Prolog

314 14 0
                                    

"ALDRICH! BAYAR UANG KAS! BAYAR IURAN KELAS JUGA! SEKARANG!" Teriakan dari pemilik suara melengking merusak pagi indah di kelas XI Mia 2, Cacha, sang bendara kelas.

Gerutuan mulai terdengar dari para penghuni kelas, mulai dari kesel, gemes, cuek, sampai alay.

"Aldrich kok gitu banget sih? Gak pernah bayar uang kas?"

"Si Aldrich gak kasian gitu sama kita yang tiap hari denger teriakannya si Cacha, ganteng sih ganteng tapi gak punya uang"

"Aaa! Aldrich mau gue bayarin gak? Tapi syaratnya jadi pacar gue, gimana?"

"Gue aja yang bayar!"

"Gue aja!"

"Gue!"

"Gue!"

"Ih! Gu-"

"BERISIK!" Bentakan Aldrich memecah perdebatan beberapa fansnya. Sontak mereka semua diam. Tak ada yang bersuara satupun di kelas tersebut.

"Berapa?" Tanya Aldrich dingin

"E-eh-i-itu 100 ribu" Gugup. Satu kata yang mendeskripsikan Cacha saat ini. Siapa yang tidak gugup ditatap dengan mata tajam oleh orang yang -katanya- paling tampan sesekolah.

"Nih" Jawaban singkat yang diberikan Aldrich seraya menyodorkan dua lembar uang seratus ribu kearah Cacha lalu melangkahkan kakinya keluar dari kelas.

"Loh? Kebanyakan ini mah!" Protes Cacha yang tidak dihiraukan oleh Aldrich.

"Ck!"

------------

Tok tok tok

"WOY! BUKA WOY! AYO KE BAWAH!" Teriak cowok di depan pintu kamar adik kembarnya.

"Tunggu bawah aja, bang" Suara dari dalam menyahut tenang.

Terdengar langkah kaki yang menjauh dari depan kamar. Cowok tersebut meninggalkan seseorang yang ditunggunya ke meja makan lantai bawah.

"Eh, abang udah siap, adek mana bang?" Sapa perempuan paruh baya, Natasya, sang Mama.

"Lagi diatas, siap siap kali, ma" Balas Geo, cowok tersebut.

"Oh yaudah, ayo sarapan"

"Pagi" Sapa seorang cewek dari arah tangga.

"Pagi sayang, ayo sarapan, terus berangkat" Balas Natasya.

Tanpa menjawab cewek tersebut duduk disebelah Geo lalu memakan sarapannya dengan tenang.

-----

"Aldrich! Kamu kemana aja sih, aku cariin juga" Kata Amanda dengan manja. Tangannya tidak diam saja, lengan kanannya bergelanyutan seperti monyet di lengan kiri Aldrich.

Spontan Aldrich menghempaskan tangan Amanda dengan kasar. Matanya menajam ke sisi kirinya yang terdapat Amanda.

"Gausah ganggu, berisik" Dingin, tajam, dan menusuk. Setelah mengatakan itu, Aldrich meninggalkan Amanda di koridor kelas XI seorang diri. Tanpa memperdulikan rengekan manja darinya.

"IH! ALDRICH, TUNGGUIN"

----

"Ge, bareng gue aja, yuk" Seru Geo sambil menaiki ninja putih kesayangannya. Anggukan kepala singkat membuat Geo membetulkan posisi duduk dan helmnya. Setelah memastikan Gea naik, Dia menstarter ninjanya lalu melesat membelah kemacetan kota.

10 menit kemudian...

Motor ninja putih milik Geo mulai terlihat di gerbang SMA MERAH PUTIH. Dengan kecepatan rendah dia memarkirkan motornya di parking area.

Setelah turun dan melepas helm, mereka berjalan beriringan ke arah XI Mia 1. Kelas yang hanya berisi siswa siswi dengan kecerdasan diatas rata rata dan IQ tinggi.

Geo dan Gea memasuki kelas dengan wajah dingin andalan dan terkenal keduanya. Sebenarnya hanya Geo lah yang terkenal, Gea terlalu tertutup dan anti sosial. Masker adalah alasan utama masalah ketidak terkenalnya Gea. Dia selalu memakai masker yang menutupi bibir dan hidung mancungnya. So, This is the reason.

---

"Al, lo dipanggil Bu Tias di kantor sekarang" Kata Zidan, teman sekelasnya.

Tanpa menjawab Aldrich melangkah ke ruangan bu Tias di kantor dengan wajah datar. Menghiraukan ucapan Zidan yang menyindirnya.

"Bilang Makasih kek, dingin amat"

---

"Ge, lo kapan ngelepas masker 'gak penting' lo itu?" Tanya Geo

"Gatau"

"Beneran? Ck, serah lo dah" Sungut Geo.

Pasalnya ini adalah pertanyaan ke 1500 yang Geo lontarkan ke Gea dan jawabannya selalu sama. Kesel? Jangan ditanya. Capek? Banget, tapi gimana lagi.

"Nanti sore gue pulang sendiri" Ucap Gea tiba tiba. Geo menolehkan pandangannya dari nenda pipih di tangannya ke Gea yang sibuk dengan video dance di laptop putih kesayangannya.

"Okay, take care" hanya kata itu yang dapat diucapkan Geo.

Tbc

Jangan lupa vomment ya?

Bye bye, see you...

Way Back Home Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang