prolog

28 2 0
                                    

Happy reading^^ , seterah aku fikir- fikir aku mau ralat cerita kemarin karena jujur aku sedikit gak- ngeh sama cerita aku sendiri:)

                                   .

                                   .

Rachel Irawan, kini sedang menatap sebal ke arah cowok berwajah tengil di hadapannya ini, yap GentaAditama, ketua OSIS paling laknat menurut Rachel. Bagaimana bisa jadwal Rapat OSIS hari ini ia batalkan secara mendadak dengan alasan yang tidak jelas.

"Kalo mau di batalin bilang kek dari tadi, kan ada grup chat ih gimana sihlo, kasian anak- anak tuh nungguin elo dari tadi eh malah lo dateng -dateng malah batal - batalin Rapat aja, mana lagi gue gatau harus pulang sama siapa, supir gue udah gue suruh pulang tadi." Cecar Rachel panjang lebar pada Genta yang kini menampilkan wajah santai, membuat Rachel semakin geram setengah mati. Rachel sendiri memegang posisi sekretaris di OSIS.

"Yaudah sih, masih ada hari lain juga dan anak -anak pada bawa mobil lo nebeng kek kalo lo gak mau nebeng naik angkot aja , simple kan?"

"Simpel pala lo peyang!" Teriak Rachel pada Genta yang sudah melangkahkan kakinya menuju parkiran.

Saat ini Rachel berdiri di halte menunggu angkot atau taxi, tadi saat ia akan mengirimi pesan pada supirnya tiba- tiba ponselnya mati, lowbat, padahal tadi banyak teman- teman seorganisasinya menawarkan tumpangan, entah setan mana yang menyuruh Rachel menolak tawaran mereka.

Rachel yang merasa bosan menunggu angkotan umum, ia merogoh saku bajunya mengambil sebuah i -pod dan earphone, lalu memasangkan earphone di telinganya.

'Kok gak nyala?' Fikir Rachel lalu mengerutkan keningnya melihat i- pod di tangannya,

"Eh iya, kan belom gue nyalain" Ucap Rachel terkekeh karena sadar akan kebodohannya.

Suara merdu milik Shawn Mendes dipadukan dengan petikan gitar mengalun indah di telinga Rachel,

"Eh, ada eneng cantik niuhh!"

Rachel membulatkan matanya sempurna,

"Mau kemana atuh neng...." ucap Pria berbadan besar sambil mencolek lengan Rachel yang saat ini ada di hadapannya.

Rachel hanya terdiam, ia takut tapi ia tidak tau harus apa, didalam hatinya ia merapalkan doa -doa supaya ada superhero datang menyelamatkannya. Pria preman itu semakin mendekat pada Rachel, ia menoleh ke kanan dan ke kiri, sepi. Membuat Rachel semakin takut, ia tak berkutik hingga setetes air matanya turun.

Pria itu mencengkram bahu Rachel, lalu mendorong Rachel sampai punggungnya menubruk tiang halte, wajah pria itu semakin dekat tangis Rachel pun semakin deras, ia menutup matanya pasrah apapun yanh terjadi.

'Bugh'

'Bugh'

'Bugh'

Rachel mebuka matanya, bahunya meluruh ia menangis, pria seperti preman itu sudah tidak ada entah kemana Rachel tidak tau,

"Cengeng, gue anter pulang" Ucap seorang cowok menyebalkan yang membuat harinya sial sambil memegang pergelangan tangan Rachel membawanya ke atas motor.

Rachel hanya diam di atas motor Genta, tidak ada pembicaraan sama sekali.

F E E L I N G SWhere stories live. Discover now