Hujan turun dengan derasnya. Membuat hawa dingin yang menusuk kulit. Yoongi terbangun dari tidurnya.
"Cham? Bangun, disini dingin" Yoongi mengguncangkan bahu Cha mi agar segera terbangun dari tidurnya.
Cha mi segera membuka matanya.
"mhh...wae oppa?"
"Ayo masuk, disini dingin"
"Ne"
Cha mi pun beranjak dari tempat asalnya dan masuk meninggalkan Yoongi. Yoongi menutup pintu balkon belakang dan masuk menyusul Cha mi masuk kedalam.
"Oppa?"
"Oh, wae?"
"Dari mana?"
"Taman bunga mu cantik"
"eh?"
Yoongi mendekat kearah tubuh Hyo. Hyo diam tak berkutik. Darahnya berdesir - desir tak karuan.
"Dimana Hoseok?" Yoongi menghimpit tubuh Hyo sampai menyentuh dinding. Membuat Hyo gugup bukan main.
"Su..su...sudah...Pu..la..pulang" Hyo menelan susah salivanya. Perlakuan Yoongi benar - benar membuatnya gila. Yoongi semakin memperkecil jarak diantara mereka.
"kenapa jadi gugup begitu? Apa kau takut? Apa yang kau takutkan? Aku tidak menggigit mu" Tangan Yoongi berada disebelah kiri tubuh Hyo. Menopang tubuhnya dari Hyo.
Hyo hanya diam tak berani berkutik. Dirinya benar - benar kehabisan kata - kata sekarang. Jantung nya berdegup sangat kuat.
"Oppa kau mau apa?" Akhirnya Hyo bersuara dan menatap mata elang Yoongi. Mata yang mampu memikat siapapun yang sudah menatapnya.
"Menurutmu?" Yoongi menampilkan smirk jahil nya didepan wajah Hyo. Tapi Hyo tidak begitu peduli. Jantung Hyo sudah mulai normal, sudah terbiasa atas sikap Yoongi.
"Disini bukan hanya kita berdua, jangan lakukan hal macam - macam atau kau akan menyakiti perasaan yeoja itu" Hyo menyilangkan tangannya didepan dadanya. Seolah olah menantang Yoongi dengan perkataannya.
"Yeoja yang mana? Siapa yang akan tersakiti?"
"apa kau pura - pura bodoh tuan Min?"
"Ya aku bodoh, aku bodoh karna pernah membuatmu membenci ku karna ulahku di SMP dulu!"
"cih, dasar. Baru sadar sekarang rupanya"
Hyo memiliki dua kepribadian. Dirinya bisa saja tiba - tiba menjadi sangat kasar, dan terkadang bisa sangat lembut. Entah itu adalah keajaiban atau bahkan kutukan, yang pasti Hyo bukanlah keturunan Jin.
Yoongi makin memajukan wajahnya kearah Hyo. Hyo hanya diam dan malah tertawa kecut.
Chu~
Hyo mencium bibir Yoongi tanpa diduga - duga. Namun, Yoongi tetap saja lelaki normal. Dirinya membalas ciuman dari Hyo.
Cukup lama mereka berciuman hingga seseorang dari arah belakang Yoongi tersenyum getir melihat mereka berdua.
"Aku akan pergi besok, jadi kalian bisa memproduksi(?) keponakan yang banyak untuk ku setiap hari" Cha mi berdiri di dekat meja makan dengan segelas air putih ditangan kanannya. Wajahnya terlihat sangat flat.
"Saat kau disini pun kami akan melakukannya, ya kan chagi?"
Hyo Pov
Heol? Apa dia bilang? Cha? gi? Aku benar - benar ingin muntah mendengarnya. Ini lelucon yang sangat membuat perut ku mual.
"Jaga bicara mu" Ku cubit perutnya pelan. Padahal hanya 'pelan' tetapi dirinya mengaduh kesakitan, seakan aku sudah menggigitnya.
Hyo pov end
Normal pov

KAMU SEDANG MEMBACA
Next Difference
Fiksi PenggemarCinta bisa kapan saja berubah menajdi benci. Dan begitu sebaliknya, benci kemudian bisa kembali menjadi cinta. Jangan membenci jika pernah mencintai, karna perasaan begitu munafik. Jangan terlalu membenci jika pernah membuat perasaan. Karna cinta da...