"Tapi, pastinya ada satu hal yang sudah pasti, bahwa namamu bukanlah Sou Fujisaki- Namamu Elois"
****
"Eh?"
"Kau tidak mendengar apa kataku tadi? Nama aslimu adalah Elois" kata Ignacia sekali lagi.
Sou hanya bisa diam menatap mata sedingin es milik Ignacia yang sedang menunggu jawabannya.
"Jadi?"
"Maksudmu jadi apa?" Tanya Sou.
"Apakah kau mengerti?" Kesal Ignacia mencoba untuk tidak memanahnya tepat di dahinya.
"Hmm, tunggu sebentar, biarkan aku berpikir jernih dahulu" gumam Sou memegang kepalanya, apakah hari ini tidak bisa bertambah buruk?
Sebuah aura canggung berkeliling diantara dia, Ignacia, Orlin, dan perempuan berambut merah yang tidak salah adalah Lucile. Baiklah, hari ini dia sudah hampir tertinggal kereta, masuk tim basket merah, bertemu dengan orang aneh seperti Orlin, hampir di serang mati-matian oleh monster yang menjadi Hiranami-senpai, dan sekarang ada orang aneh lagi yang memberitahukan bahwa namanya adalah Elois.
"Jadi- nama asliku Elois bukan Sou, aku adalah target dari gazar atau gazer atau apaun itu terserah-"
"Iya" anggung Ignacia yang sedikit senang bahwa anak 'idiot' ini telah mengerti apa yang telah terjadi.
"Dan kalian juga sedang memburuku bukan?" Lanjutnya.
"Eh?"
Hanya satu kata singkat yang keluar dari bibir Ignacia. Orlin dan Lucile hanya bisa diam di tempat mendengar kata-kata terakhir Sou. Tangan Ignacia telah mencengkram anak panahnya, bersiap-siap untuk menembak Sou secepat mungkin.
"Tunggu sebentar Ignacia- lebih baik kita menjelaskan semuanya kepada dia secara santai- bukankah itu ide yang lebih baik?" Panik Orlin melihat Ignacia dengan kesabarannya yang telah habis.
"Akan lebih baik, aku menjelaskan semua itu kepadanya secara keras!" Sahut Ignacia yang sudah menempatkan anak panahnya dalam posisi. "Ugh!"
Dengan cepat, Sou melepas sweater kuning miliknya dan melemparkannya ke arah Ignacia, membuatnya buta sementara. Ia lalu berlari walaupun kakinya menolak untuk berlari, lalu berbelok ke arah tangga bawah.
"Hei! Kembalilah kau ke sini! Kita belum selesai berbicara!" Seru Ignacia tetapi tanganya ditarik oleh Lucile.
"Lebih baik kita membiarkannya membereskan pikirannya semenjak dulu-" katanya. "Tenanglah Ignacia, kau adalah jiwa kebajikan- jadi bersikaplah seperti biasanya". Sebuah aura menenangkan keluar dari Lucile, mengelilingi Ignacia, dia menarik napas dalam sebelum menjadi tenang lagi.
"Sudah lebih baik?" Tanya Lucile. Ignacia hanya mengangguk tenang. Dia melihat ke arah Orlin yang agak ragu mengembalikan tongkatnya ke dunia astral. "Kita harus bergerak agak cepat, aku punya firasat yang tidak enak" katanya melihat awan gelap menyelimuti langit.
Ignacia hanya menunduk menatap liotin perak yang terikat di lehernya. 'Waktu kita terbatas-' pikirnya.
****

KAMU SEDANG MEMBACA
The Guardians : Lynx
Fantasy"Seorang pengkhianat akan muncul diantara kalian, Satu orang akan tergeletak di kegelapan, 8 jiwa akan jatuh ke bumi, Kegelapan yang terkalahkan akan bangun dari keabadiannya, Mencari kekuatan tanpa batas" Sebuah ramalan membuat 10 jiwa besar menjad...