Chapter 4

274 27 1
                                    


"kar'na cinta tak akan ingkari. Taakkan terbagi. Kembalilah pada dirinya. Biar aku yang mengalah, Aku terima"

BAEKHYUN POV

  "Jika hyung memang sayang padaku, tolong kejarlah ... Kejarlah dan bawa ia kembali kepelukanmu!!" 

....

Sehun akan saja kembali membuka mulutnya, namun ucapanku lebih cepat memotong. Tentu sesuatu yang membuatnya mematung saat ini.

"Hey hyung, ku dengar dari Xiumin hyung -sahabat Luhan- kalau mantan luhan si Kris mulai mendekati Luhan lagi. Bahkan ia ingin melamar Luhan dekat-dekat ini. Tentu aku yakin hyung tidak ingin hal ini terjadi kan? Jadi bangunlah, segera ke bandara, dan bawa si rusa menyebalkan itu pulang." ucapku sambil masih memaksakan senyuman.

Setelah tersadar dari keterkejutannya, seketika Sehun berlari keluar apartemen setelah mengambil tasnya. Oh, aku sangat tau kemana dia akan pergi. Mungkin lebih baik memang begini. Yeah, memang seharusnya seperti ini.

Dengan begini aku tau. kau sangat hebat Luhan-hyung. Aku kalah denganmu.  

....

ooh, jika kalian tanya apakah benar Kris mulai mendekati Luhan dan ia akan melamar Luhan juga? Jawabannya tentu saja tidak. Luhan hyung terlalu mencintai Sehun jadi ia tidak akan sanggup meski hanya untuk menduakannya. Aku tau itu. dan Kris hyung? memang benar aku tau Kris-hyung adalah mantan Luhan hyung setelah menyelidiki dan bertanya kepada Xiumin hyung. Tapi yang kutau saat ini Kris-hyung tengah tergila-gila pada salah satu teman seangkatanku - Tao - dan tidak akan berani mendua atau ia akan merasakan secara gratis permainan Wushu si panda china itu. 

Jadi aku berbohong? Yuph, aku hanya ingin memberikan sedikit dorongan pada si plin-plan Sehun. Semoga dia bisa membawa pulang Luhan-hyung dan kebaikanku ini terbalas. Sekali-kali jahil sedikit tidak apa kan? hehe




"Jauh di lubuk hatiku masih terukir namamu. Jauh di dasar jiwaku engkau masih kekasihku" 


SEHUN POV

Dengan sekuat tenaga aku berlari dari tempat penurunan taksi ke lobi bandara. Bersyukur dengan teknologi canggih saat ini aku masih bisa memesan penerbanga dengan waktu terdekat untuk ke China. Setelah urusan penerbangan dan hal menyebalkan lainnya mungin aku masih harus menunggu kurang dari 30 menit lagi untuk bisa beranjak dari negara ini ke negara sebelah. Aku duduk menunggu di ruang tunggu sambil meremat kuat tangan ku

tidak boleh. tidak boleh. Luhan tidak boleh menikah dengan orang lain. Luhan hanya milikku dan hanya akan menikah denganku. 

Mungkin kini aura mencekam keluar hebat dari tubuhku hingga aku menyadai tidak ada orang lain yang ingin duduk didekatku. Beruntungnya aku para petugas disi tidak terlalu peka, jika ia mungkin aku saat ini akan ditangkap dengan tuduhan anggota teroris yang akan meledakkan bandara. Tapi aku tidak peduli tentang itu, yang aku pedulikan hanya waktu. Aku harus cepat-cepat menuju kediaman Lu dan memohon pada Luhan untuk kembali menjadi kekasihku

Tidak. ia memang masih menjadi kekasihku

Aku tidak menganggap hubungan kami berakhir. Dia kekasihku dan tidak ada yang boleh merebutnya dariku. Aku menengadahkan kepalaku dan menutup mata. Memanjatkan permohonan. Dan kembali terbuka saat panggilan penerbangan ke China disiarkan




"Luhan .... tunggu aku, sayang"





"Bila rindu ini masih milikmu. Kuhadirkan sebuah tanya untukmu. Harus berapa lama aku menunggumu? Aku menunggumu?"


LUHAN POV

Terhitung 7 hari, 17 jam, 27 menit, dan 47 detik aku melepaskan Sehun via suara. Sungguh hati ini berdustasaat perkataan 'selamat tinggal' itu terucap. Nyatanya lihat saja keadaanku saat ini. Miris. Mungkin kata itu yang terlintas di benakmua saat melihatku selalu menatap keluar jendela besar yang berhadapan langsung dengan pemandangan pintu kayu yang menjadi pintu masuk utama rumah kokoh ini. Berharap seseorang yang masih kudamba akan melewati pagar itu untuk menjemputku, merebutkku kembali, dan mempertahankanku.

Ah, tapi kurasa itu sangat sia-sia. Hampir ribuan kali otakku meneriaki tingkah bodohku untuk berhenti berharap. Namun hati ini masih saja tuli untuk tidak mendengar dan kekeras kepalaankulah yang menang. 

Tes... Tes .... Tes ...

Bukan. itu bukan suara tangisku. Mataku terlalu lelah untuk sekedar menumpahkan air mata yang sudah mulai kering karena sudah berkali-kali terkuras keluar. Suara itu adalah suara air hujan yang menabrak jendela kacaku. Kurasa hujan akan turun kembali. Entah mengapa akhir-akhir ini hujan lebih sering menemani hariku. Ah, dan aku masih saja menunggu di temani rintikan hujan yang semakin deras itu. 

Sehunnah~ sampai kapan aku harus menunggumu?


- dan pintu pagar itu pun terbuka perlahan. Bola mataku membulat sempurna saat sosok yang kunanti itu berjalan terengah sambil melihatku dari bawah sana. ia menatapku sambil tersenyum di sela-sela tarikan besar nafasnya. 




"Sehun?!"

;

.

..

.

..

,

- TBC-

otte???? masih stay tune? maafkan daku karena sibuk kuliah hehe... bentar lagi lulu mau kerja praktek hoho... doakan lulu ya~

betewe, untuk si mungil baekhyun ada yang mau jika lulu bikin squel???

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SAD SONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang