Chapter 2

423 62 4
                                    

(Author note: anyeong~ ada yg nungguin chapter dua nya kah..?? Xixixii...
Untuk ff ini aku rekomen kalian dnger lagu Cheeze yg Love You, lagu kesukaannya Yein..^^
Resapin lagunya ama video, anggap kedua model di mv itu Kookie ama Yein.. LOL!!
Comment dan votenya jngan lupa nee..)




*Yein POV*



Hangat...

Mataku yang terpejam erat sedikit mengernyit ketika sesuatu yang menyilaukan menerpa wajahku, begitu kubuka kedua mataku yang terasa berat, ternyata sinar matahari yang masuk melalui jendela yang tak tertutup gorden menyorot kearahku.

Sudah pagi? Aku mencoba untuk bergerak dari tempatku, tapi tertahan ketika aku mendengar sebuah dengkuran halus terdengar dikedua telingaku, begitu aku menoleh kesumber suara, aku mendapati wajah seorang namja yang tengah tertidur dengan lelapnya dibawahku, Jungkook? Bagaimana bisa ia berada disini? Seketika aku teringat kejadian semalam berputar dikepalaku layaknya sebuah kaset. Di mulai ketika aku memergoki namja yang kucintai bermesraan dengan seorang yeoja, aku melabrak mereka dan tak henti-hentinya meluapkan kekesalanku pada mereka berdua tapi apa yang kudapat? Bukan penjelasan atau permintaan maaf yang keluar dari mulut Jaebum melainkan kata putus yang kuterima darinya, lalu ia meninggalkanku begitu saja dengan yeoja yang menjadi selingkuhannya tersebut. Sesampainya dirumah aku hanya bisa menangis dan terus menerus merutuki diriku yang bodoh lalu tanpa sadar menelpon Jungkook, aku pun tak menyangka ia langsung datang kerumahku tanpa mendengar penjelasan kenapa aku menangis saat itu. Aku terus menangis sepanjang malam dalam dekappan Jungkook sampai akhirnya aku tertidur karna kelelahan, dan alasan itulah yang membuatnya ikut tertidur bersamaku.

Kutatap wajahnya yang masih tertidur pulas, kemudian aku kembali menidurkan kepalaku diatas dadanya. Kedua mataku terpejam ketika mendengar degupan jantungnya dan napasnya yang bergerak teratur, amat nyaman, aku tak pernah merasa senyaman ini saat bersama seseorang. Seketika perasaan menyesal menyelimuti hatiku mengingat beberapa waktu yang lalu aku sempat merasa kesal padanya, seharusnya waktu itu aku percaya pada kata-katanya yang memberitahuku tentang Jaebum dan bukan memarahinya.

"Yein-ah..."

Panggilan lembut tersebut membuat kedua mataku kembali terbuka lebar, suara ini, aku selalu suka mendengar suara ini memanggilku dengan nada lembutnya. Kuangkat kepalaku perlahan dan langsung menatap kedua bola mata cokelatnya yang masih terlihat mengantuk.

"Kau sudah bangun?" Tanyanya dengan suara seraknya.

"Eum..."

Sebelah tangannya bergerak menangkup pipi kananku, ibu jarinya bergerak mengusap bawah mataku dengan amat hati-hati "matamu membengkak..." ujarnya perlahan. Aku hanya bisa menatapnya dalam diam dan merasakan tangannya yang berada di wajahku, lagi, perasaan nyaman itu kembali menjalar dihatiku "jangan menangis lagi, aku tak suka melihatmu menangis seperti semalam.."

Kedua mata cokelat itu, aku bisa melihat ketulusan dan kesungguhan yang terpancar dari tatapannya tersebut, perlahan aku mulai merasakan jantungku berdegup tanpa alasan "e...eo..."

"Sekarang, kita harus bersiap untuk kuliah..." Jungkook menolehkan kepalanya kearah jam dinding yang berada dikamarku kemudian kembali beralih padaku, sebuah senyuman mengembang diwajahnya "kau tak mau bangun?"

"Eh?" Dengan sigap aku bangkit dari tempatku atau lebih tepatnya dari rangkulan Jungkook pada pinggangku, aku bisa merasakan perasaan hangat menjalar kepipiku, wajahku memerah.

Jungkook terkekeh perlahan seraya beranjak dari tempatnya "bersiaplah, aku akan menunggumu diluar..." ujarnya seraya berjalan keluar dari kamarku.

Saat perjalanan menuju ke tempat kuliah kami, aku maupun Jungkook sama-sama tak mengeluarkan kata sedikitpun, Jungkook terlalu sibuk dengan pemikirannya begitupun denganku.

FallinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang