Chapter 1
Suasana pagi bersalju membuat Yuri malas beranjak dari tempat tidurnya. Musim dingin. Seragam tebal. Hari-hari sekolah menyebalkan. Sebentar lagi, sebentar lagi. Gadis itu kembali menarik selimutnya. Setiap hari Yuri setengah hati menjalani kehidupannya di sekolah. Bukan masalah nilai, ia termasuk dalam jajaran peringkat teratas di sekolah. Tapi yang jadi masalah adalah...
"Kau Yamazaki Yuri 'kan?"
Baru menjejakkan kaki di depan gerbang sekolah. Sudah ada seorang gadis yang sedang menunggunya.
"Siapa?" balasnya tanpa minat.
"Aku... Aku Watanabe Shiho dari kelas B. Tolong berikan ini pada kakakmu," ucapnya gugup seraya memberikan bungkusan kue dengan pita yang manis.Yuri menatap gadis di depannya dengan bingung. Kenapa tidak coba berikan sendiri? Pasti kakaknya akan menerima dengan senang hati. Apalagi itu sepertinya kue yang enak.
"Berikan saja sendiri, aku jarang berbicara dengan dia." tegas Yuri sambil berjalan melewati Shiho.
"Sombong sekali,"
Sifat Yuri tak pernah berubah, dari dulu hingga sekarang ia tidak pernah suka menjadi pusat perhatian ataupun di tengah keramaian. Berbanding terbalik dengan kakaknya. Selalu jadi pusat perhatian dan juga dikelilingi banyak orang. Tapi, ia tidak peduli.Kento sejak tadi berdiri sambil melirik jam tangan yang ia kenakan. Hampir terlambat, kemana adiknya itu? Dari belokkan koridor tampak Yuri tengah melenggang santai menuju kelasnya. Kento bernapas lega, ia mengisyaratkan agar Yuri cepat menghampirinya. Bukan membaca isyarat, justru Yuri berbelok ke arah toilet. Kento sangat kesal. Apa sampai sebenci itu Yuri padanya? Bahkan di sekolah Yuri tidak mau berbicara ataupun menyapanya sama sekali.
"Padahal aku hanya ingin meminta bekal makan siangku. Kenapa dia malah menghindar?" pikir Kento.
Semenjak orangtua mereka sibuk bekerja di luar negeri dan jarang pulang ke Jepang,Yuri yang selalu bertugas memasak dan mengurus makan siang untuk ia dan juga Kento. Meski satu sekolah, bahkan satu rumah, Yuri jarang berbicara dengannya. Bahkan Yuri selalu menolak jika harus pergi bersama ke sekolah dengan kakaknya.
Ponsel Kento bergetar, satu e-mail masuk dari adiknya.
'Bekalmu sudah aku masukkan di dalam loker. Jadi, tidak perlu menunggu di depan kelasku.'
Kento menghela napas pelan. Sangat membingungkan.Entah sejak kapan Yuri berhenti berbicara padanya. Mungkin kira-kira sejak mereka masuk SMP dan sejak itu juga Yuri mulai menjauh. Yuri sempat ingin masuk sekolah yang dilengkapi dengan asrama agar ia tidak perlu bertemu dengan kakaknya setiap hari. Tapi, tentu saja hal itu ditentang Kento habis-habisan.
"Ken-chan, apa yang kau lakukan? Menunggu adikmu lagi?"
Kento berbalik, ternyata Nanako. Gadis yang sekarang menyandang status 'kanojo' Kento. Nanako memang sudah menyukai Kento sejak SMP. Tapi, baru beberapa bulan ini Kento memperjelas hubungan mereka.
"Eh, terlalu terlihat overprotektif, ya?"
Gadis manis di hadapannya terkekeh pelan.
"Tidak. Wajar juga kau mengkhawatirkan dia. Menurut ceritamu, Yuri-chan gadis yang jarang bicara juga bersosialisasi."
Kento mengangguk lemah. Apa yang membuat Yuri berubah seperti itu?Sudah untuk yang keberapa kalinya Yuri menghela napas malas. Semua pelajaran hari ini bukanlah kesukaannya. Semakin membuat rasa kantuknya menjadi luar biasa. Posisi duduknya yang menyamping arah jendela, membuat Yuri bebas melamun keluar. Ah, ternyata kelas kakaknya sedang olahraga hari ini. Tanpa harus dicari, sosok paling menyilaukan tengah menjadi pusat perhatian.
"Yamazaki-kun, semangat!"
Teriakkan dari segala penjuru semakin membuat Yuri mual. Memang harus seperti itu? Harus berteriak hingga semua orang tahu kalau dia sedang menyemangati Kento. Ada satu gadis yang paling Yuri soroti, gadis itu sudah pasti yang paling dekat dengan kakaknya. Nakajima Nanako. Sudah terbaca, dia adalah pacar baru kakaknya.Yuri merapikan tumpukan buku yang harus dibawanya ke ruang guru. Sedangkan yang lain mungkin sudah sampai ke rumah mereka masing-masing. Ya, memang hari ini adalah hari piket untuknya. Ternyata piket sendirian memang merepotkan. Yuri mengecek ponselnya ternyata ada pesan dari kakaknya.
'Kau pulang sendiri atau mau menunggu? Aku ada rapat komite siswa sebentar.'
Sejak kapan Yuri hobi menunggu Kento dan pulang bersama?
Setelah semua sudah rapi, Yuri membawanya dengan hati-hati. Ketika sampai di lorong kelas dua, langkahnya terhenti. Matanya menyipit ketika melihat Kento sedang berdiri di depan ruang komite siswa. Sepertinya ia baru akan mulai rapat.Dengan cepat Yuri berbalik arah dan mencari jalan lain untuk sampai ke ruang guru. Padahal tinggal melewati ruang komite siswa saja, sekarang ia harus mencari jalan memutar agar tidak bertatap muka dengan kakaknya.
"Hei, kau adiknya Kento 'kan? "
Yuri mencari asal suara itu, "aku disini,"
Ah, ternyata dari dalam kelas kakaknya. Seorang laki-laki dengan cengiran cerahnya tampak muncul dari balik jendela. Sepertinya Yuri tidak asing dengannya.
"Oh, dari ekspresi wajahmu aku tahu, kau pasti lupa denganku 'kan? "
Yuri mengangguk pelan.
Laki-laki itu terkekeh geli melihat reaksi Yuri.
"Aku Yamamoto Hiroshi teman kakakmu, panggil saja Hiro-senpai. Kau Yuri-chan 'kan?"
"Jangan sok akrab dengan memanggil nama kecilku." balas Yuri tajam.Tawa Hiro semakin membuat Yuri jengkel.
"Maaf, maaf.. baiklah aku panggil kau Imouto-chan saja, bagaimana?" ledek Hiro sambil menaik turunkan kedua alisnya.
"Terserah," respon Yuri tak peduli.
Yuri kembali melanjutkan langkahnya yang terhenti. Lebih cepat ia menyerahkan buku ini, semakin cepat juga ia pulang.
"Hee, sombong sekali kau Imouto-chan. Padahal aku masih ingin berbicara padamu."
Suara manja Hiro sudah semakin tidak Yuri dengar. Lagipula membuang waktu saja meladeni orang aneh seperti itu. Hiro tersenyum kecil melihat bayang Yuri yang semakin menjauh.
"Gadis yang menarik."Setelah berhasil mengantarkan semua tugas murid di kelasnya, Yuri cepat-cepat kembali ke kelasnya. Ia melirik sekilas arloji di lengannya, sudah cukup sore ternyata. Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal, Yuri membawa tasnya. Tak lama kemudian Kento mengecek kelas adiknya. Ia cukup khawatir, karena Yuri tidak membalas apapun. Tapi, tak ada siapapun di kelas Yuri. Semua sudah pulang.
"Dia itu selalu saja seenaknya. Tanpa kabar menghilang begitu saja," keluh Kento sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimi ga kanau basho
Fanfiction" Dare mo mina mune ni oshibana no you na Setiap orang selalu melupakan suatu tempat. Kesshin wo dokoka ni wasureteiru keputusan yang mereka pilih, seperti bunga di dalam hati." Yamazaki bersaudara dengan kepribadian bertolak belakang saling menjal...