Hyo POV
Apa kau pikir pernikahan tanpa dilandasi rasa cinta adalah pernikahan yang indah? Tentu saja tidak! Jawabannya adalah tidak. Apalagi jika kau memang harus menikah dengan orang yang kau benci dan tak pernah kau harap kehadirannya ada dihidupmu.
Pernikahan berdasarkan paksaan dari kedua orang tua, dengan alasan ingin mencarikan yang terbaik dan karena sahabat lama atau hanya teman bisnis.
Apa eomma dan appa menganggapku masih kelas 6 SD? Yang belum bisa menentukan pilihanku sendiri, yang belum bisa mencari yang terbaik untukku sendiri? Oh ayolah...
Aku sudah 19 Tahun didunia ini, apakah aku belum cukup tua untuk menentukan mana yang baik dan yang buruk untukku sendiri?
.
.
Tepat dihari ini, pernikahan atas dasar 'paksaan' itu akan dimulai. Seluruh tamu undangan hanyalah orang - orang terdekat kami dan dari pihak calon suami ku."Hyo, turunlah" Kudengar jelas suara bibi ku dari balik pintu kamar tempat ku merias diri.
Segera kulangkahkan kaki ku yang tertutupi kain putih pengantin ini menuju lantai bawah.
Sungguh demi apapun, pakaian ini berat sekali. Aku harap hanya hari ini aku memakai pakaian aneh ini.Setelah sampai pada lantai dasar, kulihat para sahabat dan keluarga besarku memandang kearah ku dengan tatapan kagum. Wajar saja, sebelumnya aku belum pernah berdandan se-feminim ini. Ku usahakan menarik kedua sudut bibirku keatas, guna melancarkan hari sakral ini.
Saat aku mulai melangkahkan kakiku kedepan, kulihat sesosok lelaki dengan tuxedo hitam dan kemeja putih berdiri didepan sana. Aku sangat terpaku. 'Tampan' itulah kata yang pas untuk menggambarkan keadaannya saat ini. Aku sedikit tak percaya jika dia benar - benar begitu berbeda hari ini. Dia terlihat rapi dan juga cocok dengan pakaian formal itu.
Diulurkannya tangannya, menyambut tangan ku. Membantu ku naik keatas kursi pernikahan dengan menggenggam tanganku erat.
"G..gomawo"
"Cih, kenapa kau jadi segugup itu?"Jujur aku sedikit kesal dengan pernyataannya. Walaupun memang benar diriku sedang sangat gugup hari ini, tetapi dirinya tak memikirkan dulu perkataan itu.
"Aniyeo..!" ucapku lantang didepannya.
"dasar yeoja kasar" Dirinya memalingkan wajahnya kearah depan dengan wajah yang menyeringai.
.
.
.
Author pov"aku lelah" Lelaki tampan yang baru saja menggelar acara pernikahannya beberapa jam yang lalu itu kini merebahkan dirinya denga santai di sebuah kasur berukuran king size dikamar itu.
Gubrak..
Pintu terbuka dengan kencang. Betapa terkejutnya lelaki yang baru saja merebahkan dirinya dikasur besar itu.
"Ya, nyonya Han, apa yang kau lakukan!" teriak lelaki itu kepada Hyo jin yang tengah bersusah payah mengangkat gaun pengantin itu masuk kedalam kamarnya.
"Ya! Tuan Min! Ini kamarku, kenapa kau membentakku begitu! Eoh, apa yang kau lakukan dikamar ku?"
Hyo jin yang tak mau kalah pun juga berteriak kearah lelaki yang dipanggilnya tuan'Min' tadi."Hey, kau itu sudah bersuami. Apa kau melarang suami mu untuk tidur disini? Dan kau baru saja mengganggu waktu santaiku"
"hey tuan Min, ku peringatkan padamu. Kau itu beruntung hanya menggunakan tuxedo dan celana itu. Apa kau ingin merasakan menggunakan gaun ini menuruni tangga dan menaiki tangga dengan ini? Apa kau ingin tau rasanya kepanasana karena bedak tebal dan beratnya bulu matamu dihiasi seperti ini? Jika saja boleh, ingin sekali saat acara pernikahan itu aku yang menggunakan tuxedo dan celana, bukan gaun berat ini"
"itu sudah takdirmu, lagi pula kau terlihat cantik dengan gaun itu. Jika bisa saat tidur nanti jangan lepaskan gaun itu, hahahaha" Lelaki itu hanya tertawa laknat diatas kasur itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Next Difference
FanfictionCinta bisa kapan saja berubah menajdi benci. Dan begitu sebaliknya, benci kemudian bisa kembali menjadi cinta. Jangan membenci jika pernah mencintai, karna perasaan begitu munafik. Jangan terlalu membenci jika pernah membuat perasaan. Karna cinta da...