Empat Puluh Dua

3.2K 106 3
                                    

Meski ingatan itu menyakitkan tapi aku tetap ingin mengingatnya~Rachel Gifany Elysia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meski ingatan itu menyakitkan tapi aku tetap ingin mengingatnya
~Rachel Gifany Elysia

->Selamat Membaca<-

Rafael keluar dari toko roti, "Nih rotinya." Rafael mendongak menatap Rachel, "Who are you?" Rafael berdiri di depan Rachel menatap orang yang berada di depan Rachel, "Raka."

"Siap dia, kak?" Rachel berbisik di belakang Rafael.

"Rachel." Rafael berbalik menatap Rachel, "Ini rotinya, kamu pulang dulu sama Ridela."

"Iya." Rachel berjalan menuju rumah.

"Rachel?!" Raka akan mengejar tapi langsung di tinju Rafael, membuat mereka menjadi pusat perhatian.

"Lo ngak usah deket deket sama adik gue, lo sama selingkuhan lo sana." Rafael menatap tajam Raka yang masih duduk di trotoar setelah di tinju Rafael.

"Gue bisa jelasin, bang." Raka berdiri lalu berjalan mendekati Rafael

"Jangan pernah panggil gue bang! Lo bukan adik gue!" ucapan Rafael berhasil membuat Raka diam di tempat sedangkan Rafael memutup matanya rapat rapat, ingin sekali dia memukul Raka tapi dia sadar dia berada di negara orang dan dia juga malas kalau sampai tertangkap karena memukul orang

"Sekali lagi gue peringatkan, jangan pernah ganggu adik gue." Rafael menekan setiap katanya lalu pergi.

"Gue ngak akan pernah nyerah untuk mendapatkan Rachel lagi." Raka berteriak membuat Rafael berhenti berjalan. "Sampai kapan pun gue ngak bakal rela Rachel sama orang lain."

"Gue masih sayang sama Rachel, gue sama Queen cuma sebatas teman, ngak lebih!" Raka dan Rafael masih diam di tempat dengan Raka yang terus berbicara, "Queen ketemu gue cu...."

"SHUT UP!" Rafael berbalik menatap Raka tajam.

"Gue bakal ngomong terus sampai semuanya jelas, sampai ngak ada salah paham lagi." Raka masih saja terus berbicara, "Queen punya."

"Gue bilang diam!" Rafael memukul Raka membuat Raka tersungkur, "Gue ngak butuh penjelasan dari mulut brengsek lo." Rafael masih saja terus memukul Raka.

"Gu... E tetap bakal... Jelasin." Raka tetap saja bebicara meski pipinya terasa sakit, perutnya terasa di aduk, dan dadanya terasa sesak.

"Sekali lagi lo ngomong, gue buat lo diam selamanya." Rafael berdiri tepat di depan Raka.

"Gue sayang Rachel." Rafael melakukan apa yang dia katakan, dia kembali memukul Raka.

"Rafael! Stop! Apa lo ngak ingat apa kata ayah lo?!" Azka datang dan langsung menarik Rafael, Azka memang biasa memanggil Rafael hanya dengan namanya karena Rafael yang meminta.

"Don't stop me!" suara Rafael menjadi sangat dingin dan tatapanya masih menatap Raka dengan tajam.

"Ingat apa yang ayahmu katakan!" Azka dengan berani menampar Rafael dan berhasil membuat Rafael menunduk diam. "Rafael, jangan buat kemarahan menguasaimu."

You Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang