Hari jumat telah tiba, seperti biasa semua santri akan bersih-bersih segala sesuatu mulai dari baju, halaman kamar, kamar, ruang eskul, dan lain-lain di hari jumat ini.
Sehabis penambahan kosa kata semua santri langsung menuju kamar masing-masing untuk membawa pakaian kotor dan mencucinya di halaman belakang kamar.
Rahma dengan setumpuk baju kotor pergi menuju halaman belakang dan celingukan seperti mencari sesuatu. Husna yang ada di belakangnya bertanya, "nyari apa rah?"
Rahma menengok ke belakang dan berputar untuk berhadapan dengan Husna. "Emang disini gaboleh laundry-an?"
"Ooh boleh kok," ujar Husna. "Cuman untuk orang-orang tertentu. Kayak guru, santri sakit, sama santri yang dikasih amanah sama guru untuk tugas keluar pesantren, atau juga darurat harus keluar pesantren. Tapi darurat banget nget nget." Tambahnya.
Pikiran licik Rahma bermunculan. Satu kali dayung, dua tiga pulau terlampaui. WUAHAHAH.
Husna yang melihat ekspresi ambigu Rahma mengernyit heran, "kenapa rah?"
Merasa terpanggil Rahma kembali sadar ke alamnya sendiri. "I have an idea!" Ucapnya lalu menaruh cuciannya di atas cucian yang digandong Husna kemudian pergi keluar kamar sambil berlari.
Badan Husna yang kecil sekecil cingir, menggandong cucian sebesar sumo, ambruk lah dia. "Rahmaa! Mau kemana sih?!"
***
15 menit berlalu barulah Rahma datang ke kamar bersama selembar surat. Entah isinya apa namun melihat senyum mengembang milik Rahma itu pasti sebuah kabar bagus. Entah baginya ataupun yang lainnya.
Semua teman sekamarnya sudah ada di halaman belakang untuk mencuci pakaian. Namun pakaian kotor milik Rahma masih terhampar manis di lantai, sepertinya ulah Husna.
Rahma mengambil cuciannya kemudian pergi lagi tanpa memberi tahu teman-temannya.
Ternyata isi surat itu adalah surat izin Rahma diperbolehkan keluar pesantren karena darurat. Mengapa bisa? Apa yang membuatnya darurat?
Kawan, surat itu bukan dibuat oleh guru yang berwenang. Namun yang menulisnya tukang laundry yang sudah sepakat bersekongkol dengan Rahma. Karena setau Rahma tanda tangan dan tulisan ibu laundry itu sama dengan pak Hamid.
Setelah mengantar pakaian kotor ke tempat laundry dan melewati penjaga gerbang yang lengah, Rahma pun keluar dengan selamat.
Alhamdulillah chap ini selese wkwk. Padahal cuma chap loh.
Sorry gak mirip sama pesantren2 seperti biasa, soalnya Saya bukan santriwati😂See u next chap❣️