Chapter 1

16 2 1
                                    

       

"AGATHAAAAAA" teriak Mila -ibu kandung- Agatha.

Agatha yang sedang terlelap di mimpi indahnya tiba-tiba membuka mata dan terbangun dari tidurnya. Dia melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah 7 kurang 5 menit.

Agatha kesiangan lagi dan dia yakin Mila pasti akan menghukumnya karena lagi-lagi Agatha bangun terlambat dan tidak membuatkan sarapan untuk Mila.

"BUKA PINTUNYAAA!!!" teriak seseorang dari luar sambil menggedor pintu dengan sangat kencang.

Tubuh Agatha bergetar dan wajahnya pucat. Itu Mila.

Agatha tidak bisa berfikir apa alasan yang tepat atas kecerobohannya ini.

Apakah dia kabur saja dengan cara meloncat lewat jendela?

Apakah dia bunuh diri agar Mila merasa bersalah dan membuang mayat Agatha di sungai?

Tidak tidak.

"Berpikirlah secara logis Tha.." gumamnya.

"AGATHAAA!!!"

Lagi-lagi jantung Agatha berdegup kencang. Ini bukan karena dia sedang jatuh cinta melainkan karena sebentar lagi dia akan jatuh ke lubang neraka.

Agatha ingin menangis.

Agatha bingung harus bagaimaa.

Satu-satunya cara hanya membuka pintu dan menahan rasa sakit lagi.

Ya,hanya itu cara terbaik. Karena sekarang jarum jam sudah menunjukkan jam setengah tujuh, 30 menit lagi gerbang akan ditutup dan Agatha belum melakukan apa-apa.

"AGATHA BUKAAAA!!"

Agatha turun dari ranjang dengan perasaan yang tak karuan. Dia belum siap menerimanya lagi.

"Tuhan tolong Agatha" ucapnya sambil megadah tangan ke atas.

Agatha sudah berada di depan pintu. Tangannya gemetar dan suhu tubuhnya bisa dibilang tidak normal.

Klik

Pintu terbuka.

Menampilkan sosok wanita anggun dengan memakai dress dibawah lutut disertai senyuman yang membuat siapapun bergidik ngeri melihatnya.

Termasuk Agatha.

"Bagussss..." ucap Mila sambil memberi senyuman kematian untuk Agatha.

Agatha menelan ludah dengan susah payah. Dia tau apa yang akan Mila lakukan. Cepat atau lambat pasti akan..

Plak..

Satu tamparan.

Agatha meringis sambil memejamkan mata.

Plak..

2 tamparan di pipi sebelahnya membuat Agatha nyaris terjatuh.

"Udah berani males-malesan kamu hah!"

Agatha masih diam. Dia tidak ingin membuat kesalahan yang lebih fatal lagi. Jadi, lebih baik Agatha diam.

Agatha seraya menunduk sambil merapalkan doa-doa agar Mila tidak melukainya lebih dari ini. Karena pagi ini dia akan pergi ke sekolah. Dan lagi-lagi Agatha harus menutupi wajahnya menggunakan masker. Lagi-lagi juga Agatha harus berbohong kepada gurunya alasan memar-memar diwajahnya.

Agatha lelah dengan semua ini.

Mila melihat jam yang melingkar indah di tangannya dan ditatapnya Agatha yang masih menunduk.

A is UWhere stories live. Discover now