Masalah tidak selesai begitu saja. Masih ada persoalan lain yang belum dijelaskan diantara mereka.
.
.
"Cham, kau belum menjelaskan suatu hal!" Yoongi menatap malas makanan dihadapannya. Menampakan wajah tak selera makan darinya."Apa? Yang mana?" Cha mi merasa tak adalagi yang perlu dibahas selain masalah kemarin.
"malam kemarin, kau menghabiskan soju milik oppa yang tinggal 2 botol. Lalu kau mabuk dan menciumku, berteriak seperti ini "Oppa, kenapa kau tega meninggalkan ku, bla bla bla... Kau tega menikahinya bla bla bla... Kau bahkan lebih bodoh dari 'SEPUPUKU'"
Seru Yoongi yang membuat suaranya sengaja di mirip - miripkan nya dengan suara cempreng milik Cha mi.
Cha mi terbelalak kaget mendengar penuturan dari Yoongi.
"Be..be..benarkah aku berkata begitu?"
"Apa aku berbohong?"
'aish sial' Umpat Cha mi dalam hati. Cha mi merutuki kebodohannya.
"i..itu..akh, oppa aku sakit perut" Cha mi segera berlari menuju kamarnya dan menutup pintu dengan keras dan kemudian menguncinya dengan rapat.
"Hey!!! Dasar anak nakal" Yoongi segera berdiri mencoba menggedor - gedor pintu kamar milik Cha mi. Tetapi tetap saja Cha mi tak mau membukanya.
"Akh kepalaku" Cha mi memegangi kepalanya yang terasa berdenyut - denyut.
"Cham!!"
"Aku ingin tidur, bisakah oppa diam?"
Setelah mendengar perkataan Cha mi barusan. Tidak terdengar lagi suara ketukan dari luar. Yang menandakan bahwa Yoongi tidak lagi berada di luar sana.
'Bisa kita bertemu?' ada yang ingin aku tunjukan'
Sebuah sms dengan kata - kata itu muncul dilayar ponsel Cha mi. Dengan segera Cha mi membukannya lalu membalasnya.
'arraseoyeo, ditempat biasa. Aku akan kesana'
.
.
"oppa? Kenapa kau setega itu eoh?""wae? Apa yang aku lakukan?"
Hyo memeluk Hoseok dengan eratnya dan merapatkan wajahnya di dada bidang milik Hoseok. Hyo terisak dibalik pelukannya. Hoseok mengusap pelan surai coklat kepirangan milik Hyo.
"Wae Hyo? Oppa salah apa?"
"Aku menyukai mu"
Hening.
Hening.
Hening.Udara terasa menelusup masuk kedalam hatinya. Membuat jantungnya seakan berhenti sesaat. Angin malam yang begitu membuai menampuh wajah tampannya. Membuat rambutnya bergoyang - goyang(?)
Hyo mulai merenggangkan pelukannya. Menatap wajah sayu milik lelaki jakung yang ada dihadapannya kini dengan seksama.
"Oppa, sameranghae" Hyo mencium pipi kanan milik Hoseok dan kemudian terdiam. Hyo sedikit berjingkit untuk bisa mencium pipi milik Hoseok.
Lembut...
Ciuman Hyo begitu membelai pipinya. Membuat sekujur tubuhnya merasa tersentrum. Desiran darah yang tak karuan membuat hawa panas disekitar tubuhnya."Tapi kau sudah menikah"
"Aku tau kau akan bicara seperti itu. Aku hanya mengutarakan perasaanku. Tidak memaksa mu untuk menikah denganku, maafkan aku. Seharusnya aku sadar diri. Siapa aku ini? Haha"
"Aku juga sebenarnya takut melihatmu bersama Yoongi. Tapi, sekarang aku sudah bisa menerima. Kupikir Yoongi juga sudah mulai mencintaimu. Aku jadi tidak ragu lagi membiarkan mu bersama Yoongi"

KAMU SEDANG MEMBACA
Next Difference
FanfictionCinta bisa kapan saja berubah menajdi benci. Dan begitu sebaliknya, benci kemudian bisa kembali menjadi cinta. Jangan membenci jika pernah mencintai, karna perasaan begitu munafik. Jangan terlalu membenci jika pernah membuat perasaan. Karna cinta da...