kelereng putrinya nampak berbinar bahagia, dia jadi berharap bahwa itu memang dia, ayah kandungnya.

"Nih, kerenkan?" Kertas bergambar terangkat, Sarada tersenyum lebar saat Mamanya terlihat berfikir dan menanggapinya dengan senyuman yang sama.
"Iya. Keren sekali~"
.
.

Aroma tumisan bumbu masakan tercium, wangi dan menggugah selera makan. Sarada tersenyum manis begitu melihat punggung Mama-nya yang sempit tertangkap penglihatannya. Seperti biasa, wanita yang telah membesarkannya sejak bayi itu disibukkan dengan membuat sarapan dan bekal ketika pagi menjelang. Ia senang karena di usianya yang masih empat tahun, ia telah mampu berganti pakaian sendiri, jadi tidak akan begitu merepotkan meskipun ketika mandi ia tetap butuh perhatian mama-nya.

Kursi kayu ia naiki, dan duduk tenang begitu Mama cantiknya meletakkan semangkuk sup ayam penuh tomat di hadapannya. "Mah, kenapa bukan sereal?" Protes Sarada dengan alis tertekuk. Melihat tak berminat pada menu sarapannya hari ini.

"Kau juga butuh nutrisi yang lain, anakku. Diam dan makan saja ya,"

"Uuh, tapi aku mau sereal."

Senyum kecil terbentuk, melihat bagaimana kepala hitam anaknya menunduk dengan kesal. Wanita yang bekerja sebagai editor di sebuah perusahaan buku itu mendengus kecil ketika ekspresi menggemaskan anaknya saat 'ngambek' mengingatkannya pada seseorang.
"Well, mungkin kita bisa membeli es krim sepulang sekolah nanti jika kau menghabiskan sarapannya, sweety." Bujuknya yang langsung membuat putri kecilnya menegakkan pandangan. Mata hitam itu berbinar, nampak cemerlang dengan siluet senang di dalamnya. "Benarkah? Mama janji?"

Shoot StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang