Ri--???#Part5

44 6 4
                                    

Pengumuman, bagi readers baru atau readers lama (sebelum revisi nama tokoh yang baru). Aku mohon maaf kalau ada salah penulisan nama. Awal tokoh Rizo adalah Rafa aku ganti Elza baru aku fix kan ke nama Rizo. Kalau ada typo dan bikin kalian gak nyaman tolong di maafkan ya  :"
.
.
.
......
Author Pov
.
.

Beginilah keadaan Ratih sekarang terjebak diantara manusia-manusia ganas yang ingin sesegera memenuhi hasratnya untuk mengisi perut mereka yang kosong.

Ya Ratih kini tengah berada di kantin bersama kawannya Irel. Mereka tampak seperti langit dan bumi. Irel yang memiliki kulit putih bersih sangat kontras dengan Ratih yang berkulit hitam. Namun tak ada rasa berbeda diantara keduanya. Jalinan persahabatan mereka sejauh ini terjalin dengan baik. Irel yang menerima kekurangan Ratih,dan Ratih yang menerima kekurangan Irel yang termasuk manusia sensian dan gak sabaran.

"Rel"kata Ratih memanggil Irel yang sibuk meracik bumbu baksonya.

"Iya Tih kenapa?" Sahut Irel dengan senyum manisnya.

"Syukur deh Irel udah balik lagi jadi dia yang ramah"batin Ratih.

"Kok ngelamun Tih ada apa?" Irel menggoyangkan lengan Ratih secara perlahan.

"Hah? Ada apa Rel?" spontan Ratih seusai sadar dari lamunannya.

"Tadi lo manggil gwe kenapa?"ucap Irel dengan lembut diakhiri dengan senyum manis.

"Ohh... gini Rel kalo boleh tau kemaren sabtu lo kenapa dah sensi gitu?" tanya Ratih pelan-pelan agar tidak menyinggung perasaan sahabatnya itu.

"Hmm.. gak papa cuman kebawa tugas aja" ucap Irel sembari menutupi sesuatu.

"Cerita aja Rel" kata Ratih tulus.

"Kak Devan..." kata Irel lirih

"Kak Devan ngapain lo?" tanya Ratih terkejut hingga nada bicaranya meninggi. Irel yang melihat hal itu dengan sengaja menusuk baksonya menggunakan garpu cukup keras. Secara tak langsung itu instrupsi untuk Ratih agar tidak terlalu membeberkan suaranya kemana-mana.

"Embb.. maaf Rel" ucap Ratih dengan nada lebih pelan.

"Kak Devan marah ke gwe Tih"Irel

"Lah kenapa?"Ratih mulai serius mendengarkan.

"Waktu malam sabtu itu gwe pulang malem sama cowok, sebenernya gwe gak niat buat pulang terlalu larut tapi mau gimana lagi keadaan yang maksa gwe pulang jam segitu karena malam itu hujan,dan cowok itu ngajak gwe jalan pake motor. Makanya gwe harus neduh dulu. Saat gwe sampe dirumah Kak Devan marah-marah ke gwe. Bilang inilah ... itulah... cabelah.. teronglah.. buncislah.. labu juga dibawa-bawa.. hewan liar sampe jinak semua keluar. Gwe ngerasa aneh aja kenapa dia segitunya ke gwe padahal gwe udah gede. Dan gwe pulang dengan selamat dan aman. Kenapa dia segitu marahnya ke gwe? maksudnya dia apa coba?" nafas Irel sampai tersendal karena menceritakannya tanpa jeda.

"Berarti Kak Devan sayang sama lo" kata Ratih sembari menyeruput es teh manisnya.

"Kalo sayang gak bakal nyakitin hati gwe pake kata-kata kasar dong Tih. Gwe kan cuman jalan sama cowok itu,dan gwe gak ngapa-ngapain sama tuh cowok" kata Irel mencoba menjelaskan lagi.

"Rel siapa sih cowok yang lo maksud itu?" tanya Ratih penasaran.

"Embb.. cowok itu namanya Ri--"

"Hayoooo lohh... ke kantin gak ajak-ajak" kejut Raka pada Ratih. Kemudian Raka duduk tepat di samping Ratih.

Tukkk..
Ratih menimpuk kepala Raka dengan garpu baksonya.

"Ngagettin aja lo ellah.." kata Ratih pada Raka yang mengusap kepalanya sembari cengengesan melihat Irel.

MALIKA MENCARI CINTA (Dalam Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang