#5 OBAT ATAU LUKA

79 20 23
                                    

17.00

Vino tak menyangka gadis itu adalah gadis yang biasa dia tunggu-tunggu, sontak dia terkejut dan lansung mengusap air matanya.

"Sudah lama ya disini?" tanya Vino kepada gadis itu.

"Nggak kok, baru aja." jawab gadis itu.

"Ehh iya, aku Vino.." ucap Vino mengenalkan diri.

"Aku Vika,.. kamu tadi kenapa nangis ? Laki-laki masaan nangis, gak malu apa? " tanya Vika kepada Vino.

"Nggak papa kok, aku gak malu kalau itu untuk orang yang aku sayang." ucap Vino tidak berani menatap gadis itu.

"Emang orang yang kamu sayang itu kenapa?" tanya Vika dengan lugunya.

"Dia ninggalin aku, dan ini kedua kalinya aku ditinggalkan dia. Dia selalu bilang dia gak akan pernah ninggalin aku, dan akhirnya dia pergi." jawab Vino kepada Vika dan masih tidak mau menatapnya.

"Ihh kamu kenapa gak mau lihat aku? Aku ganggu ya?" tanya Vika karena penasaran.

"Nggak kok kamu gak ganggu, aku belum bisa aja ngeliat mata perempuan selain dia saat ini." ucap Vino.

"Ibu kamu?" tanya Vika.

"Ibu aku udah meninggal Vik." jawab Vino

"Uppsss, maaf yaa."

"Iyaa gak papa ." jawab Vino.

"Emangnya yang ninggalin kamu itu berarti banget ya buat kamu?" tanya Vika kepada Vino.

"Aku gak tau dia itu berarti atau nggak, dia seperti penyakit dalam hati ku dan sekaligus dialah yang menjadi obatnya. Aku salalu butuh dia. Aku berharap dia kembali, dan sekaligus aku juga berharap agar tidak bertemu dengan dia lagi." ucap Vino dan meneteskan air matanya kembali.

"Agghhhh, Aku gaktau sebenarnya apa yang aku ingin sekarang." seru Vino sambil meremas rambut dengan kedua tangannya.

Vika hanya diam melihat Vino, dan memikirkan bagaimana caranya agar si Vino bisa tenang dan tidak sedih lagi.

Senja pun mulai muncul, ini adalah pemandangan favorite Vika.

Dan Vika pun perlahan-lahan mencoba mengajak ngobrol Vino kembali, "Ehh Vin, liat dehh senjanya. Indah yaa.." ucap Vika kepada Vino.

"Iyaa. Siska juga sangat menyukai itu.." jawab Vino sambil tersenyum kecil.

Vika terdiam kembali, sambil memikirkan begitu berartinya wanita yang bernama Siska itu bagi Vino.

Keindahan sang senja pun perlahan-lahan hilang. Kembali malam merenggut senja dari hadapan penikmatnya.

"Vin, aku balik duluan ya." ucap Vika berpamitan dengan Vino.

"Ehh, iya Vik. Hati-hati ya.." jawab Vino kepada Vika.

Vika pun berjalan meinggalkan tempat itu.

"Vikaa!!" Vino memanggil Vika.

"Iyaa Vin? Ada apa?" tanya Vika kepada Vino sambil berjalan tanpa membalikkan badannya.

"Besok bakal kesini lagi kan?" tanya Vino tanpa menatap wajah Vika.

"Iyaa Vin, jam lima aku kesini lagi kok." jawab Vika kepada Vino dengan suara sedikit keras karena jarak yang semakin jauh.

Vino pun seperti biasanya tetap disitu sampai malam tiba,

Kali ini langit tampak berbeda dari biasanya, tidak ada satu pun bintang yang menghiasi nya.

Sesekali Vino menangis dan berbicara sendiri,.

Senja dan MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang