#29. Pizza

2.8K 176 1
                                    

       Seorang pria mengalami kecelakaan mobil.
Kakinya patah dan ia harus beristirahat beberapa hari di dalam rumah hingga kondisinya pulih.
Pria itu tinggal di apartemen bersama istrinya.
Sayangnya istrinya harus bekerja sehingga tak bisa merawat pria itu.
Beberapa hari pertama, pria itu merasa senang karena bisa tinggal di rumah seharian.
Namun lama-kelamaan ia merasa bosan.

       Suatu hari saat menyalakan televisi, ia mendengar suara anak-anak berlari di lantai atasnya.
Ia berpikiran ini aneh, sebab jam segini harusnya anak-anak belum pulang dari sekolah.
Esoknya ia juga mendengar suara anak bermain dari lantai atas.

       Si pria merasa lapar dan memesan 2 kotak Pizza melalui layanan pesan antar.
Ia merasa sudah kenyang setelah memakan sekotak Pizza dan merasa tak sanggup menghabiskan 1 kotak Pizza lain.
Jika ia menunggu istrinya pulang, mungkin Pizza itu rasanya sudah tak enak lagi.

       Akhirnya ia memutuskan untuk berbuat baik dengan memberikan Pizza itu pada keluarga yang tinggal di atasnya.
Bukannya ada anak-anak tinggal di bawahnya ?
Mereka pasti senang dengan Pizza gratis.

       Dengan kepayahan ia pun keluar dari kamarnya dan naik dengan lift.
" Ouch... ouch... " sesekali ia mengerang karena kakinya belum sembuh benar ketika berjalan menuju kamar di lantai atasnya itu.
" Tingtong " ia menekan bel, namun tidak terdengar jawaban.
Ia kembali menekan bel dan terdengar suara dari dalam pintu.
" Siapa ? " terdengar suara wanita dari balik pintu.
" Saya tetangga yang tinggal satu lantai di bawah anda."

       Pintu di buka, namun hanya sedikit.
Dari sela pintu, terlihat wajah seorang wanita separu baya.
Namun kamar itu sangat gelap sehingga yang bisa ia lihat hanya kepala wanita itu.

       " Ada apa ? "
" Anda mau Pizza ?
Saya tadi memesannya namun tidak habis.
Mungkin anda mau ? "
" Tidak, terimakasih."
Jawab wanita itu tanpa ekspresi.
" Ehm, mungkin anak-anak anda mau ? "

       Tiba-tiba terlihat kepala seorang anak laki-laki dan anak perempuan di bawahnya.
Mereka pasti anak-anak yang kerap ia dengar suaranya saat bermain.
Ketika wajah itu menatapnya, berberis membentuk satu jalur dari atas ke bawah.

       " Baiklah, kami mau. "
Wanita iti menerima Pizza itu dan pintu itu pun di banting tertutup.
Pria itu berbalik, namun entah kenapa ia merasa ada yang aneh.
Seluruh bulu kuduknya terasa mengigil.
Wajah ketiga orang itu terpatri dalam ingatannya.

       Ia mengambil langkah cepat, tanpa peduli rasa sakit di kakinya, untuk segera menuju lift.
Ketiga wajah mereka membentuk garis, pikirnya.
Ia menekan tombol lift dan menunggunya untuk datang.

       Membentuk garis vertikal, dari atas ke bawah.
Satu wajah di atas wajah yang lain.
Ia menekan tombol lift kembali, namun lift itu tak kunjung datang.
Ada yang aneh dengan wajah mereka.
Lift itu terlalu lama.
Pria itu memutuskan menggunakan tangga.

       Wajah tampak berbaris, satu di atas yang lainnya... itu mustahil !
Ia melupakan rasa sakit di kakinya ketika ia menapak tangga dengan langkah panik.
Pria itu mulai menyadari apa yang salah dengan keluarga itu.
Hanya ada kepala, tanpa badan...
Sesampainya di kamar, ia langsung menelpon polisi.

       Polisi datang beberapa saat kemudian, walau pun laporan pria itu tampak gila.
Mereka memeriksa kamar di bawah kamar pria itu dan menemukan sesuatu yang mengerikan.
Tubuh wanita dan kedua anaknya itu di temukan di bak kamr mandi.
Kepala mereka terpenggal.
Mereka juga menemukan suami wanita itu bersembunyi di dalam lemari pakaian.
Ia mengatakan bahwa ia sudah memenggal kepala istri dan anak-anaknya dengan gergaji.
Namun, ia bersumpah istri dan kedua anak-anaknya masih hidup.

       Polisi berkesimpulan pria itu menjadi gila dan membunuh keluarganya.
Nampak polisi menemukan ada sesuatu yang aneh di kamar itu.
Di meja dapur tergeletak sekotak Pizza.
Ketika di buka, isinya sudah tidak utuh lagi.
Ada bekas gigitan-gigitan kecil di Pizza itu.
Seolah-olah ada anak-anak kecil yang memakannya.

Urban Legend'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang