"Silahkan masuk Non Dinda," ledeknya sembari membukakan pintu mobil.
"Terimakasih Pak Supir Ferrel," ledek-ku balik.
Sampai di dalam mobil pun kita tetap meledek satu sama lain.
Tawaku pun hilang ketika Ferrel memuji penampilanku."By the way lo terlihat sangat cantik dan anggun malam ini," ucap Ferrel yang menatapku sekilas dan kembali fokus pada kemudinya.
Aku hanya terdiam mendengar pujiannya.
"Tidak adakah sesuatu hal yang akan kau katakan padaku?" ucapnya. Tetapi kali ini ia tetap fokus ke depan.
"Thanks buat pujiannya. By the way, lo juga keren malam ini," Pujiku seraya memalingkan wajah ke hadapannya.
"Oh ya?" tanya-nya yang tak percaya.
"ya," jawabku meyakinkan.
"Thanks Nona," ucapnya yang tersenyum simpul.
Aku melukiskan senyumku sekilas.
Dan kembali seperti biasanya suasana menjadi hening, tidak lama kemudian kami tiba di rumah makan Cipuput.
Ferrel berlari kecil mengitari mobil, kemudian membukakan pintu untuk-ku.
"Silahkan Non," ledeknya lagi sembari mempersilahkanku untuk keluar.
Aku hanya tersenyum simpul melihat tingkahlakunya.
Kami pun mulai berjalan beringan.
***
Kami yang sedari tadi berjalan akhirnya bisa menginjakkan kaki didalam rumah makan sederhana yang terkenal bersih dan rapih, serta perilaku pelayan yang sangat sopan. Kami pun melangkahkan kaki menuju meja yang telah di pesan oleh Ferrel.
"Silahkan putriku yang cantik," ucapnya seraya mempersilahkanku untuk duduk.
"Terimakasih."
"Selamat datang mas, mbak. Ini daftarnya," ucap pelayan seraya memberikan daftar makanan.
"Lo mau pesan apa?" tanya-nya menatapku.
"Kentang goreng sama jus jeruk," jawabku cepat.
"Udah?"
Aku menganggukkan kepalaku.
"Kentang gorengnya dua sama jus jeruknya 2," ucap Ferrel kepada pelayan.
"Lo juga suka kentang goreng?" tanyaku.
"Iya, emang kenapa? Selain itu kan biar sama. Hehe," ucap Ferrel menyeringai.
"Yaelah.. Lo ngefans sama gue? Ngomong Fer," ledek-ku.
"Idih... Sorry. Gue nggak ngefans sama lo!" ucapnya yang tampak kesal.
"Bercanda kali Fer. Gitu aja ngambek," ledek-ku.
Raut wajah Ferrel terlihat sangat lucu ketika ngambek. Rasanya aku ingin tertawa, tetapi sebisa mungkin aku memendam tawaku tetapi itu gagal.
"Lo lucu banget sih Fer kalau lagi ngambek. Haha.." ucapku yang diakhiri dengan gelak tawa.
Mendengar ucapanku, Ferrel mengerucutkan bibirnya tanpa ku sadari itu membuatnya terlihat lebih imut.
Tak lama kemudian makanan tiba di meja kami.
Aku dan Ferrel mulai menyantap perlahan-lahan makanan yang telah kami pesan.
Tiba-tiba Ferrel menyapu ujung bibirku menggunakan ibu jarinya.
Seketika badanku menjadi tegang, untuk bergerak pun tak sanggup.Aku mencoba memberanikan diri untuk membuka mulutku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Tea Plantations [SLOW UPDATE]
General FictionSeorang perempuan yang ingin melupakan kenangannya bersama mantan kekasihnya. Sehingga ia memutuskan untuk pergi ke villa ayahnya tepatnya di Bogor. Adinda tidak menyangka, ia dipertemukan dengan laki-laki yang telah berhasil membuka pintu hatinya d...