Sia-Sia#Part4

42 8 0
                                    

Pengumuman, bagi readers baru atau readers lama (sebelum revisi nama tokoh yang baru). Aku mohon maaf kalau ada salah penulisan nama. Awal nama dari tokoh Rizo adalah Rafa aku ganti Elza baru aku fix kan ke nama Rizo. Kalau ada typo dan bikin kalian gak nyaman tolong di maafkan ya  :"
.
.
.
......
Author Pov
.
.
.
Pagi ini lagi-lagi menjadi pagi yang suram bagi Ratih. Untuk kesekian kali Raka, kakaknya itu dengan seenak jidatnya nebeng ke Ratih dan tak sama sekali memiliki niat untuk mengubah posisinya, masih sama seperti tempo hari. Ya Ratihlah yang harus mengayuh sepedanya dengan sekuat tenaga,menanggung beban hidupnya ditambah beban milik Raka.

Dan masih sama seperti tempo hari kegiatan yang dilakukan Raka diatas sepeda hanya ngupil...NguPiL..dan NGUPIL... lalu menaruhnya dibawah dudukan kemudi sepeda milik adiknya itu. Bayangkan satu bulan penuh seperti itu tanpa mencuci sepeda tersebut mungkin dibawah dudukan kemudi akan terbentuk sarang tawon dari upil ala Raka.

Peringatan-peringatan yang Ratih lontarkan tak pernah dianggap oleh Raka sedikitpun.

Sakit lo dikacangin.

"Dah nyampe bang.. turun lo!!" Perintah Ratih pada kakaknya yang masih keenakan ngupil pake jempol.

"Oh udah ya? Makasih adekku" ucap Raka sambil menepuk-nepuk kepala Ratih menggunakan tangan bekas alat penggalian emasnya.

"Jorok lo bang" Ratih dengan kasar menepis tangan Raka dari atas kepalanya.

"Hehehehe"cengir Raka watados.

"Makin hari makin gede aja" gunam Ratih sembari memarkirkan sepedanya.

"Iya dong karena sering olah raga dan minum cucu Hilo abang jadi cepet gede" ucap Raka memamerkan otot lengannya.

"cucu Gilo, yang gede itu lubang idung lo bang.. hahahaha" ledek Ratih pada kakaknya. *gilo dalam bahasa jawa artinya jijik*

"Serah dah gwe cogan mah bebas" ucap Raka songong sembari mengibaskan tanganya.

"COwok GANgguan"timpal Ratih kemudian tertawa. Dan lari terbirit-birit menuju kelasnya.

Kelas Ratih.

"Ra lo punya rautan kaga?"tanya Irel kaga nyantai ke Ratih.

"Engga Rel" jawab Ratih halus, ia tahu bahwa perempuan manis disampingnya itu sensian.

"Pinjemin ke Oni cepet!" perintah Irel pada Ratih.

"Kok gwe jadi babu disini padahal ini cerita punya gwe" batin Ratih

"Cepet Ra!" ucap Irel kembali.

"On pinjem rautan" Ratih

"Boleh.. nih jangan ampe rusak" Oni mengulurkan tangan yang berisi rautan warna pink miliknya.

"Makasih on, ini Rel rautannya" dengan tidak sengaja Ratih menyenggol Irel yang sedari tadi sibuk menggambar bermacam bentuk bakteri pada selembar kertas Hvs dan lantas membuat coretan yang bukan bentuk garis yang Irel inginkan.

"Oh maaf Rel"ucap Ratih memelas.
Irel langsung menghapus garis tak diinginkan tersebut secara kasar. Dan beralih meraih rautan Oni yang dipinjamkan oleh Ratih.

"gambarnya pelan-pelan aja,ini tugas pelajaran terakhir kok Rel" ucap Ratih berniat menenangkan.

Irel yang tidak sabaran malah membuat rautan itu tidak berfungsi dengan sempurna.

"Pelan-pel--"Ratih

Bruak...

Irel menghantamkan rautan beserta pensilnya ke mejanya. Melihat rautan dan pensilnya yang rusak malah membuatnya semakin menahan emosi,terlihat dari ritme cepat dadanya yang naik turun.

MALIKA MENCARI CINTA (Dalam Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang